"Kamu hanya akan menciptakan rahasia di atas segala rahasia. Dan kamu hanya akan menciptakan kebohongan di atas segala kebohongan. Semua tidak akan berakhir sebelum puzzle yang menguncinya satu persatu terbuka dan mulai berbicara tentang kebenaran".
**
Disinilah Vira sekarang, di tengah-tengah pesta pertunangan sepupu Revan, Doni. Dia adalah anak sulung dari Om Dika, adik Papa Hendra seayah beda ibu. Entahlah jelasnya bagaimana, silsilah keluarga Atmadja cukup rumit. Sebenarnya keluarga Om Dika sendiri tinggal di Jakarta tetapi berhubung calon tunangan Doni berdomisili di Bandung dan atas permintaan keluarga besar si calon maka acara pertunangan diadakan di salah satu hotel berbintang di Bandung.
Hampir semua keluarga besar Revan turut serta dalam acara malam hari ini. Tadi awalnya Vira memang akan berangkat bersama Revan dari rumah salah satu kerabat Revan yang kebetulan masih berdomisili di Bandung dan rumahnya tidak jauh dari lokasi. Namun karena si kecil Indira rewel, akhirnya Vira ikut mobil mertuanya dan Revan harus menenangkan si kecil terlebih dahulu.
Sejak menginjakkan kaki di hall hotel tadi Vira sudah diseret kesana kemari oleh Mama Widya untuk bertemu beberapa keluarga dan kolega. Dan kini dia sudah cukup lelah sehingga memutuskan untuk mengistirahatkan kedua kakinya di salah satu meja yang memang di persiapkan untuk keluarga Hendra Atmadja. Sedangkan kedua mertuanya masih bercengkerama dengan kolega dan beberapa kenalan yang mereka temui.
Mata Vira tidak berhenti mengintari seisi hall dan memperhatikan hampir semua tamu yang hadir. Dari hasil pengamatannya dapat diketahui bahwa baik calon besan maupun keluarga omnya Revan bukanlah orang biasa. Dan tanpa dia duga di detik berikutnya sepasang mata cantiknya menangkap bayangan yang sudah tidak asing lagi bagi penglihatannya.
Alvin dan Cecil tampak bersantai di meja mereka yang letaknya sekitar 5 meja ke arah kanan dari posisi Vira saat ini. Vira pun memutuskan untuk menyapa mereka. Baru sekitar sepuluh langkah tiba-tiba ada yang menghentikan langkahnya tersebut.
"Vira..", seseorang menepuk bahu Vira pelan sambil memanggil namanya. Dari suaranya yang cukup familiar membuat Vira segera menoleh ke asal suara tersebut.
Ketika menoleh ke belakang tampak raut wajah heran sahabatnya, Yuli yang tengah menatapnya. Seketika tubuh Vira menegang. Kaget, cemas dan takut jadi satu. Pasalnya dia sama sekali tidak pernah menyangka jika dia harus bertemu dengan salah satu sahabatnya atau teman-teman kuliahnya dengan kondisi seperti ini. Dia masih belum siap jika statusnya saat ini diketahui oleh teman-temannya, terutama sahabat baiknya tersebut. Dia takut sahabatnya itu kecewa dan menjauh darinya akibat kebohongan yang dia tutupi selama ini.
Sekatika kilasan pertemuan singkat Vira dan Yuli beberapa hari yang lalu terlintas dibenaknya.
"Vira!"
Vira tersedar dari lamunannya dan memandang Yuli yang tengah berlari menghampirinya.
"Heh, lo liburan mau kemana?", tanya Yuli setelah mengatur napasnya.
"Mas... masih rencanain mau ke Bandung", ucap Vira sedikit gelagapan. Hampir saja dia menyebut nama Revan.
"Bandung?", tanya Yuli heran.
"Ah, iya. Itu Kak Alvin yang ngajak", jawab Vira.
Yuli hanya ber-'O' ria.
Setelah itu mereka menghabiskan perjalanan ke parkiran dalam diam. Tanpa Yuli sadari Vira sempat menghela napas lega. Mengingat bahwa dirinya hampir saja kelepasan bicara tentang Revan kepada sahabatnya itu.
Kemudian malam harinya, Revan memberitahu Vira bahwa bertepatan dengan liburan semester ini akan ada pertemuan keluarga di Bandung. Dan mau tidak mau Vira harus ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY BOY[FRIEND]
RomanceDevira Rivalia Rossalyn, 21 tahun, mahasiswi Agroteknologi semester 6 Universitas Yudhistira harus menjalani pernikahan yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan. Hidup sebatang kara dan tiba-tiba saja harus hidup bersama orang lain yang notabenny...