DELAPAN BELAS

2K 141 8
                                    


Maf banyak typo

Ebook ready di playbook

Ebook ready di playbook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Ajeng merasa gugup. Merasa tidak enak juga. Karena dirinya lah, membuat Tuan  Dewa dan anaknya Tuan Adnan cekcok tadi.
Bahkan Tuan Adnan tidak naik mobil bersama mereka, Tuan Adna malah naik taksi dan berkata akan langsung ke rumah sakit dengan Tuan Dewa yang terlihat tidak peduli dengan pilihan anaknya.

Saat ini, Ajeng sudah ada di rumah Tuan Dewa atau di rumah Tuan Adnan. Duduk dengan gugup di salah satu sofa yang ada di ruang keluarga.
Tidak hanya ada Ajeng, tapi ada Nyonya Maya juga. Yang entah kenapa sedari tadi, menatap Ajeng dengan tatapan yang terlihat tidak suka. Membuat Ajeng sebisa mungkin sedari 5 menit yang lalu tidak mau bertemu pandang dengan Nyonya Maya.

“Maafkan Adnan, apabila ada kata kasar dan tidak enak yang keluar dari mulutnya, Ajeng…”ucap suara itu dengan nada suara yang sangat hangat. Membuat Ajeng reflek menatap kearah Tuan Dewa yang menatapnya dengan tatapan super lembut saat ini.

“Dia menolak keras, kamu yang menggantikan Vanya  kemarin, tapi mau bagaimana lagi, itu wasiat dari Vanya. Dan kami, tidak ingin nama baik atau reputasi kami  rusak apabila anak tunggal kami gagal menikah kemarin,”ucap Tuan Dewa kali ini dengan tatapan menerawangnya.
Ajeng? Melempar senyum yang sangat hangat dan tulus pada Tuan Dewa. Kepalanya juga mengangguk dengan cepat.

“Sama-sama, dan saya juga mau berterimah kasih banyak pada, Nyonya Maya..”Ajeng menggantung ucapannya, Ajeng juga dengan jantung yang rasanya ingin meledak sudah menatap kearah Nyonya Maya, yang tubuhnya dapat Ajeng lihat, terlihat sangat tegang.

“Terimah kasih banyak, Nyonya Maya. Berkat uang dari nyonya Maya, nenek saya sudah di operasi kakinya. Bibi saya sudah mendapat perawatan terbaik di rumah sakit, sekali lagi, terima kasih banyak,”ucap Ajeng dengan nada tulus dan sungguh-sungguhnya.

Maya? Diam, tapi tatapan Maya ada pada suaminya saat ini, suaminya yang sudah menggenggam erat tangannya.

“Maksudnya, keluarga Ajeng kecelakaan? Kamu yang sudah menolongnya, sayang?”tanya Tuan Dewa dengan senyum tertahannya.
Maya, masih tanpa suara mau tak mau menganggukan kepalaya mengiyakan.

“Cup. Kamu memang istriku yang luar biasa baik dan cantik, “ucap Tuan Dewa lembut, bahkan di depan Ajeng, Tuan Dewa mengecup lembut dan sayang kening milik istrinya. Bangga dengan kemurahan hati yang di miliki istrinya.

“Ajeng, kamu… istrahat dulu ya, nak. Saya masih mau berbicara dengan kamu. Kita bicara lagi nanti malam ya? Ini tentang pendidikkan kamu. Saya punya niat dan  ingin kamu menjadi orang yang berpendidikan tinggi  supaya bisa merubah nasib kamu dan keluargamu yang ada di kampong, “

****   

Kembali Ajeng merasa tidak enak. Yang tersisa di rumah yang sangat besar dan megah ini hanya dirinya dan juga Nyonya Maya, yang berjalan tanpa kata tepat di depannya.

Menikah Dengan Kekasih Majikanku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang