DUA PULUH

2.3K 145 16
                                    


Adnan Sedikit terkejut melihat seorang wanita yang berbaring di atas lengannya, dan yang membuat Adnan lebih terkejut, ternyata ia memeluk wanita yang ada di samping kanannya yang tidak lain adalah Ajeng dengan pelukan yang sangat erat.

Sadar, ini salah dan apa yang sudah ia lakukan 1 jam yang lalu sangat salah, Adnan dengan cepat menjauh dari Ajeng yang masih tidur.

Dengan gerak kaku, dan jantung yang rasanya ingin meledak, Adnan bangun duduk dari baringannya. Menarik selimut yang sudah melorot sampai menutupi kejantanannya yang terlihat. Yap, Adnan telanjang bulat saai ini, begitupun dengan Ajeng. Ajeng yang detik ini sudah tidur membelakanginya.

Ajeng yang saat ini, mungkin bukan tidur, tapi sedang pingsan.

Tapi, apa peduli Adnan? Sebentar lagi, pasti Ajeng akan bangun.
Semuanya. Semuanya adalah salah Ajeng. Sifat rakutnya, sifat menjijikkannya membuat Adnan nekat menodai Ajeng. Sayang, uang mamanya yang sudah terlanjur masuk ke dalam rekening Ajeng.
Ya, Adnan tidak merasa bersalah sedikitpun pada Ajeng. Anggap aja, Ajeng adalah pelacur yang sudah mamanya bayar dengan uang 400 juta untuk dirinya mainkan.

Merasa bersalah pada Vanya, iya. Bahkan membuat Adnan teramat sangat takut saat ini. Vanya akan hancur, apabila Vanya  mengetahui tentang ia yang sudah tidur dengan Ajeng. Bahkan…

“Bajinan. Aku tidak memakai pengaman sedikitpun tadi, dan cairanku masuk ke dalam tubuh Ajeng…”ucap Adnan degnan raut panic dan fruastasinya.

“Apakah hanya melakukannya sekali, akan membuat hamil?”

“Ah, pasti tidak. Ya, Ajeng tidak akan hamil. Sel telur Ajeng akan merasa malu apabila membuahi benihku yang terhormat,”ucap Adnan dengan senyum leganya. Ya, Ajeng miskin, pasti seluruh elemen dan organisme yang ada dalam seluruh tubuh bahkan jiwa Ajeng akan merasa malu apabila di sandingkan dengan seluruh eleman dan organisme yang ada dalam tubuh terhormatnya.

Menoleh kearah Ajeng, bukannya merasa bersalah sekali lagi, merasa eneg, iya. Karena Ajeng lah, untuk pertama kali dalam hidupnya, selama 29 tahun Adnan ada di dunia ini, Adnan menjadi pengkhianat.

Mengkhianati Vanya lah. Tidak terbayang oleh Adnan. Betapa sakit hati Vanya, apabila Vanya mengetahui segalanya.
Memikirkan semua itu, Adnan dengan kasar bangkit dari baringannya. Tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu, Adnan sudah memakai pakaiannya.
Adanan akan ke rumah sakit, untuk meminta maaf pada Vanya.

Tapi, sebelum kaki Adnan melangkah meninggalkan kamar yang penuh jeritan dan erangan ini, sekali lagi, Adnan menoleh kearah Ajeng, yang masih tidur pulas di atas ranjang, dengan tubuh nakednya yang sudah tidak tertutup selimut, dan Adnan merutuk kedua kaki dan tangannya, yang dengan care menutup tubuh murah Ajeng dengan selimut. Fuck !

****  

Ajeng yang sedang menangis dalam diam, tubuhnya menegang kaku di saat Ajeng mendengar ada seseorang yang  mencoba membuka pintu dari luar. Raut sedih dari wajahnya seketika berubah menjadi raut takut.
Takut yang membuka pintu saat ini di depan sana adalah Tuan Adnan.
Tapi, pintu tidak bisa terbuka menandakan pintu di depan sana terkunci.

“Ini, Bi Sinah, Jeng. Tuan Adnan sudah pulang,”teriak suara itu sekeras mungkin, membuat tubuh Ajeng menegang kaku mendengarnya. Tapi, 3 detik kemudian, Ajeng terlihat sedikit lega.

Tapi, percayalah, dua detik kemudian, raut wajah Ajeng terlihat sangat pahit, semakin pahit di saat Ajeng merasakan, betapa sakit pusat intimnya di bawah sana. Ingin turun dari atas ranjang saja, Ajeng merasa sangat kesulitan. Sehingga, hingga detik ini, Ajeng masih ada di atas ranjang, memeluk seerat mungkin tubuhnya yang masih telanjang bulat saat ini.  Tapi, tertutup selimut.

“Ajeng? Kamu baik-baik saja kan, Nak? Kamu baik-baik saja? Tolong jawab pertanyaan bibi,Nak?”teriak Bi Sinah sekali lagi.

Ajeng, kasian mendengar Bi Sinah yang khawatir padanya, Ajeng…

“Ya, Bu. Saya baik-baik saja, sebentar, saya….”Ajeng tiba-tiba menghentikan ucapannya, karena Ajeng bingung. Alasan apa yang harus ia berikan. Ajeng malu apabila ia mengatakan, di atas ranjang ia sedang tidak berdaya saat ini.

“Ya, syukur lah, kamu baik-baik saja, Bibi menyiapkan makan siangmu ya,”teriak Bi Sinah lagi.
Bi Sinah yang wajahnya terlihat meringis saat ini. Jelas, Bi Sinah tahu, apa yang sudah dan sedang terjadi pada Ajeng saat ini. Bi Sinah yang tak sengaja naik di atas lantai 2 untuk melihat Ajeng, tidak sengaja melihat Tuan Adnan yang keluar dari kamar sambil mengancing kancing bajunya, dan di tulang selangka Tuan Adnan, Bi Sinah tak sengaja melihat bekas gigitan yang sangat besar dan masih basah,  membuat Bi Sinah menyimpulkan, ya. Terjadi hal yang tidak diinginkan pada Ajeng yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

Kembali pada Ajeng. Ajeng akhirnya, berhasil turun dari atas ranjang. Tapi, percaya lah, betapa gemetar kedua lutut Ajeng saat ini. Bukan karena lemah dan lelah, tapi karena rasa takut yang sangat dasyat.

Pasalnya di saat Ajeng berhasil turun dari atas ranjang, cairan warna putih jatuh di atas lantai dan mengalir dari sela pahanya.
Dan Ajeng tahu, cairan apa yang  mengalir dari organ intimnya kalau bukan cairan milik Tuan Adnan.

“Bajingan. Jangan sampai karena pemerkosaan keji yang kamu lakukan padaku tadi, ada Ednan yang lainnya, yang hadir dalam rahimku karena ulah binatangmu, Tuan Adnan…”

Tbc

Mau ajeng hamil lagi?

Ebook ready....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menikah Dengan Kekasih Majikanku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang