Behind the scene 12

3.2K 199 36
                                    

BxB Area🎬
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca^-^
Di vote dulu ya cantik
Takut kamu lupa💕

~🐻🦊~

Ciuman yang sedikit panas itu akhirnya berakhir setelah Haechan melihat Renjun yang mulai kehabisan nafas, karena tidak diberi kesempatan mengais udara terlebih dulu, ia mengusap sisa benang saliva yang entah milik siapa di dagu Renjun, yang pasti itu milik mereka berdua tentu saja, tidak mungkin itu milik daegalkan?

“Gimana?” tanya Haechan setelah pangutan mereka terlepas.

Renjun yang belum sepenuhnya sadar akan situasi menatap Haechan penuh tanya dan jangan lupakan semu merah merona yang setia menghiasi pipi gembil itu, apanya yang bagiamana? Ciumannyakah atau hal lain?

“Masih enakan ludah cewekan?!” Renjun masih tidak bisa mencerna dengan baik apa saja yang di tanyakan oleh pemuda tan ini, walaupun sefrontal itu tapi masih belum bisa diterima oleh otak polosnya, ehh masih poloskah? Setelah melakukan ciuman yang bahkan di selingi oleh luamatan apakah renjun masih terlihat polos?

“Maksudnya?” bingung Renjun.

Haechan menghela nafas.

“Gue nyium lo barusan karena pengen nyadarin lo, ciuman itu lebih enak sama cewe! Ren, Bukan cowo!” kata Haechan penuh penekanan.

“Lo bukan Banci!” lanjutnya

Bagai di tikam dengan belati yang amat tajam, hati Renjun seakan terkoyak layaknya hati hewan yang akan menjadi santapan manusia, sangat gila! Bisa kalian bayangkan bagaimana sakitnya? Yang untungnya bukan Renjun yang mati melainkan hatinya.

setelah mendapatkan jawaban yang tidak terduga dari orang yang ia cintai, Renjun tidak bisa mengeluarkan suara apapun selain menganga dengn bola mata yang membulat sempurna terlihat terkejut, tapi di dalam hatinya teramat sesak, seakan bernafas adalah kegiatan yang sangat sulit untuk dilakukan, mata bak rubah itu tersebut mulai berkaca-kaca.

Plak!

“Bajingan!” umpat Renjun yang mulai menangis.

Haechan meringis setelah mendapatkan tamparan yang tidak kalah sakit dari ayahnya, mulutnya seakan kelu hanya untuk membalas umpatan Renjun.

“Seburuk itu rasa cinta gue dimata lo chan? ha? Sampe lo nyamain rasa gue kaya banci! JAWAB ANJING! Hiks..” Renjun mengguncang tubuh lemah Haechan yang masih terpaku atas perlakuan Renjun yang tiba-tiba.

“Gue tau rasa cinta ini salah! Gue tau ini dosa chan, tapi gue gak minta buat dikasih rasa ini sama tuhan! Hiks semuanya datang secara tiba-tiba gue gak minta sumpah gak chan gak—hiks.” kata Renjun sambil memukul dada Haechan berusaha melampiaskan sesak dadanya.

“Gue sayang sama lo tulus chan! Begitupun cinta gu—”

“CUKUP! Cinta lo itu PENYAKIT NJUN! Lo tau?! Gay itu termasuk penyakit yang bisa bikin lo malu! Mending lo berobat! Gue kek gini karena sayang sama sahabat gue! Gue mau bantuin lo!” sarkas Haechan yang mulai terpancing emosi, jujur saja dia lelah harus mendengar pengakuan Renjun yang mengatakan bahwa ia mencintai Haechan, hey! Dia straight right? Bukan belok seperti hyung–nya ataupun Renjun, tapi tidak tau kedepannya semoga saja dia masih dijalan yang lurus.

Renjun kembali terkejut setelah Haechan mengatainya penyakitan karena menyukainya? Serendah itukah cinta diantara sesama jenis?

“Lo siapa sialan! Ha? Dokter? Gak usah ngebacot! Rasa gue bukan urusan lo!” lontar Renjun penuh penekanan disertai bening liquid.

Behind the scene||Renhyuck (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang