Bab 1 : Sayatan Pertama

83 5 0
                                    

Mei 2012

Peraturan pertama dalam keluarga Maheswara jika terlahir sebagai seorang perempuan : hiduplah setenang mungkin, hingga rasanya tidak terlihat sama sekali. Aini sudah pernah mencoba untuk memperoleh perhatian dari orang tuanya dengan berbagai cara, mulai dari mencetak segudang prestasi hingga beberapa kenakalan remaja seperti pulang malam dari club, tetapi dia berhenti melakukan itu semua ketika berumur tujuh belas tahun.

Sudah anak perempuan, anak pertama pula. Orang tuanya bahkan tidak repot – repot menutupi rasa ketidaksukaan mereka dengan keberadaan Aini. Meskipun selalu tampil harmonis di acara – acara publik, hal itu tidak dapat menutupi kabar burung yang sudah beredar sejak beberapa generasi Maheswara sebelum orang tua Aini. Anak perempuan merupakan aib bagi keluarga Maheswara, mereka lebih suka mengambil menantu perempuan untuk kembali menghasilkan keturunan laki – laki.

Semua ini bermula beberapa puluh tahun silam, ketika tidak ada perbedaan antara anak perempuan dan anak laki – laki di keluarga Maheswara. Kala itu, buyut keluarga Maheswara memiliki sepasang keturunan. Yang perempuan adalah seorang adik, sedangkan yang laki – laki adalah seorang kakak. Hidup sebagai seorang bungsu perempuan di keluarga Maheswara menjadikan anak perempuan itu liar dan sombong. Dia ketahuan hamil di luar pernikahan, membawa aset keluarga secara ilegal, kabur dengan pasangan yang tidak di restui, dan berakhir mengalami kecelakaan tragis yang menyebabkan banyak orang tidak bersalah ikut kehilangan nyawanya.

Kejadian tersebut merupakan pukulan berat bagi keluarga Maheswara sehingga sejak saat itu semua keturunan perempuan di keluarga ini di anggap sebagai aib. Sialnya bagi Aini, berpuluh – puluh tahun kemudian, dialah yang terlahir sebagai anak perempuan di keluarga Maheswara. Harta berlimpah, tetapi di anggap sebagai sampah. Aini tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Aini memang tidak mengalami kekerasan fisik, jika beberapa kali itu tidak dihitung. Orang tuanya enggan menyentuhnya seakan dia adalah sarang dari wabah penyakit menular. Orang tua Aini lebih memilih menyakitinya secara verbal hingga Aini sudah terbiasa dengan kata – kata menusuk. Tidak heran, Aini tumbuh menjadi seorang gadis bermulut tajam yang tidak memiliki teman. Hanya satu orang teman selama tujuh belas tahun ini yang selalu menemaninya, yaitu Pramana Ganendra.

Ketika sudah jam tujuh malam, Aini turun ke bawah untuk makan karena perutnya sudah protes untuk minta diisi. Tetapi tujuannya bukanlah ruang makan utama mansion Maheswara, melainkan ruang makan belakang tempat para pekerja berkumpul. Meskipun Desmond Maheswara dan Listia Maheswara, orang tuanya, memperlakukannya dengan buruk, para pekerja disini tidak bersikap demikian. Justru mereka sangat mengasihinya dan selalu menemaninya kapanpun Aini membutuhkannya.

Salah satunya adalah Bibi Maria, seorang perempuan paruh baya yang sudah berumur 60 tahun. Bibi Maria sudah pernah di tawari untuk pensiun dengan pesangon yang tidak sedikit, namun Bibi Maria menolaknya dengan sopan. Dia tidak sampai hati untuk meninggalkan Aini di mansion ini. Apa salah Aini? Dia tidak pernah meminta untuk di lahirkan di keluarga Maheswara. Aini juga anak yang sangat cantik dan memiliki perilaku yang baik. Wajahnya merupakan perpaduan sempurna antara Desmond dan Listia. Aini hanyalah seorang anak polos yang tidak memiliki kesalahan, namun diperlakukan sangat tidak adil oleh kedua orang tuanya.

Bibi Maria sudah bekerja untuk keluarga Maheswara sejak Desmond masih kecil. Ketika kabar kelahiran Aini terdengar oleh seisi mansion, Bibi Maria dan semua pekerja sangat bersukacita menyambut kelahiran keturunan pertama dari Desmond dan Listia. Sayangnya, Desmond dan Listia tidak pernah bersyukur akan kehadiran Aini. Bibi Maria yang hidup sendirian dan tidak memiliki sanak saudara sangat sedih akan fakta itu. Dia berjanji untuk menyayangi Aini bagaikan anaknya sendiri.

"Dave, ini, makanlah yang banyak. Mama sudah meminta asisten rumah tangga untuk menyiapkan makanan kesukaanmu," tiba – tiba terdengar sayup suara Listia dari ruang makan utama.

Aini yang Bersemi IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang