Ethereal - 09

97 53 199
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading
+
+
+
+
+



"Ya tuhan.. kenapa dia ganteng banget.." ucap Andira tanpa sadar.

"Terimakasih"

Andira yang sejak tadi menundukkan kepalanya karna malu secara terang terangan terpukau akan pesona yang Hwang Dowoon pancarkan, tiba-tiba terkejut dan dengan cepat melihat kearah Dowoon.

Apa baru saja dia tidak salah dengar pikirnya saat itu. Tapi sangat jelas Hwang Dowoon tadi mengucapkan kata "Terimakasih"

Kalut dengan pikirannya sendiri membuat Andira tidak sadar sedari tadi dia menahan nafas sambil menatap wajah Hwang Dowoon tanpa berkedip.

"Nafas.. nanti mati" ucap Hwang Dowoon yang cukup heran dengan tingkah laku Andira.

Masih dalam keadaan syok berat membuat Andira tidak dapat mencerna dengan baik kata kata yang di ucapkan Dowoon. Andira mulai bernafas dengan normar tetapi tatapan matanya masih tak lepas dari wajah Dowoon.

Hwang Dowoon berdiri dari duduk nya dan mulai berjalan ke arah kursi tempat mereka menaruh kantong belanjaan.

Andira masih di posisi berjongkok dengan pikiran yang entah kemana.

"Ayo pulang, udah malem.."

Andira mengedip-ngedipkan matanya ketika sadar sudah tidak ada Hwang Dowoon di samping nya.

Melihat pola tingkah yang Andira lakukan membuat Dowoon menyunggingkan senyum nya.

"Ayo pulang, udah malem.." ulang Dowoon lagi, karna dia yakin Andira tidak mendengarkannya tadi.

Dengan masih di selimuti rasa terkejut dan rasa malu setengah mati, sepanjang perjalanan menuju apartemen Andira hanya diam membisu dengan kepala yang tertunduk dalam.

Srett

Hwang Dowoon menarik lengan Andira karna hampir saja kepala Andira menabrak sebuah pohon.

"Jalan pakek mata!"

Andira yang masih sibuk dengan pikirannya kembali terkejut. Dengan wajah semerah tomat dan dalam keadaan hampir menangis karena rasa malu, Andira mengangguk menanggapi seruan dari Dowoon.

Setelah sampai di apartemen Andira buru buru berlari memasuki kamar. Tanpa mengetahui bahwa pandangan mata Hwang Dowoon tak lepas sedetikpun dari dirinya.

"Gemas.." kekeh kecih Hwang Dowoon.

"Widih ada apaan nih? Seorang Hwang Dowoon yang biasanya muka batu tiba-tiba senyum senyum gak jelas!!" heboh Woojin.

Dowoon menoleh ke arah Woojin dengan wajah datarnya. "Berisik!" lalu pergi kearah dapur untuk menyusun belanjaan.

"Yee.. si batu, diajakin ngomong malah pergi" bukan Woojin namanya jika menyerah begitu saja.

Woojin mengikuti langkah Dowoon menuju dapur. "Lo sama Andira dari mana?" tanya Woojin lagi.

Tanpa ada niat untuk membuka suara Dowoon hanya mengangkat kantong belanjaan tadi sebagai jawaban.

EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang