MARRIAGE VOYAGE (NOMIN- MARKMIN) REPUBLISH

Haechan, Lee

Dari kecil Haechan selalu menyukai dongeng. Itulah sebab hidupnya sudah selayaknya buku dongeng.

Tumbuh besar dalam keluarga yang paham akan parenting. Kedua orang tuanya sangat mendidiknya dengan baik, tak pernah menuntut juga selalu paham atas apa yang diinginkan anak-anaknya. Karena itulah Haechan tumbuh menjadi pribadi yang ceria, punya banyak teman terlebih seorang kakak yang begitu menyayanginya.

Terlepas dari pribadi yang menyenangkan, Haechan rupanya masih tipikal anak manja yang selalu minta keinginannya dituruti. Haechan tidak terlalu peduli pada prestasi akademik, toh orang tuanya tidak pernah menuntut apapun. Mengerjakan PR sangatlah jarang, baik tugas pratikum atau ulangan harian yang jauh dari kata memuaskan. Tipikal sifat yang seperti inilah membuat Haechan hidup tanpa bisa jauh dari orang lain alias tidak bisa mandiri.

Beruntung saja dia masih mempunyai sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara kembarnya, Na Jaemin. Haechan pun mengakui, kalau bukan Jaemin yang membantunya akhir-akhir ini, dirinya mana bisa lulus?

Perbedaan kepribadian, Haechan yang suka bersenang-senang sementara Jaemin si serius membosankan. Tak jarang Haechan menanyakan pendapat terkait pacar-pacarnya yang menyebalkan karena Jaemin akan memberikan saran logis sesuai logika tanpa mengada-ada.

Seperti saat Haechan bercerita perihal Daniel, kekasihnya dari kakak kelas yang pertama. Daniel yang agaknya playboy suka tebar pesona sana-sini. Haechan saat itu masih dalam pengaruh perasaan hormon remaja, ingin bertekat merubah kebiasaan kekasihnya itu. Jaemin pun berkata, tidak ada gunanya merubah orang lain karena itu hanyalah akan mengingatkan pada kelemahannya. Jika sudah tidak bisa menerimanya mengapa masih dipertahankan?

Maka dimenit setelah itu, Haechan langsung mengirimkan panggilan ke Daniel dan mengatakan putus. Walau itu berujung dia yang menangis semalaman hingga tertidur di kamar Jaemin.

Haechan itu sangat menyanyangi Jaemin melebihi pacar-pacarnya. Maka setiap dia menyukai seseorang ia pun meminta pendapat dari Jaemin walau Jaemin sendiri sama sekali tak pernah memberikan komentar berarti seperti, "dia kelihatan dewasa dan bisa menjagamu," atau saat Jaemin menyatakan ketidak sukaannya, "dia sangat kekanak-kanakan, yakin kau tidak mual melihatnya?"

Semua itu berlaku pula saat Haechan mulai jatuh cinta pada Jeno, sosok yang saat ini menjadi suaminya. Mereka memang tidak cukup mengenal di SMA, dan baru mengakrabkan diri di lingkungan kampus. Saat Haechan bertanya tentang Jeno, dan Jaemin pun menanggapinya.

"Kau yakin ingin serius dengan pria ini?"

Bukan komentar seperti biasa Jaemin justru menjawabnya dengan pertanyaan. Tanpa ragu Haechan pun menganggukkan kepala mantap. "Aku menyukainya, dia tampan kan?"

Waktu itu Haechan menunjukkan akun sosial media Jeno. Tak banyak foto-foto yang dipostingnya kecuali pemandangan dalam konsep hitam putih. Dan Jaemin melanjutkan reaksinya dengan menggepalkan tangannya ke atas. Memberi semangat.

Haechan tidak terlalu memikirkan hal itu. Baginya dia suka Jeno dan Jaemin sudah memberi lampu hijau. Percayalah Haechan bahkan tidak peduli pada kakaknya yang mengatakan keberatannya. Ya, kelihatannya Mark sedikit tidak menyukai Jeno karena sikap kakunya yang tidak bisa berbaur dengan keluarga besarnya. Tapi apa mau dikata, Haechan sudah tergila-gila padanya.

Maka tak cukup mengejutkan saat Haechan membawa Jeno ke rumah dan mengungkapkan ketersediaanya untuk menikah dengan Jeno. Usia yang cukup muda waktu itu 22 tahun, dan Haechan bahkan belum menyelesaikan kuliahnya.

Tidak ada yang berani menolak akan niat baik itu, bahkan Jaemin. Berharap dari pernikahannya dengan Jeno ini, Haechan jadi sedikit dewasa untuk menjadi seorang istri.

Satu tahun pernikahan tidak terjadi apapun. Keduanya menikmati masa-masa indah pernikahan seperti yang diharapkan. Haechan serta merta diboyong ke Amerika. Meninggalkan keluarganya serta sahabatnya demi kehidupan barunya bersama Jeno.