Para Tuhan

4 1 0
                                    

God and the gods.

Sebuah eksistensi palsu yang dibuat oleh para makhluk fana. Yang dibuat oleh sekumpulan pria penulis untuk menjadi pembatas antara baik dan buruk bagi manusia yang tak kenal moral serta etika.

Pertanyaannya adalah; apakah perbuatan manusia dapat digolongkan menjadi dua bentuk saja?

Tentu saja tidak, bodoh.

Manusia hanyalah mamalia yang sedikit lebih pintar daripada hewan-hewan lainnya. Dan bumi yang kita tempati hanyalah sebuah debu tak berharga di mata para titan di penjuru galaksi. Sebenarnya, jika kita berpikir menggunakan otak kecil yang penuh kerutan menjijikkan ini, keberadaan manusia adalah hal yang tidak pantas dipertahankan. Karena manusia adalah perusak. Penghancur.

Namun mereka telah menciptakan banyak hal yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Hal yang hanya bisa dijelaskan oleh perasaan para masyarakat golongan rendah di desa tak berpendidikan yang sering menjadi korban omong kosong pemerintah.

Tapi jangan khawatir, anak-anakku. Tuhan akan menolong kita. Para dewa akan menolong kita. Sebenarnya ada berapa banyak tuhan di dunia ini? Eh, jangan tanya aku. Aku terlalu 'modern' untuk memikirkan hal-hal seperti itu.

Eksistensi itu sendiri adalah ilusi. Salah satu kenalanku pernah menyuruhku untuk sering-sering beribadah karena aku mengatakan ini padanya. Tapi coba jelaskan padaku, apakah kita benar-benar hidup? Apa kau yakin kita memang benar-benar ada di dunia ini? Bagaimana jika semua ini hanyalah hasil rekayasa alam bawah sadar yang sering dipuja-puja oleh para ilmuwan gundul berkacamata itu?

Kita memang berdarah dan bernafas. Tapi, lagi, bukan berarti kita hidup.

Kemudian semua kalimat ini akan menuntun kita ke satu titik menyebalkan. Apa itu hidup?

Aku tak tahu jawabannya. Tidak. Ada terlalu banyak jawaban yang tak bisa kujamin kebenarannya. Jadi aku berlutut dan berdoa kepada para tuhan dan dewa. Aku menunggu jawaban yang tak akan pernah datang layaknya seorang janda yang menunggu suaminya pulang dari perang.

Tuhan dan dewa adalah sebuah konsep buatan manusia. Mengapa kita sangat terikat dengan konsep yang kebenarannya bahkan tak bisa dijelaskan oleh kalimat itu? Mengapa kita masih bersikeras mencoba mempelajari kebenaran dunia luar disaat kita sendiri tak tahu apakah kehidupan yang selama ini kita jalani adalah benar keberadaannya?

Terlalu banyak jawaban yang tak dapat kita koreksi begitu saja.

Tapi tak apa-apa. Aku akan tetap menunggu jawaban dari para tuhan dan dewa.

Karena aku hanyalah seorang makhluk fana.

LethologicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang