DUA PULUH SATU

2.1K 141 8
                                    

Maaf banyak typo

***

Sial

Adnan sungguh menyesal datang kemari tadi. Harusnya, seperti rencana awal. Ia langsung ke rumah sakit. Tapi, kalau di piker-pikir, tubuhnya yang bauk keringat bahkan bau sisa percintaan akan membuat suster dan orang khusus yang menjaga Vanya bisa tahu apa yang terjadi pada dirinya sebelumnya.

Ya, Adnan saat ini malah datang ke rumah mama dan papanya. Mobil yang biasa papa bawa kerja atau pakai terparkir rapi di pekarangan. Artinya, ada papa di dalam sana. Sedangkan penampilannya sangat kacau saat ini. Baju kusut, rambut kusut, di tubuhnya  menguarkan aroma ya percintaan. Adnan juga merasa sangat lengket saat ini dan ingin segera mengobati tulang selangkanya yang di gigit sangat kuat dan lama oleh Ajeng di saat ia memasukan miliknya ke dalam milik Ajeng yang sempit dan susah.

Ya, sudah Adnan duga. Ajeng masih perawan. Ada darah yang keluar bahkan lumayan banyak dari itunya Ajeng. Dan apa Adnan senang? Jawabannya tidak. Pasti Ajeng menjaga keperawanannya untuk Ajeng jual atau lelang pada laki-laki kaya atau untuk menjabak laki-laki kaya tidur dengannya lalu minta tanggung jawab untuk dinikahi. Sangat basi dan menjijikkan.


“Haish. Terus berdiam diri dalam mobil, nggak ada gunanya, papa nggak bisa ikut campur dengan apapun yang sudah aku lakukan…. Aku sudah dewasa, dan soal Vanya. Asal vanya tidak tahu, dia tidak akan terluka. Ajeng harus tutup mulut tentang masalah tadi. Kalau tidak  perempuan rakus itu akan menerima akibatnya…. ”ucap Adnan dengan nada sungguh-sungguh.

Sudah cukup, Adnan merasa sangat gerah.

Adnan membuka kasar dan cepat pintu mobilnya, pintu terbuka dengan lebar di depan sana. Membuat Adnan semakin tak sabar ingin naik ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Tapi, percaya lah, belum sempat kedua kaki Adnan masuk ke dalam rumah, Adnan kaget bukan main melihat mamanya yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.

“Mama…”Sapa Adnan dengan nada hangatnya.

Bahkan Adnan melempar senyum yang sangat hangat untuk mamanya, tapi senyum hangat Adnan lenyap di saat Adnan baru sadar, betapa murka raut wajah mamanya saat ini.

“Ma? Apa mama baik-baik saja?”tanya Adnan cemas.

Adnan semakin cemas di saat mama tak menjawab ucapannya.

“Ma…”
Plak

Ucapan yang keluar dari mulut Adnan, terhenti telak di saat mama menampar pipi kirinya dengan sangat kuat.


“Kamu sangat bajingan dan brengsek. Bukannya menghukum atau bahkan membunuh Ajeng tapi kamu malah… malah meniduri pelacur cilik itu….”ucap Maya dengan teriakkan tertahannya.

Adnan? Di tengah rasa sakit yang  menghantam pipinya, terkejut bukan main mendengar ucapan mamanya.

Bahkan tanpa bisa Adnan cegah, tangannya dengan kasar di Tarik oleh mama. Mama membawa dirinya ke taman yang ada di samping atau sayap kiri rumah, di tempat yang sangat sepi di rumah ini, dan Adnan yang sudah tahu apa yang membuat mama murka, hanya bisa menahan nafas kuat saat ini. Kepalanya bahkan sudah menunduk dalam.


“Kamu bajingan, Adnan. Kamu tidak hanya membuat vanya terluka apabila Vanya mengetahui tentang kelakuan bejatmu 2 jam yang lalu. Mama juga terluka, dan mama….’’

“Ya, Adnan minta maaf, dan Vanya tidak akan terluka apabila mama dan Ajeng tutup mulut tentang hal ini…”

Plak

Lagi dan lagi, ucapan Adnan terpotong telak oleh tamparan yang di layangkan sekali lagi oleh mamanya pada pipi kirinya.
Bahkan leher Adnan dengan penuh amarah sudah mamanya cekik saat ini, dan bahkan Maya…

Menikah Dengan Kekasih Majikanku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang