Soonyoung diam memandang langit-langit kamar Jihoon. Ada bintang glow in the dark yang tertempel di sana kata si mungil Seungcheol yang menempelkannya. Bahkan Jihoon menceritakan bagaimana murkanya Jeonghan pasal difuser oleh-oleh dari Prancis saat si cantik berlibur dengan ketua BEM.
Soonyoung membiarkan Jihoon tidur diatas lengannya. Merasakan si mungil mendengkur lembut dan meringkuk nyaman.
"Soon-ah," panggil Jihoon. Ia mengerjap memperhatikan jam digital pada meja belajar yang menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Kenapa, Ji?"
"Kamu belum tidur?" tanya Jihoon sambil menguap.
Soonyoung terkekeh. Menutup mulut si mungil dan memperbaiki posisi tidurnya agar lebih nyaman. Membawa Jihoon lebih rapat dan memeluknya.
"Ini mau tidur, kok."
Soonyoung bohong, Jihoon tahu betul. Apa Soonyoung memikirkan mereka? Maksudnya seks mereka sebelumnya? Apa Soonyoung terpaksa berada di sini? Jihoon tak bisa jika tidak sedih. Membawa tangannya menyentuh wajah Soonyoung. Tampan sekali.
"Tidak bisa tidur lagi?" tanya Soonyoung sambil terpejam. Menikmati elusan jemari si mungil di wajahnya.
"Soon, jangan dipikirkan," bisik Jihoon kemudian mengecup bibirnya.
Soonyoung tersenyum membalas kecupan Jihoon. "Baiklah, ayo kita tidur."
***
Seokmin bersama Jun duduk di perpustakaan sambil membuka beberapa buku dan terlihat sangat serius namun jika ditelisik kedua makhluk itu hanya membaca buku resep dan buku tata cara merawat kucing. Seokmin sangat serius pada salah satu resep tentang 2001 cara memasak tempe dan tahu. Biasa bahan masak anak kos.
Sebuah minuman dengan logo Starbuck terletak ditengah-tengah mereka. Keduanya menoleh dan mendapati Jihoon tersenyum manis sekali. Jun menyerit, tidak kenal pada sosok dihadapannya, sedangkan Seokmin menyapa ramah.
"Aku Jihoon, teman Joshua." Jihoon memperkenalkan diri pada Jun dan si pirang Cina mengangguk.
"Ada apa nih datang-datang bawa sogokan," ucap Seokmin.
Jihoon memukul lengan Seokmin. "Ini bukan sogokan."
"Joshua udah cerita, kok, gak usah malu," kekeh Seokmin.
Pipi Jihoon memerah. Jun hanya diam memandangi mereka dengan percakapan segudang rahasia, toh ia tak peduli dan fokus kembali pada bukunya.
"Um ... Soonyoung sering mimpi buruk, ya?" Pertanyaan dari Jihoon membuat Jun berhenti membaca dan segera menatap perubahan raut wajah Seokmin.
"Em ... kadang-kadang agak sering," jawab Seokmin.
"Sambil nangis gak?" timpal Jun dibalas anggukan Jihoon.
"Dia kangen Mamanya itu. Soonyoung kehilangan Mamanya pas masuk kuliah. Jurusan impian, universitas impian, tapi Mamanya udah pergi jadi Soonyoung ya begitu," jelas Jun.
Jihoon mengangguk.
"Ada lagi?" tanya Seokmin kemudian tertawa. "Gak berani nanya Soonyoung, ya?"
Jun menyikut Seokmin dengan tatapan ketakutan. "Soonyoung kalo marah kayak harimau."
Seokmin manggut-manggut. Sadar teman satu asramanya itu terkesan riang dan urakan tapi sekalinya marah bisa sangat menyeramkan. Mingyu saja tidak berani menegur jika Soonyoung mengamuk.
"Soonyoung insomnia?"
Jun tampak berpikir, seingatnya teman sekamarnya itu agak cepat tertidur namun ya kadang-kadang begadang layaknya remaja pada umumnya.
"Seingatku enggak, Ji," jawab Seokmin.
