55. Kedatangan Roy 🌸

772 155 26
                                    

Roy Adiyaksa, ia tengah berbahagia bercampur rasa haru karena pada, akhirnya ia bisa kembali menginjakan kaki di Tanah Air.  " Tanah air ku tidak kulupakaan, kan terkenang selama hidup ku, biarpun saya pergi jauh, tidakkan hilang dari kalbu. Tanah ku yang ku cintai, Engkau ku hargai, walaupun banyak negeri ku jalani, yang masyur permai di kata orang, tetapi kampung dan rumah ku disana lah ku rasa senang, Tanah ku tak kulupakan Engkau ku Banggakan ".

Mata Roy berbinar kala mendengar sebuah lagu yang bergema pada saat pesawat yang di tumpangi nya mulai take off. Hatinya bergemuruh kala pesawat itu mulai mendarat, roda pesawat mulai menyentuh dasar tanah Indonesia. Disinilah tempat nya di lahirkan disebuah Negara besar dengan julukan Negara Kepulauan, apa lagi kalau bukan Indonesia. Sebuah negara yang terkenal dengan ragam budaya dan makanan serta bahasanya. Meskipun negara ini sering kali panas dengan situasi Politik, tetapi Indonesia tetap dicintai oleh Masyarakatnya, Indonesia juga selalu di rindukan.

Roy melepas kan kacamata hitam yang menutup matanya selama penerbangannya menuju Indonesai.
" Hummm aroma Indonesia " ucap Roy seraya menghirup udara setelah ia sudah menginjakan kakinya pada tanah. Tak menunggu lama Roy pun langsung bersiap memesan Taxi Bandara untuk mengantarnya pulang ke Pondok Pelita. Kepulangannya ke Indoenesia bukan tanpa alasan, itu semua karena Roy akan mengurus beberapa keperluannya di Jakarta.

Roy kini sudah di kediaman Pondok Pelita. Kepulangannya disambut haru dan tawa bahagia bagi keluarga nya. Pelukan erat dari Rossa dan Hartawan membuatnya merasa tak ingin kembali ke Australia.
Disinilah seharusnya ia berada bersama orangtua dan keluarganya. " How are u Roy ? U okay ? " tanya Rossa dengan tidak melepaskan pelukan pada anak bontot nya itu. Roy mengangguk pelan, dengan senyuman tipis di wajahnya. " Ya Im okey mah " balas Roy. Kemudian Hartawan juga melakukan hal yang sama pada anak bontot nya. Dan tiba-tiba Reyna berlari dsri kamar nya menuruni anak tangga, ia membuka tangannya dan berteriak memanggil nama Om tersayang nya.

" Om ROY!!! " Teriak Reyna begitu senang, tubuh mungilnya kini berada pada gendongan Roy. Ia mencium habis kedua pipi tomat Reyna. Ia memang sangat menyayangi keponakan nya itu, bahkan sekarang ia sudah kehadiran keponakan baru. Sudah 1 tahun usianya namun ia belum bertemu sama sekali dengan Reyca.

Rossa mengusap bahu Roy. " Reyca lagi imunisasi sama Andin dan susternya, dianter Al " jelas Rosaa. Roy kemudian hanya menangguk, mereka semua kemudian duduk pada sofa di ruang keluarga. Kiki hadir membawakan Es Sirup dengan rasa jeruk, dan seperti biasa jika Kiki bertemu dengan Roy suasana pasti akan ramai karena keduanya sama-sama suka menggoda satu sama lainnya. " Masih kayak sumpit aja badan lo ki! " ejek Roy. Kiki memanyunkan bibirnya sepanjang 5 centi mendengar ejekan Roy.

" canda ki, gausah Bimoli gitu dong " ledek Roy.

" ngga papa mas Roy, Kiki mah udah kebal! Lagian ya mas, badan kiki mah bagus, kiki cantik, banyak yang suka " balas Kiki dengan gaya kemayu dan suara khasnya. Roy pun tertawa dan kembali meledek Asisten Rumah tangga bernama Kiki tersebut. " Apa ngga salah denger gue ? Siape ? UYA ?!!! HAHAHAH " Roy tertawa puas sementara kiki hanya mengoceh tidak jelas di depan Rossa.

Rossa mengusap bahu Kiki. " untung kebal ya ki ? " pungkas Rossa. " He, iya bu kebal banget " balas Kiki sebelum akhirnya ia kembali ke dapur, untuk memasak menu makan siang bagi keluarga Adiyaksa.
Roy, Rossa, Hartawan dan Reyna mengobrol santai bersama di ruang keluarga, tawa semuanya pecah terdengar sampai ke dapur. Roy menatap Reyna lekat kemudian ia mengukir sebuah senyuman tipis di wajahnya. Tatapan yang hanya Roy yang tahu apa maksud tatapan itu lada ponakan nya. " Maafin om Reyna, om bukan orang baik, maaf om jahat sama papa kamu sayang " ucapnya di dalam hati. Entah apa maksud Roy berkata demikian yang jelas ia hanya merasa bersalah.

♡♡♡

Hujan yang deras membuat Al harus melepaskan jaket levis nya untuk menutup kepala Andin dan juga Reyca agar mereka tidak kehujanan saat masuk kedalam mobil. " Makasih papa " Ucap Andin mewakilkan Reyca, dan Al hanya membalasnya dengan sebuah senyuman kecil. Mobil BMW Silver itu kemudian melaju meninggalkan rumah sakit. Hari ini Al berniat tidak langsung pulang ke Pondok Pelita melainkan pulang ke Pondok Seruni. " Kenapa ngga ke rumah papa mas ? " tanya Andin.

 S A I K Õ   N O   K O I B I T O  [  KEKASIH TERHEBAT ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang