Seorang pria baru saja keluar dari mobil Marasetti-nya, diikuti beberapa bodyguard berjas hitam yang berjalan di belakangnya. Di depan pintu masuk, sosok cantik semampai sudah menyambutnya sembari membawa tap yang berisi agenda yang dilakukan hari ini.
"Selamat pagi direktur?" Begitu sapanya. Melebarkan senyum termanisnya, lekas mengikuti atasannya berjalan.
"Selamat pagi Jungwoo." Balas Mark, nama direktur tersebut.
Senin pagi. Begitu semua aktivitas kantor bermula dengan beberapa karyawan yang lekas menunduk ketika berpapasan dengan atasan mereka. Menggunakan lift khusus. Kantor direktur berada di lantai atas dekat dengan rooftop pribadinya. Sehingga membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk gedung dengan tingkat 30 an.
"Apa saja agenda hari ini?" Tanyanya di dalam lift.
"Hanya beberapa pertemuan dengan klien di jam makan siang sekaligus memeriksa laporan dari para karyawan."
Mark mengangguk. Menunggu lift terbuka yang mengantarkannya langsung pada ruangannya. Jungwoo membantunya melepaskan jas-nya, membiarkan Mark menyikap kaca yang menghubungkan ruangannya dengan ruangan para karyawannya. Disinilah tempat biasa Mark mengawasi kinerja bawahannya, walau seringnya dia membuka CCTV sebagai ganti melihat.
Mengawali pekerjaan hari ini dengan membuka ponsel, terdapat notifikasi pesan dari istrinya yang dibubuhi emoticon Love. Tidak ayal, itulah runtinitas paginya yang selalu membuatnya bersemangat. Seorang istri yang perhatian adalah kunci kesuksesan suami.
"Kau sepertinya tampak senang pagi ini?" Jungwoo yang kembali hadir dengan membawa nampan teh beserta camilan kecil. Jangan kaget dengan perlakuan sekretaris manisnya ini. Ia akan menjadi profesional di depan mata pekerja lain, namun ketika ruangan itu tertutup, Jungwoo akan berubah menjadi sosok yang berbeda.
"Apa istrimu baru saja memberimu kepuasan semalam?" Tanyanya lirih, mengalungkan tangan pada pinggang Mark dari belakang.
"Apa Lucas tidak pernah mengajarimu menggunakan mulut?" Decih Mark meletakan ponselnya di meja. Ia mencoba membalik badan. Ditatapnya wajah manis yang tidak semanis istrinya ini.
"Mengapa penasaran pada orang lain jika kau sendiri bisa menggunakanku sepuasnya?" Jungwoo malah menantang. Memberinya kedipan manis agar Mark luluh seperti biasanya. Sayangnya itu tidak berguna. Mark justru mencekal tangan Jungwoo sebelum tangan itu berada di tempat yang tidak seharusnya.
"Jaga batasanmu, kita sedang di kantor."
Raut-raut menyesal timbul di wajahnya. Jungwoo pun akhirnya melepaskan pelukannya untuk membiarkan pria itu duduk di kursinya.
Mark itu suka seenaknya sendiri. Kadang bertingkah menyebalkan seolah tidak butuh Jungwoo, tapi kadang tingkahnya juga seperti bajingan yang haus belaian. Hubungan sepihak dimana Jungwoo dituntut selalu siap untuk Mark, sementara Mark boleh menolak untuk Jungwoo.
"Baiklah, nanti malam jam delapan. Lucas sedang ada undangan di luar kota." Ujarnya memberi kompensasi. Sengaja menyebut nama suaminya yang sedari kemarin sedang melakukan tour. Tidak tahukah seperti apa nasib istri kesepian itu?
"Tidak, aku sudah janji menjemput Jaemin nanti malam." Tolak Mark.
"Kau lebih dari mampu menyewa supir, Mark?" Protesnya.
"Dan kau lebih dari mampu pergi ke Club dan bersenang-senang sendirian?"
Jungwoo menatapnya lengah. Jika seperti ini bisa dipahami bahwa Mark memang benar-benar sedang dalam suasana tidak menginginkannya.
Hubungan terlarang yang sudah berlangsung kurang lebih enam bulan. Bermula dengan ketidaksengajaan mereka menghadiri pesta yang sama tanpa ditemani pasangan masing-masing. Ketidak hadiran Lucas adalah alasan, sementara Jaemin sudah tentu tidak bisa diandalkan. Keduanya sama-sama mabuk, lalu begitu saja berada di ranjang dengan permainan panas mereka. Berakhir ketagihan dan akhirnya tidak keberatan mengulangi dan mengulanginya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE VOYAGE (NOMIN- MARKMIN) REPUBLISH
FanfictionMark dan Jaemin, bisakah mereka melewati musim dingin pernikahan mereka?