Keramaian yang sudah lama tidak kudengar. Untung saja aku memutuskan untuk ikut festival ini. Jika tidak, mungkin aku sedang tidur tiduran dirumah.
Kefokusan Seulgi tertuju pada kebisingan yang tidak bisa ia lihat Karena terlalu dikerumuni orang-orang. Seulgi mendekati tempat itu, orang itu Lee Zin. Dia ikut material art karena tidak mau ikut noyeting.
Seulgi terkekeh sebentar sebelum ada seseorang yang memanggil namanya dari kejauhan.
"Kamu mau potong rambut juga gak?" Janghyun menawarkan nya secara cuma-cuma pada teman sebangkunya, Seulgi. Gadis ini tak enak menolak, tapi melihat keadaan salah seorang gadis yang rambutnya jadi botak tengah, itu membuatnya menggelengkan kepala.
"Ga usah. Makasih." Tolak Seulgi merasa tak enak, tapi jika dia harus menerimanya, maka ia harus merelakan rambutnya sendiri.
Seulgi menoleh ke kanan kiri seolah sedang mencari sesuatu diantara gerombolan orang itu.
"Itu dia..." Seulgi menggunakan kata-kata itu sebentar sambil menatap kearah dua orang, seorang laki-laki dan perempuan, Crystal dan Abang Jonggun.
"Dia siapa?" Bisikan seseorang terdengar dari telinga sebelah kirinya, Seulgi refleks menoleh ke arah orang tersebut. Hyungseok, memberikan senyum manis pada gadis itu yang bisa membuat jantung siapapun kejedar-kejedor.
Terlalu dekat. Hal itu yang ada dipikiran Seulgi, ia terbengong menatap seorang lelaki tampan itu, bahkan saking dekatnya, Seulgi bisa mendengar suara deru nafas Hyungseok.
Seulgi melangkah mundur pelan. Sampai ia tergelincir botol kaleng yang dibuang orang dijalan.
.
.
.
Brukk"Agh.." Seulgi meringis pelan, tidak sengaja ia mendengar suara tawa kecil seseorang. "Apa yang kau tawa kan?" Ketika Seulgi menampakkan ekspresi kesalnya, Hyungseok akhirnya berhenti tertawa.
"Maaf-maaf..." Hyungseok mengulurkan tangannya pada Seulgi, ia sedikit merasakan genggaman tangannya digenggam cukup erat oleh Seulgi sembari melampiaskan kemarahannya.
"Bukankah kau akan tampil sebentar lagi?"
"Masih ada satu jam sebelum itu." Jawab Hyungseok sambil menatap jam tangan pemberian Jay. "Bagaimana kalau kita lihat-lihat?" Tawar Hyungseok dan diangguki oleh Seulgi.
Kedua orang itu berjalan-jalan di festival itu. Tapi, mereka malah menarik perhatian orang-orang dan disalah pahami sebagai 'pasangan'. Namun, karena terlalu polos atau bodoh, mereka sama sekali tidak sadar jika nama mereka dijadikan sebuah pembicaraan.
"Lihat!" Seulgi menunjukkan suatu tempat dan tanpa sadar menarik lengan baju Hyungseok mendekati tempat yang ia tunjuk.
Terdapat Vasko, anak dari kelas arsitektur tengah melakukan panco dengan salah satu murid. Terlihat jelas dari wajah murid itu jika dia benar-benar berusaha, sangat berkebalikan dengan Vasko yang hanya memasang wajah datar.
Akhir yang bisa ditebak. Vasko memenangkan pertandingan itu dengan mudah. "Dia keren, ya?" Hyungseok kagum melihat sosok Vasko yang dikerumuni para murid-murid itu.
Vasko tanpa sengaja melirik sepasang mata yang melirik dirinya sedari tadi. Laki-laki bertubuh kekar itu mendekati Seulgi dan Hyungseok yang sedang menatapnya lekat.
"Kamu..." Vasko memandang Hyungseok lekat, sedangkan orang yang dipandang hanya tampil kebingungan. Seulgi tahu arti pandangan itu, tapi ini bukan saatnya untuk mereka berbaikan.
"Emm ... Hyungseok, ayo kita lihat-lihat tempat lain!" Gadis itu mendorong tubuh lelaki disebelahnya untuk meninggalkan Vasko yang memandang mereka lekat.
'Tidak diperbolehkan untuk bicara sebelum Hyungseok ditendang om Jonggun!'
Tapi ... setelah Seulgi melirik kebelakang, Vasko masih memandangi mereka, dan tiba-tiba ... air mata dengan bintik-bintik cahaya muncul. Apa ini pengaruh komik?
Aku jahat, ya?
Masa bodoh deh. Mereka juga akan main balon air nanti.
"Ayo beli roti!!"
"Kalau dibeli, jodohnya Bang Jihoon."
Seulgi melirik kearah seseorang yang berteriak cukup keras mempromosikan rotinya, namun tetap saja, tidak ada yang beli.
Seulgi mendekati tempat itu, secara untuk mengalihkan perhatian Hyungseok yang terus bertanya mengapa dia malah pergi.
"Hyungseok, lihat, deh. Kamu mau beli roti nggak?"
"Kalau kamu ma-" kata-kata Hyungseok terputus ketika teman-temannya menghampiri dirinya, Deokhwa, Jiho, dan tidak ketinggalan sang penata rias si tuan muda Jay, juga penggemar berat Hyungseok Haneul.
"Seok~ ayo kita siap-siap! Sebentar lagi kan kamu mau tampil." Haneul bergegas menggandeng tangan Hyungseok tanpa memperhatikan beberapa tatapan tajam dari gadis-gadis disekitarnya.
Hyungseok hanya menurut patuh dan mengikuti Haneul yang terus menarik-narik lengan nya, disusul dengan orang-orang yang sedari tadi ikut dengan nya.
Terkecuali Deokhwa yang masih sedikit termenung, Seulgi menyadari hal itu dan mencoba untuk berbicara dengan lelaki yang sedang sibuk dengan pikirannya.
"Semangat, ya. Kamu pasti bisa." Ucapan ringan Seulgi membuat lelaki itu melirik dirinya yang berdiri tepat disebelahnya. "Kamu itu berbakat. Apa lagi yang perlu di khawatirkan?"
"Apa aku akan berhasil?" Pertanyaan singkat Deokhwa membuat seulgi terdiam sejenak dan menunjukkan senyum simpul.
"Aku bertaruh satu miliar. Kamu akan berhasil."
Taruhan apa nya. Jika aku tidak tahu alur Lookism, mana berani aku berkata seperti ini. Satu miliar apa nya. Lebih baik aku bunuh diri dari pada harus menyerahkan uang itu pada orang lain.
Deokhwa berterimakasih pada Seulgi dan pergi menyusul gerombolan itu yang tertinggal.
"Mau beli nggak? Banyak banget dramanya, sih."
Tukang roti sialan ini benar-benar mengganggu skenario. "Aku beli satu sini." Ucap Seulgi kesal dan langsung merampas roti yang baru saja dibungkus itu.
"Kata bang Jihoon dia gak suka cewe galak. Nanti kalian gak jodoh."
Tapi, entah ini takdir konyol seperti apa lagi. Mereka, ada. Crystal dan Abang Jonggun yang sedang mondar-mandir. Tidak terlihat tanda-tanda Hyungseok, mungkin karena belum saatnya mereka bertemu, berapa menit lagi?
Tanpa sengaja, matanya bertatapan dengan Jonggun yang mengenakan kacamata hitam itu. Spontan Seulgi langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, laki-laki itu pun mengalihkan pandangannya dan berhenti memperhatikan Seulgi.
'wah, br*ngs*k. Hampir saja aku dalam masalah.'
Perempuan dan laki-laki itu, berjalan ketempat lainnya untuk lihat-lihat, mungkin. Apa ku ikuti saja?
Jangan naif, bodoh. Harusnya kan tidak begini!! Aku kan berusaha untuk menghindari mereka, kenapa aku malah penasaran? Apa kegiatan bertahan hidup ini akan hancur hanya dengan 'rasa penasaran'?
Jangan begitu, dong!!
Seulgi terlihat seperti orang bodoh, ditengah kerumunan orang-orang itu sambil menggelengkan kepalanya. Bahkan beberapa orang disana membicarakan tingkahnya.
Tangan seseorang yang menyentuh pundaknya menyadarkan dirinya pada dunia. Tapi, tangan siapa?
Seulgi menggerakkan kepalanya secara perlahan, seperti yang diduga. Hahaha. Park Jonggun sialan.
"Kenapa sedari tadi kau terus mencuri pandangan pada kami?" Tanyanya tenang, berbanding terbalik dengan Seulgi yang sudah dibasahi keringat dingin.
"Apa kau ada masalah, Nona?"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
NPC-LOOKISM x OC
FanfictionAku akan menjadi seorang npc disini. Lim Seulgi, gadis yang memiliki stamina di bawah rata-rata, tiba-tiba memasuki Webtoon kesukaan nya, Lookism, dan hal yang paling buruk adalah itu komik bertarung. Seulgi yang lemah tak berdaya, apakah mampu untu...