Jihoon melamun sesaat kemudian tersenyum dan beranjak pergi. Seokmin dan Jun hanya bisa mengangguk melepas kepergian si mungil.
"Mereka ada hubungan? Trus tunangan Soonyoung gimana?"
***
Jihoon hampir menjerit saat melihat sesosok berbaring di sofanya. Tanpa perlu memeriksa Jihoon tahu itu Soonyoung. Entahlah semenjak kejadian malam itu hingga 3 hari ini Soonyoung selalu mendatanginya. Jihoon sih senang saja saat melihat Soonyoung disekelilingnya.
Jihoon dengan pelan menuju kamar dan mengganti baju. Perlahan keluar dari kamar membawa selimut dan memakaikannya pada Soonyoung. Jongkok tepat di hadapan wajah si tinggi dan tersenyum lembut.
Ia dengar yang Jun katakan soal tunangan Soonyoung, bahkan jauh sebelum mendekatinya Jihoon sudah tahu dari Wonwoo dan Mingyu. Jihoon bukan memaksa ia hanya suka. Soonyoung dan eksistensinya membuat Jihoon aman dan nyaman.
Jihoon terkekeh saat jemarinya yang berada pada hidung Soonyoung membuat si empu mengerang. Dengan lembut Jihoon mengecup bibir Soonyoung berkali-kali hingga Soonyoung terbangun.
"Selamat sore!" sapa Jihoon riang.
Soonyoung mengerjap. Menarik Jihoon hingga jatuh diatas tubuhnya. Si mungil membawa dirinya berbaring di dada Soonyoung mendengar debaran berisik jantung yang bertalu. Bolehkah Jihoon berharap?
"Mau makan apa?" tanya Soonyoung dengan suara serak khas bangun tidur.
Jihoon terkekeh jahil. "Mau makan Soonyoung."
Jihoon menganggapnya main-main namun siapa sangka tubuhnya terangkat dan mereka menuju kamar. Jihoon menjerit saat tubuhnya terbanting. Soonyoung melumat bibirnya. Kasar dan cepat.
"Eugh.. Soon-ah.. Pelan," erang Jihoon. Tubuhnya diremat bahkan paha kesukaan Soonyoung itu dicengkram terlalu kuat.
"Akh!" Jihoon meremat bahu Soonyoung saat lehernya digigit.
"Soon-ah.. kenapa?" Jihoon menjauhkan kepala Soonyoung dan menatap
wajah tegas dengan alis bertaut. Rahangnya ketat dengan gigi bergemeletuk. Soonyoung menyerah dengan emosinya membawa kepalanya pada leher Jihoon dan mengecup lembut bekas gigitan tadi.
"Maaf, Mungil," bisik Soonyoung.
Jihoon mengangguk. Paham entah apapun yang Soonyoung pikirkan. Mengusap rambut hitam si tinggi dan mengecup manja pipi Soonyoung.
"Mau coba dari awal?"
Soonyoung diam, ia takut kelepasan kasar pada si mungil.
"Aku diatas."
***
Pergumulan mereka sampai malam hari. Jihoon merasa tenggorokannya sakit sekali. Mendesah keras dan bergerak naik turun hingga pahanya mati rasa. Bunyi kecipak basah memenuhi ruangan.
"Soon.. Ah.. Ah.."
Soonyoung dibawahnya hanya menggeram sambil mencengkram pinggang Jihoon membantunya naik turun.
"Ah.. Soon.. Ahh.."
Soonyoung menatap wajah Jihoon yang kelelahan namun si mungil enggan untuk berganti posisi.
"Ahh..." Jihoon mengeluarkan miliknya pada dada Soonyoung.
Soonyoung yang melihat si mungil mulai lemas segera membalik keadaan. Melesakkan miliknya cepat tak lama menyusul pelepasan Jihoon.
Soonyoung mengecup dahi Jihoon, lalu keduanya segera terlelap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty || SoonHoon
FanfictionDua insan dengan perasaan yang sama namun berbeda cara menyampaikan cinta. Apa yang dapat terjadi jika keduanya bersama? Soonyoung, terkenal sebagai lelaki cabul yang suka 'bungkus' makhluk manis bertemu dengan pujaan hati yang selalu ia damba. Makh...