14. alurnya (pesta ulangtahun Vasko)

403 68 1
                                    

"Seulgi, kumohon datanglah ke ulang tahun Vasko!"

Seulgi tampak ingin menolak, apalagi dia tak suka udara dingin dan tubuhnya sangat rentan untuk sakit. Tapi, di sisi lain dia juga tidak tega untuk menolak permintaan Bumjae demi Vasko.

"Vasko akan sedih kalau kamu ga datang." Ucap Bumjae penuh harapan sambil terus memohon pada Seulgi sedari tadi.

Seulgi berpikir sejenak sebelum menghela nafas berat, "baiklah, aku akan datang.."

Bumjae terlihat lega sebelum menjabat tangan seulgi dengan cepat, "terimakasih! Terimakasih banyak!"

✩⁀➷

Sudah lewat dua hari sejak Bumjae mengajaknya pergi ke ulang tahun Vasko, dan lusa adalah hari di mana Vasko berulang tahun.

Seulgi berjalan-jalan di sekitar kota, berpikir apa yang harus dia beli untuk Vasko sebagai hadiah. Yah, meskipun Vasko pasti akan menerima hadiah apapun yang di beri. Terlalu sibuk berpikir, gadis itu sampai lupa dia sudah berjalan di mana. Bahkan tanpa sadar sudah keluar dari jalur yang dia hafal.

Seulgi berhenti berjalan saat menyadari dia sudah nyasar. Sebenarnya memang pilihan buruk berjalan sendirian di kota Seoul—meski bukan yang asli sendirian. Dia tak mungkin mengingat semua rute dalam satu bulan semenjak jatuh ke dunia ini.

Dia celingak-celinguk mencari jalan yang harus dia lewati, dan akhirnya dia memilih satu jalan. Gang sempit. Pikirnya, mungkin setelah melewati jalan ini dia akan menemukan sebuah jalan pintas yang bisa mengantarnya pulang. Jujur saja, itu pemikiran bodoh.

Tapi yah.. dia kan selalu sial.

"Sial banget─"

Seorang laki-laki yang sedang duduk bersandar di dinding sebuah bangunan tua dalam gang tersebut menoleh kearahnya yang mengumpat dengan raut bingung.

"Aku bukan ngomongin kamu kok, cuman numpang lewat." Seulgi tersenyum kikuk sebelum berjalan kearah laki-laki itu, berniat untuk lewatinya dan pergi.

Tapi, begitu mereka berdekatan dengan jarak satu langkah, Seulgi dapat melihat tangan laki-laki itu yang mengeluarkan banyak darah. Melihat pemandangan itu hanya membuatnya ngilu, dia ingin mengabaikan, tapi justru mungkin laki-laki ini akan menganggapnya sebagai gadis berhati dingin yang mengabaikan orang terluka di hadapannya.

"Tangannya kenapa?"

Laki-laki itu menatap sosok Seulgi yang berdiri di hadapannya sebelum tersenyum genit, "gapapa kok, cantik~" ucapnya sambil memberikan kedipan maut. Seulgi mau muntah mendengar ucapan Gimyung. Ingin sekali seulgi menendang wajahnya dan kabur. Tapi dia bukan orang gila seperti itu.

Dia mengeluarkan ponselnya dan berniat menelpon ambulance. Tapi tiba-tiba Gimyung memegang kakinya, seperti respon wanita pada umumnya, Seulgi menendang wajah Gimyung dengan reflek, "ngapain pegang-pegang?! Mesum ya?" Pekik Seulgi mundur beberapa langkah.

Laki-laki itu merintih pelan sambil memegangi hidungnya yang berdenyut-denyut karena tendangan Seulgi. "Bukan begitu! Jangan telpon ambulance." Ucapnya pada Seulgi.

"Terus tanganmu gimana?" Tanya Seulgi bingung, tapi masih tetap kesal.

"Tolong telpon kan temanku. Aku tidak bawa ponsel." Timpal Gimyung.

Seulgi berpikir sejenak sebelum mengangguk dan berjongkok, "berapa nomornya?" Tanyanya pada Gimyung.
Dan laki-laki itu menyebutkan nomor telepon Jitae. Dia tampak sangat hapal nomornya, benar-benar sebagian kecil dari romantisme. Dan kalau di lihat-lihat, sepertinya dia sedang kabur dari sesuatu.

Kamu menelepon nomor itu dan membiarkan Gimyung berbicara dengan Jitae. Tidak perlu waktu lama sampai rombongan big deal datang menjemput Gimyung. Di gang sempit itu dengan berdesakan.

"Kakak menelepon pakai ponsel siapa?" Tanya Jitae sambil memapah Gimyung untuk jalan.

"Oh, aku di bantu cewe cantik it— lho?" Gimyung celingak-celinguk mencari gadis itu yang sudah hilang. Tapi, dia terkekeh setelah itu. "Mungkin itu bidadari yang di kirim untuk membantuku~" ucapnya jelas di luar nalar. Jitae juga tampak heran tapi dia tak mengatakannya.

Sedangkan di sisi Seulgi, dia masih terengah-engah karena langsung kabur begitu saja saat rombongan big deal datang. Akan semakin buruk jika dia jadi pusat perhatian di sana.

Seulgu melihat sekeliling dan menyadari bahwa dia sudah kembali ke jalan yang dia tahu. Seulgi menghela nafas lega, tapi ini sudah terlalu lama dan hampir larut, sedangkan dia sama sekali belum menemukan hadiah apapun.

Dia tanpa sengaja melihat sebuah toko di sebelahnya. baiklah.. di sini atau tidak sama sekali.

•••

Seulgi sebenarnya mau datang lebih cepat ke pesta ulang tahun Vasko. Tapi dia malah kesiangan, membuatnya berlarian dengan jaket tebal di udara dingin. Bisa-bisa dia masuk angin setelah ini. Tapi, dia tiba-tiba melihat mobil polisi melaju melewatinya, dia bertanya-tanya apa yang terjadi. Sampai dia teringat sesuatu.

"Jangan menyerah dalam hidup ini!"

Ternyata benar. Pesta ulang tahunnya sudah di mulai. Dan sekarang Vasko sudah jatuh ke sungai. Seulgi bergegas menghampiri rombongan Hyungseok yang sedang termenung menatap Vasko.

Tiba-tiba, Seulgi merasakan seseorang menepuk pundaknya. "Permisi, apa boleh kami minta kesaksian anda?" Tanya reporter itu padanya. "Apa mereka teman anda?"

"Hah?" Seulgi tampak kebingungan. Saat reporter itu terus bertanya padanya. "I-iya sih.. tapi aku baru datang.." ucapnya kikuk. Dia menarik Zin yang berada di sebelahnya, "mba tanya dia aja!"

Saat reporter itu sibuk bertanya pada Zin. Seulgi pergi dan duduk di pinggir sungai dengan santai. Baginya dunia ini hanyalah karangan seseorang. Berada di sini sama saja seperti melihat mereka sedang syuting film.

Rambut gadis itu terurai kecil. Kebisingan di sekitarnya seperti tak terdengar begitu saja. Apa sekarang... Dia akan terus berada di dunia ini? Dunia yang hanya karya imajinasi seseorang sekarang menjadi nyata di hadapannya. Apa masih sepantasnya dia menganggap dunia ini hanyalah main-main dan bukan hal yang perlu diperhatikan?

Lamunannya terhenti saat seseorang menepuk pundaknya—Janghyun. Seulgi menatapnya dengan bingung, kenapa dia ada di sini?

Gadis itu melihat sekeliling. Pantas saja kebisingan menjadi lebih sunyi. Para tim penyelamat sudah pergi. Sekarang Vasko nyebur ke danau karena batu yang di sebut 'batu keberuntungan' yang di berikan oleh Zin menghilang. Kalau di pikir lagi sangat konyol.

Dia menceritakan hal yang terjadi pada Janghyun, membuat laki-laki itu mengangguk paham. Sepertinya yang Seulgi ketahui, Janghyun membuat batu keberuntungan baru dengan batu biasa yang di tulis dengan spidol. Mengatakan kalau batu itu telah ditemukan.

Rasanya sangat aneh karena dunia ini sangat mudah ditebak karena dia sudah tahu alurnya. Apakah kedepannya—akan terus seperti itu?

𐙚

Jangan pernah bosen bacaaaaaaa yaa sayang-sayang akuu hhehehee

NPC-LOOKISM x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang