12.Rencana yg berakhir menjadi bencana (2)

56 2 1
                                    

Gue duduk didalam mobil gue dan memperhatikan keadaan sekitar. Setelah dirasa aman,gue pun mengisyaratkan kepada tiga preman suruhan gue untuk beraksi. Mereka mengangguk lalu berjalan menuju seorang gadis yg berdiri sendirian dipinggir jalan,gadis itu tampak sedang menunggu jemputannya.

Saat preman suruhan gue sudah melancarkan aksinya. Tiba-tiba datang 6 orang yg memakai jas hitam yg tampak seperti bodyguard. Mereka melindungi gadis itu dan mulai memukuli preman-preman suruhan gue. Keringat dingin mulai bercucuran didahi gue. Tangan gue yg sedang memegang setiran mulai bergetar.

Gue melihat gadis tersebut menengok kearah gue,lalu tersenyum licik kearah mobil gue seolah dia tau kalau gue ada didalamnya. Gue menggeram.

Sial.

Ternyata ini cuma jebakannya untuk memancing gue. Harusnya gue tau kalau dia itu licik. Harusnya gue memikirkan rencana ini matang-matang.

Bagus.

Sekarang rencana gue gagal. Ian ngenjauhin gue. Dan gina pasti bakal bocorin rahasia gue nanti. Nice job ngel... Bombastis!.

Gue mendengus,lalu menginjak pedal gas sekencang-kencangnya. Gue mulai mengebut gila-gilaan dijalan raya yg sepi karena ini memang sudah mau tengah malam. Pikiran gue kosong. Hanya emosi yg bisa gue rasakan saat ini.

Gue mengebut sambil melamun,sampai gue lihat ada pohon didepan gue. Gue menginjak pedal rem,dan mobil pun berhenti. Tapi karena gue mengerem secara tiba-tiba dahi gue pun terbentur setir mobil.

Yah,benjol dah.

Gue mengangkat kepala gue,lalu melihat kearah kaca dimobil.

ANJIR! ANJIR!.

Ternyata kepala gue bukannya benjol,tapi malah berdarah. Gue dengan panik mengambil tisu yg ada di dashboard mobil,lalu mulai mengelap cucuran darah yg keluar dari dahi gue.

Huaaaa mamaaaa....

Ternyata darahnya gak bisa berenti ngucur. Dan gue lap,malah makin deres ngucurnya kayak air kran.

Gue bener-bener panik sekarang. Dan rasa pedih dan pening mulai menyerang kepala gue.

Dengan sisa tenaga yg gue punya,gue pun mulai menyetir mobil gue menuju kerumah sakit.

Gila,ini miris banget.

Seorang angel yg malang,kepalanya bocor dan dia kerumah sakit sendirian.

Sendirian.

Miris gak tuh. Hiks...

Setelah beberapa lama menyetir,ahirnya gue pun sampai disebuah rumah sakit.

Gue mengambil tisu sebanyak-banyaknya. Lalu,menaruhnya didahi gue untuk menahan darah yg terus mengucur deras. Tak lupa gue mengambil tas gue.

Gue turun dari mobil,dan segera berlari memasuki rumah sakit. Orang-orang yg melihat gue bergidik ngeri seakan gue ini hantu. Bahkan tadi ada yg lari terbirit-birit melihat gue.

Bukannya bantuin... Ck!

Gue menepuk bahu seorang suster yg lewat. Suster itu menengok dan langsung berteriak.

"Waaaa!! Setan! Mbak.... tolong jangan ganggu mbak.... kita hidup dimasing-masing alamnya aja ya mbak.... jangan saling mengganggu mbak...." ucapnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan muka gue seakan mengusir gue.

Gue melotot.

"Heh... sus! Saya ini orang! Saya butuh bantuan! Liat nih! Pala saya bocor! Nih! Nih! Liat!." Ucap gue sambil memaju-majukan dahi gue yg sedang mengucurkan darah.

Lonely AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang