"Assalamualaiku—"
"HAAAHHHH?!"
Teriakan [Name], yang mengisi ruangan tersebut-membuat sosok yang baru saja menginjakkan kaki bertanya-tanya demikian. Segera bergegas menuju asal sumber suara tersebut.
"Loh—"
Memberhentikan katanya, kini dirinya sedang melihat empat orang bersama di satu ruangan luas.
Taufan beserta istrinya—dan [Name] yang tengah mematung ketika melihat sosok Gempa datang. Yang membisiki hanya bisa menahan tawa apa yang terjadi.
Puk.
"Gaboleh itu sama istri orang, minta maaf sana."
"HAHAHAHA PFFT.. HAHAHAhaha.. i-iya, maaf haduhh, sakit perut."
Tiba-tiba sebuah pukulan dari benda ringan di pukul di kepalanya Taufan dengan istrinya, terlihat Taufan sedang terngakak-ngakak melihat tingkah laku [Name]. Sedangkan istrinya itu sibuk menasehati Taufan.
Gempa masih berdiri, tepatnya, bingung apa yang terjadi.
"Ehem?"
"HAH, BANG GEMPA? WAALAIKUMSALLAM! KAPAN DATENG?" ujar Taufan dengan teriakannya.
Panik, gak?
"Astagfirullah.. kamu berkunjung kenapa ga bilang dari jauh hari? terus, kamu apain istriku?"
"Ciah, istriku aja nih, Bang Gempa."
"Norak, kan mereka juga udah sah," sahut istrinya Taufan yang terdengar lantang.
Omong-omong, setelah Taufan menikah, istrinya ini memang rada bermulut pedas sendirinya. Mungkin karena memang udah beranjak usia, jadinya begitu. Walau kadang Taufan kewalahan.
Tetapi-setelah Gempa berkata demikian, hal yang tak di duga Taufan itu setelah melihat reaksi [Name] blush, seperti pertama kalinya.
"Tapi mereka kayak masih orang pacaran, loh! waduh, kalo gini mana bisa di biarin!"
Taufan berdiri secara tiba tiba, menarik ulur tangan sang saudaranya.
"Bang Gempa gak boleh gini, sini ikut aku!"
"Eehh—!"
Gempa yang masih belum mencerna keadaan, hanya bisa menurut apa kata saudaranya itu. Wajahnya menoleh ke belakang sambil menatap [Name] ketika di tarik paksa tangannya, ia tersenyum tipis pada [Name], seolah olah membantin, Sebentar, ya.
[Name] jadi berfikir, bahwa Gempa memang benar benar mencintainya. Bersyukur karena overthinkingnya saat ini tidak hinggap di kepalanya.
Sekarang, hanya sisa dirinya dengan si istrinya Taufan saja, Alwind juga tentunya.
"Hueeee!"
Sembari mengabaikan para lelaki, di sini ada lelaki kecil yang tiba tiba merengek.
"Loh.. Alwind mana?!"
"Astaga! aduh, kok dia nangis?"
Sosok anak kecil itu ditemukan, sekelilingnya ada benda yang sekiranya terjatuh. Mungkin itu sebab mengapa dirinya menangis.
"Astaga, kejatuhan sendok, cup cup.. sayangnya mamaa, gapapaa jangan nangis yaa."
Istrinya Taufan-segera menggendong anaknya yang tengah kesakitan sambil mengeluarkan kata kata untuk berusaha menenangkan sang anak.
[Name] yang melihatnya seorang, tiba tiba berfikir aneh. Dia berfikir, mungkin jika dirinya juga mempunyai anak, lalu ketika menangis, dirinya juga harus menenangkannya seperti itu. Ketika membayangkannya, terdengar lucu baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
orang dalem. ✓
Romance𝗕𝗢𝗕𝗢𝗜𝗕𝗢𝗬 𝗚𝗘𝗠𝗣𝗔 𝗫 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗘𝗥 𝘋𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪, te𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘪𝘥𝘢𝘮𝘢𝘯. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘩𝘢𝘯𝘺...