- BAB 4 -

16K 398 8
                                        

Alisha mendapatkan Email semalam untuk datang ke lokasi yang di tuju dengan menggunakan pakaian yang nyaman, tidak formal tidak apa apa katanya. Jadi Alisha benar benar memakai pakaian santai tapi sopan. Tapi Alisha tau ini bukan tempat menuju kantor Atmaja. Tetapi sebuah kawasan perumahan elit. Alisha menurut saja karena Alisha fikir ini adalah awal pekerjaannya, mungkin saja ia di suruh mengambil sesuatu.

Alisha sudah sampai di depan pagar tinggi, Alisha bahkan mengangumi rumah yang ia lihat, benar benar besar melebihi rumah papi nya. Alisha langsung memberikan Email yang ia terima kemarin malam dan langsung memberikannya pada satpam rumah besar itu, tentu saja satpam rumah itu langsung menyambut Alisha dengan baik dan mengantar Alisha.

Alisha benar benar takut di hari pertama nya, ia berfikir positif bahwa ia akan baik baik saja sampai menerima gaji pertamanya nanti.

"Nah silahkan duduk dulu ya non, nanti bapak turun, non suruh tunggu di sini sebentar" ujar sang satpam sopan sambil tersenyum dan meninggalkan Alisha sendiri.

Alisha hanya tersenyum mengangguk.
dengan sedikit gelisah Alisha menunggu sang pemilik rumah sambil melihat desain interior di sekitarnya.

"Wah Alisha sudah datang ya, maaf ya saya lama" ujar sang pemilik rumah sembari tersenyum.

Alisha langsung berdiri dan membungkuk sopan.
"Ah iya pak... tidak apa apa"

Adrian tersenyum "Duduk Alisha biar saya jelaskan lebih lanjut"

Alisha mengangguk dan langsung duduk dengan sopan.
Adrian akhirnya kembali membuka suara.
"Alisha, seperti yang sudah kita sepakati di kontrak kerja sama kemarin, kamu bekerja bukan di perusahaan saya, tapi bekerja sebagai asisten pribadi putra saya, mungkin kamu sedikit bingung ya kenapa putra saya butuh asisten pribadi?"

Jantung Alisha berdetak kencang saat mendengar pekerjaan nya, ia sedikit kaget, tapi penasaran.

"Betul, maaf, kalau boleh tau kenapa putra anda membutuhkan asisten pribadi?"

Adrian sedikit menghela nafas, ia tersenyum menatap Alisha.
"Nak, kita bicara nonformal saja ya, Alisha, putra saya itu bukan seperti orang yang lainnya, di balik kesempurnaan keluarga Atmaja, kami memiliki kekurangan yang saya sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkan kekurangan itu, kami menerima dengan lapang dada dan berusaha membuat putra saya sembuh, tapi belum berhasil juga, putra saya itu memiliki Little space syndrome, kamu pasti bingung ya, itu merupakan nama lain dari sindrom peter pan, dimana seseorang yang sudah dewasa berisfak ke kanak kanakan atau bersifat seperti pada usia nya yang sudah menginjak dewasa. Orang yang terkena sindrom peter pan ini akan memiliki sifat seperti anak- anak dan itu sangat berkebalikan dengan usia nya." Jeda Adrian sambil menyandarkan punggung nya di sofa.

"Itu memang kesalahan kami dulu sebagai orang tua, kami adalah orang tua yang sibuk, saya dan istri saya jarang sekali ada di rumah untuk sekedar menanyakan pada putra kami sudah makan atau belum, ada cerita apa hari ini, atau bahkan melihat wajahnya setiap hari, kami bahkan bisa bertemu satu Minggu sekali, satu bulan sekali bahkan lebih lama. Putra kami hidup tanpa kasih sayang dari kami, dan kami tidak pernah merasa puas dengan kemampuan apa yang ia punya, dulu kami selalu menyuruhnya mengikuti les tambahan, padahal ia mampu mengikuti pelajaran itu tanpa les dengan nilai yang sempurna."

Alisha menatap Adrian, Adrian tampak menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ceritanya.

"Dunia bisnis itu kejam, nak. Tidak hanya tekanan dari kami orang tua nya, putra kami juga pernah di culik yang menyebabkan kondisi mental nya semakin memburuk. Kejadian itu bahkan sudah beberapa puluh tahun silam, tapi trauma putra saya belum juga hilang, berbagai macam tempat terapi dan dokter terbaik sudah saya coba tapi nihil, bahkan saya dan putra saya tidak sedekat itu, kami pisah rumah, ia punya rumah sendiri, dan terkadang istri saya yang ke sana menjenguk sesekali, karena dia akan bersikap manja dan tidak mau lepas saat dia menjadi anak anak, jika dia kembali dia tidak akan mau berbicara pada kami." ujar Adrian lirih sambil mengusap air matanya.

Big Baby 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang