"Loh, bapak Gempa, ya? ngapain? udah magrib, loh."
Saut tetangganya dari kejauhan, kalau tidak di panggil, Gempa mungkin akan semalaman tanpa sadar di sana.
"Oh, iya mbak. Makasih udah ingetin, mbak sendiri ngapain?"
Perempuan itu mendekat ke arahnya, ketika sampai di depan pagar. Jaraknya lumayan dekat dengan Gempa, hanya di batasi pagar saja.
"Saya lagi nunggu, nih.."
"Ooh, kayaknya abis pergi, ya? udah makan belum mbak?"
"Belum, pak.."
"Kalo gitu, mampir rumah saya dulu, mau? sambil nunggu."
"Nggih.."
Mendengar jawabannya, Gempa langsung menuju ke dalam. Melihat [Name] yang sedang mempersiapkan makan malam.
Aduh, Gempa masuk ke dalam, dia tak tahu harus bereaksi seperti apa sehabis kejadian tadi.
"[Name], ada tamu di luar. Mau bujuk dia masuk?"
"Eh, tamu?"
Gempa langsung menggenggam tangan istrinya dengan pelan, menuju keluar rumah tempat tadi.
"Mbak itu ... loh?"
Saat di lihat, pemandangannya kosong dan sepi. Hanya suasana gelap magrib dan lampu jalanan menerangi rumah mereka. Tak ada sesiapapun, bahkan orang yang tadi Gempa lihat.
"G-gem.. apa kamu bilang? mbak-mbak.."
"Tenang [Name]! tadi ada, kok!"
Sang pria berusaha mencari sosok tersebut, dengan melihat di luar pagar. Benar saja, hanya ada lahan kosong.
"Hi... hi..."
"GEMPA!!"
"ASTAGFIRULLAH! ALLAHUMMA BAARIK LAANA—EH, SALAH DOA!!"
"UDAH, MASUK AJA DULU!"
Mereka langsung pergi ke dalam, dua orang itu mulai kapok untuk keluar saat magrib. [Name] juga bergegas menutup pintu belakang dan depan, menutup semua jendela juga. Saking ketakutannya.
"Haah.. Haaah ... adoeh, sakitnya kepala dan hatiku.."
Gempa yang masih ngos-ngosan dengan kejadian di luar, membuatnya tepar.
Lalu sekarang, sudah beberapa menit berlalu. Sekitar sepuluh menit, Gempa tertidur pulas saat kejadian paruh waktu tersebut.
"Hnggh.."
Seketika—pria itu bangun membuka matanya, namun rambutnya itu menutupi sang wajah tampannya, jadinya agak kesusahan untuk membuka mata.
Ada sentuhan yang menyingkirkan hal yang mengganggu itu dari matanya, sehingga mudah untuk membuka matanya pelan pelan. Sudah terlihat manik keemasan milik sang wira tersebut.
Sentuhan halus di kepalanya membuatnya ingin memperlambat waktu untuk tertidur dan memenjamkan matanya sekali lagi. Sampai sadar, bahwa ada satu suara bergema di telinganya.
"Gem.. hooam.. udah bangun?"
Sedikit demi sedikit, ketika mendengar suara tersebut, secara keseluruhan, ia reflek membuka mata emasnya.
"[Name..?] uh?"
Ketika Gempa berusaha menggeserkan badannya ke samping, istrinya reflek terkejut geli. Seperti ndusel-ndusel begitu, Gempa tak jadi tertidur, ia membuka matanya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
orang dalem. ✓
Romance𝗕𝗢𝗕𝗢𝗜𝗕𝗢𝗬 𝗚𝗘𝗠𝗣𝗔 𝗫 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗘𝗥 𝘋𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪, te𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘪𝘥𝘢𝘮𝘢𝘯. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘩𝘢𝘯𝘺...