[15] Meet Again With Loyal Servant

270 32 27
                                    

Lyrr melakukan olahraga ringan di depan penginapan. Udara pagi sangat segar dan menenangkan, meskipun terasa dingin. Lyrr mengenakan mantel hangatnya sambil berjalan ringan memutari penginapan.

Di kehidupan masa lalu, Lyrr enggan berolahraga karena dia selalu memanfaatkan waktu senggang untuk beristirahat dengan baik. Misi yang di dapatnya dari guild sudah pasti membuatnya banyak bergerak, sehingga dia merasa tidak membutuhkan olahraga lagi.

Lyrr mendengus.

Matanya melihat ke depan, banyak hewan-hewan yang berlarian kesana kemari. Di kehidupan yang lalu, bahkan hewan tidak bisa bergerak bebas seperti ini. Sungguh hidup yang menyenangkan untuknya sekarang.

Puk!

"Booo!!!" Lian menepuk bahunya dan nyengir lebar, "selamat pagi!"

Lyrr mengangguk dan membalas menepuk pelan kepala Lian, "apa tidur mu nyenyak?"

"Kau sungguh bertanya begitu setelah membiarkan aku tidur di lantai yang dingin semalaman?!" Lian kesal.

Lyrr tertawa geli, "itu sudah nasib mu, terima saja."

Lian mendengus tidak terima. Dia menjitak kepala Lyrr kemudian berlari ke dalam penginapan mengabaikan protes dari si pemilik kepala.

Siang hari pun tiba. Para gadis duduk di luar penginapan sambil bersantai. Tidak bisa di bilang bersantai juga sebenarnya, Lian sedang mengajari si kembar untuk mengontrol sedikit kekuatan mereka, dan alhasil si kembar tidak sanggup berjalan. Mereka terpaksa menunda perjalanan mereka hingga esok hari.

Arneis menghampiri mereka dengan sepiring kue kering yang dia buat sendiri di dapur penginapan.

"Woaahh makanan!" Teriak Lian dan Layya berbarengan. Shui bertepuk tangan gembira, "kakak peri! Shui suka kue!"

Arneis tertawa gemas lalu mencubit pipi gembul Shui yang merona bahagia dan semangat.

"Darimana kau mendapatkan kue itu?" Lyrr bertanya penasaran. Dia sendiri juga kelaparan karena kelelahan.

"Aku membuatnya sendiri tentu saja." Arneis memamerkan kue nya yang uap panas nya masih mengepul ke udara.

"Wah cookies, pasti lezat." Lian berkomentar diiringi anggukan setuju Layya.

"Yang lain belum kembali?" Sho bertanya sambil menyambar satu buah dan memakannya langsung, mengabaikan tatapan kaget Arneis.

Lian melambaikan tangannya maklum, "dia memang bakat mencuri, makanya gerakan tangannya cepat. Maklumi saja."

Lyrr mendengus mendengar nya, dia mengacak rambut Sho kesal hingga Sho terpancing emosi dan mereka saling berusaha menjitak satu sama lain.

"Yang lain masih memiliki urusan. Nona Carrie memilih untuk tetap bekerja seperti profesi nya yang biasa. Kau taulah, merampok dan membajak pria. Saat ini tujuan mereka adalah gedung kepala gubernur di pusat kota." Arneis meletakkan keranjang itu di atas rumput, menawarkan teman-teman nya untuk ambil satu. "Dia meminta aku dan Layya tinggal menemani kalian sampai mereka kembali."

"Perampok sejati." Layya berkomentar. "Nona Carrie benar-benar luar biasa--"

"--Gilanya." Lian menyahut. "Benar-benar tidak menghargai lelaki. Sebegitu bencinya pada lelaki? Tidak semua lelaki itu jahat!" Lian berujar emosi.

"Nona Carrie terlanjur sangat sakit hati. Dia memiliki trauma yang sangat dalam--"

"Jika bicara tentang trauma, aku punya trauma yang lebih besar! Kalian bahkan tidak mungkin bisa membayangkan nya. Tapi aku bisa menekan trauma itu sampai sekarang. Lalu kenapa dia tidak bisa? Dia mungkin kuat secara fisik, dan pantas di puja. Tapi nyata nya tidak, dia lemah! Orang yang terlalu terlarut dalam traumanya tidak pantas di puji. Mereka hanya orang lemah yang tidak bisa mengendalikan diri sendiri." Lian benar-benar kesal ketika mengatakannya.

[S2] Reise des Licht Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang