-03. canggung

1.5K 187 48
                                    

"Uh ..."

"Mhm ...."

Setelah mengalami kejadian kemarin secara tiba tiba, tak ada yang sanggup membuka suara satu sama lain. Alias, sama sama canggung dan gugup.

Sebenarnya, setelah itu, mereka di pertemukan oleh Solar. [Name] sejujurnya belum siap, tetapi apa daya kena paksa.

Mau tidak mau, ia harus segera mempersiapkan mental dan hatinya.

Pertemuan antar keluarga.

Itulah, sekiranya kondisi sekarang. Masih berada di rumah saudara Boboiboy ini. Tapi, yang paling mengerikan itu pertemuan keluarga dari [Name] dan Amato.

Karena alasan itu, Gempa dan [Name] sengaja di kurung dalam satu ruangan. Kalau begini, sih, sudah pasti di terima restunya ya. Hanya agenda pendekatan saja.

Tapi, daritadi tak ada satu kata apapun yang keluar dari mulut mereka.

[Name] apalagi, ia sangat canggung di depan Gempa.

"Yah .. maaf ya, [Name]. Tiba tiba jadi begini kondisinya. Kamu gapapa?"

"E-enggak papa, kok. Justru ..."

"Justru?"

"Itu! a-apa, ya?! lupa, hehe!"

"Ah ... maaf, kamu keliatan gugup. Tapi, [Name], kalo kita emang di takdirkan, aku bakal berusaha sekuat tenaga sama kamu. Aku ... bakal jadi, suami yang baik! tenang aja, nggak usah gugup sama aku."

"S-sssuami... ?!"

Ya ampun, [Name] sepertinya yang sudah gila, tambah gila mendengar omongan Gempa. Masih tidak menyangka lelaki itu melamarnya, entah harus meninju Solar atau berterimakasih padanya.

"Iya, [Name] nanti kan jadi istri. Kalo gitu, aku harus cari nafkah sebagai suami. Walau restoranku belum cukup ... tapi tabungan buat mahar Insya Allah cukup, kok."

"... Istri? aku?"

"Iya, kenapa? eh ... [Name] nggak terpaksa, kan?"

Seketika-raut wajah gadis itu merengut sedikit. Gempa menyadarinya, makannya langsung reflek untuk bertanya.

"Nggak terpaksa, kok ... cuman.. itu ... gimana, ya ..?"

"Beneran? kenapa? kalo ada yang bikin nggak nyaman, bilang aja ke aku."

"Aku rasa ... aku pikir, dari dulu aku suka sama kamu, Gempa. Tapi, emangnya aku boleh sampe begini?"

"Hm ...?"

"Maksudku, justru, kamu beneran gapapa sama aku? kita ... baru aja kenal begini, aku takut kalo nanti kamu nggak suka ... atau, semacamnya."

"..."

Di situ, Gempa langsung terdiam juga. Tak ada yang salah dengan perkataannya, tapi Gempa memang juga merasakan hal yang sama. Seperti, kita baru saja kenal. Tapi, kenapa yang di rasakan Gempa itu jadi berbeda, ya. Baginya, justru dia sangat ingin mengenal [Name], bagaimanapun.

"Gapapa kok, [Name]."

"Eh?!"

Langsung terjun, pelukan erat dan hangat dari Gempa. Ia tak tahu, tapi mungkin [Name] memang merasakan pesimis saja. Setahunya, rata rata orang seperti mereka memang membutuhkan sesuatu yang lebih, untuk menganggap dirinya lebih special.

"Mau gimanapun, aku gak keberatan. Walau pertama kali, aku gak keberatan. Aku kenal kamu, kamu kenal aku. Itu cukup. Kita di pertemukan, aku Alhamdulillah. Itu bagian nikmatnya, [Name]. Makannya, aku bersyukur ada kamu, yang siap sama aku. Aku janji, bakal buat kamu bahagia, seumur hidup ini."

orang dalem. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang