Sayangku

0 1 0
                                    

Untukmu, Malaikatku.

Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Keadaanku masih sama; masih mendung kupandang langit itu, masih berdenging rasanya teriakan-teriakan menyedihkan itu, dan masih sakit pula hati ini kala mengingat takdir kita yang tak akan pernah bersatu.

Sayangku, akan salah bagiku untuk memintamu turun ke neraka ini, dan tak sekalipun terlintas kemauanku untuk melihat sayap putihmu terbakar layaknya ribuan kertas yang berubah abu. Namun, tak bisa kusangkal perih yang mengoyak hati ini disaat aku melihat punggungmu yang begitu jauh.

Sayangku, aku adalah seorang pendosa. Dan janganlah engkau menjadi pendosa pula akibat diriku yang begitu menyedihkan.

Rayuanku tak lebih dari sekedar pancingan semata. Kata-kata tertata yang telah kususun sedemikian rupa guna melihat setitik semburat merah di wajahmu yang begitu sempurna; hasil pahatan Tuhan di malam penuh bintang berpijar. Namun, lagi, akankah kau membenciku ketika aku menangis di pangkuanmu, nafas kita beradu selagi jemariku mencakar kulitmu yang bersinar, dengan suara yang bergetar selagi aku berucap,

"Cintai aku, sayangku."

Akankah kau membenciku? Akankah kisah kita berakhir disini? Sanggupkah kau membenciku?

Aku berdoa kepada Tuhan setiap kali pandangan kita bertemu. Aku, seorang pendosa yang mencampakkan dirinya sendiri ke neraka, kini tengah berdoa kepada Tuhan layaknya manusia lemah yang tak bisa melakukan apapun karena dirimu seorang.

Oh, sayangku. Sayangku. Jikalau akan hancur kisah ini, sanggupkah dirimu melupakanku?

Aku hanyalah pengisi alam semesta, sosok yang tak pantas mendapat sekeping perhatianmu. Namun, Tuhan, biarkan aku meraungi namamu selagi darah kita bersatu dalam cumbuan penuh duka.

Karena hanya kepadamulah aku menangis, dan hanya namamulah yang dapat membuatku merintih. Untukmu, akan kupadamkan nyala api neraka ini. Dan untukmu pula, akan kubiarkan jarum-jarum itu merajang hatiku.

Untukmu; jantungku, jiwaku—sayangku.

Akan kuberikan seluruh hidup ini untukmu.
Hanya dirimu.

LethologicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang