-12. end.

1.2K 122 36
                                    

Hari yang tidak biasa, benar, alih alih karena puan hati di sini sedang mengandung anak dari si tulang punggung keluarga; [Name] dan Gempa.

"Haloo, istriku."

"Uh.. huh?"

[Name] sedang dilanda menguap, tiba tiba badannya melayang, diangkat oleh kedua tangan suaminya tersebut. Dekat pundak dan di tengah tengah lutut ia merasakam sentuhannya, masih pagi, loh. Masa iya [Name] harus diangkat begini.

"Gem?? aduh, aku baru bangun."

"Iya, makannya aku gendong."

"Hah? aku bisa jalan, kok?"

"Gapapa, kan kamu lagi hamil. Nanti bayinya merengek kalau kamu banyak gerak."

"Y-ya.. terserah, sih.."

Bicaranya Gempa sambil tersenyum ceria dan menatap sang istri, mengingat kalau Gempa itu ada jiwa kuli. Jadinya kuat kuat saja menggendong [Name].

Tak kuat sekali [Name] dengan keadaan ini, iya sih, dirinya hamil. Kelelahan juga, tapi tak begini juga, dong. Aduh, bingung kan mau protes apa jangan. Batinnya.

Kali ini [Name] digendong sampai lantai bawah, dan di persilahkan duduk semacam relaxing sofa yang sangat empuk, padahal [Name] tak keberatan jika ia duduk di kursi biasanya.

"Anu, Gem. Aku duduk disini, makannya gimana?"

"Aku suapin."

Aduh, tidak. Batin [Name] menggerutu, mungkin ini waktu untuk dirinya menurut saja pada sang suami, iyakan. Kapan lagi? tapi kalau tiap hari, [Name] tak tahu mau sujud syukur atau gila.

"Gapapa, Gem. Aku bisa sendiri, nanti aku malah gatau diri kalo kamu begini."

"Hahaha.. [Name] emang berani?"

"Uh.. enggak, sih."

Nah, ya. [Name] tak punya alasan apa apa lagi. Memang ditakdirkan untuk menurut saja pada Gempa untuk sekarang.

Satu suapan melayang ke arah mulut milik sang gadis, melihat ekspresi suaminya yang begitu fanatik ketika menyuapinya, mau bagaimana lagi, jadinya [Name] langsung melahap suapan tersebut.

Makanan yang diberikan ketika itu bubur-iya, bubur kacang hijau. Kata Gempa, sih, dia sendiri yang buat buburnya. Terus juga, dia search kalau bubur kacang hijau lebih dominan untuk istrinya ini.

"Gimana? ada yang kurang?"

Ketika ditanya begitu, [Name] tak bisa berkata apa apa lagi. Kalau masakan Gempa harusnya tak usah ditanya lagi. Apalagi roti yang ditambahkan di buburnya, [Name] jadinya ketagihan.

"Kayaknya aku bakal nambah 5 porsi.."

"Ahaha, jangan, ya?"

Raut wajah Gempa sambil ketakutan mendengar istrinya berkata begitu.

"Aku bercanda, kok!"

Dasar bumil.

——————

Sebenarnya, agak melelahkan juga bagi [Name] ini melewati tahap tahapnya. Dibalik layanan spesial Gempa, [Name] jadi suka mengalami mood swing atau mual, bahkan sakit dan ngidam aneh.

"Gempa, pukul aku."

"Loh—hah?"

"Ayo pukul aku, pukul aku."

"... duh."

Mending, kalau ngidamnya minta makan. Ini minta dipukul, untung saja suaminya Gempa. Kalau Solar, udah dipukul beneran.

orang dalem. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang