Tibanya di bandara, alias, kota tempat daerah dimana ia lahir.
Gempa; kini sedang menginjakkan kakinya di suatu bandara sambil membawa jaket dan koper. Niatnya sih, sekarang ingin menuju stasiun untuk menaiki kereta ke Kota Pulau Rintis.
Tapi, ya, mumpung sedang ada di daerah kesayangannya itu, rasanya merasakan kenostalgiaan yang gila. Akhirnya, setelah berlama lama merantau. Ia menghirup udara dari tempat lahirnya.
Lahirnya di rumah sakit, sih.
"Permisi, kak.. maaf mengganggu, saya dari perusahaan modeling. Kebetulan, kakaknya cakep banget. Jika berminat, kakak ingin jadi model saya? ini kartu nama saya."
"Loh—Ah, terimakasih tawarannya tapi maaf ya, saya hanya orang biasa kok."
Lelaki itu langsung cepat cepat berjalan, seolah olah tengah di hadapi kesibukan. Padahal mah, hanya kabur saja.
Gempa ini, auranya wow sekali ketika di bandara. Mulai dari surai rambut kecoklatannya yang mengarah kesana kemari terbawa angin. Pakaiannya juga sangat cocok ia kenakan, simple. Di tambah, wajahnya yang memukau, sampai sampai di tawarin jadi model.
Dengan rasa panik, Gempa langsung memakai topinya saja kembali, juga menggugurkan niatnya ingin traveling. Jadinya, langsung ke tempat tujuan saja.
Rumahnya sendiri.
—————
"Assalamualaikum!"
Haduh, sudah lima menitan menekan bell rumahnya, tetapi satu saja saudaranya pun tak kunjung datang sama sekali.
Gempa ini sudah berusaha menahan kesabarannya, tetapi ia juga manusia. Udah capek capek terbang, balik balik kayak anak ilang, kan.
"Siapa, sih?!—"
"—a ..!!"
Kedua orang itu sama sama terkejut, yang satu berusaha mengucek matanya sendiri, yang satu berkedip tiap detik.
"Anu ..!"
"Err.. maaf mengganggu, sepertinya saya salah rumah, deh. Sekali lagi mohon maaf, ya.."
Jika di pikir, Gempa benar benar malu. Ia berniat mengucapkan permintaan maaf lebih dari itu, tetapi apa daya yang ia lihat seperti gadis yang sebal karena dirinya.
"Tunggu! Boboiboy Gempa, kan?"
"Ehm, iya? kok tau, ya?"
"Ya ... kan, rumah kita sebelahan. Tuh."
Perempuan itu mengangkat tangannya, jari telunjuknya menunjuk ke pemandangan rumah milik keluarga Boboiboy.
Lelaki itu ikutan menoleh ke arah yang di tujukan, memang benar, ternyata pindah sebelahan saja. Aduh, Gempa, Gempa. Malu maluin masih muda udah pikun! kira kira gitu, pikirnya.
"Ahaha, makasih ya. Maaf menganggu, saya dari luar kota soalnya, udah agak lupa." ucap si lelaki dengan cengegesan.
"Gapapa! k-kan, sebagai tetangga juga harus membantu hehe." gadis itu memasang raut tersenyum paksa.
Haha, sebagai tetangga aja kok, gak lebih. Dirinya langsung membatin.
"Masya Allah, bener banget. Kalo boleh tau, mbak ini namanya siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
orang dalem. ✓
Romance𝗕𝗢𝗕𝗢𝗜𝗕𝗢𝗬 𝗚𝗘𝗠𝗣𝗔 𝗫 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗘𝗥 𝘋𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪, te𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘪𝘥𝘢𝘮𝘢𝘯. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘩𝘢𝘯𝘺...