Jeno baru saja memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, dirinya akan masuk ke rumah jika saja dia tidak bertemu dengan Mark yang merupakan sahabatnya waktu jaman sekolah dasar. Jeno tanpa pikir panjang langsung menghampiri Mark yang sedang menyapu halaman di rumah barunya.
"Oi, Bro! Apa kabar?" Seru Jeno menepuk bahu Mark hingga membuat Mark sangat terkejut.
"Astaga! Jeno? Kau Jeno kan?" Tanya Mark takjub, tidak menyangka dirinya akan kembali bertemu dengan Jeno.
Setelah tamat sekolah dasar keduanya tidak pernah lagi bertemu, jadi wajar saja Mark sedikit takjub karena kembali dipertemukan dengan Jeno.
"Iya ini aku! Ngomong-ngomong apa kabar?" Tanya Jeno.
"Baik-baik saja, bagaimana dengan dirimu?"
"Tentu saja sangat-sangat baik, karena aku memiliki keluarga yang sangat manis," Jeno tersenyum bahagia hingga matanya tidak terlihat.
"Aku turut bahagia mendengarnya," balas Mark.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Jeno.
"Aku memiliki keluarga yang cukup unik, karena anak dan istriku terlalu suka memberikan keributan," jawab Mark.
Jeno membulatkan matanya terkejut, "Oh. Benarkah?"
Mark tersenyum canggung, "Iya, baru saja kami sampai disini, mereka sudah berhasil membuat keributan dengan tetangga. Aku khawatir bahwa kami akan kesulitan beradaptasi disini."
Jeno menggeleng tidak habis pikir, tapi kemudian dia tersenyum senang. "Kau harus membawa keluarga mu makan malam ke rumahku. Karena aku yakin bahwa keluarga ku pasti bisa menerima tingkah laku anakmu dan pasanganmu."
"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" Tanya Mark.
"Karena Renjunku itu sangat baik dan manis, belum lagi anak kami yang sangat lugu, manis, imut, dan tentunya baik hati. Jadi mungkin saja istri dan anakku bisa membantu kalian beradaptasi." Balas Jeno dengan senyuman percaya diri.
"Benarkah?" Tanya Mark memastikan sekali lagi.
Jeno mengangguk semangat, dia menunjuk rumah yang berada di depan rumah Mark. "Itu rumahku, aku akan meminta Renjunku untuk memasak makan malam yang banyak karena ada tamu yang akan datang. Jadi kau harus datang oke!"
Mark hanya mengangguk canggung, dia tidak tahu seperti apa kepribadian anak dan pasangan Jeno tapi saat melihat Jeno begitu bahagia mungkin saja Mark tidak perlu cemas tentang Haechan dan Jaemin yang akan kesulitan beradaptasi di lingkungan baru ini.
"Kalau begitu sampai jumpa nanti malam!" Ucap Jeno yang kemudian berlari menuju rumahnya. Jeno melambaikan tangannya dengan semangat kepada Mark yang hanya dibalas lambaian kecil dari Mark.
🍓🍓🍓🍓
Renjun menatap hidangan di meja makan yang telah dia atur sedemikian rupa agar terlihat menarik. Jisung duduk di kursi meja makan memperhatikan sang ibu yang kini tersenyum puas.
Jisung menatap kue dengan bagian atasnya ditaruh stoberi besar yang membuat Jisung begitu tergoda ingin segera memakannya. Jisung terus memperhatikan kue tersebut dengan bibir mengerucut. Mamanya melarang Jisung untuk mengambil stroberi itu, sehingga Jisung harus patuh kepada sang mama.
"Kenapa anak papa yang paling manis ini terus cemberut hmm?" Tanya Jeno mengelus rambut Jisung.
Jisung yang lesu langsung ceria, bahunya yang merosot kebawah kini tertarik kembali ke atas. Jisung menatap sang papa dan memeluknya.
"Papa!" Panggil Jisung.
"Iya ada apa adek?" Tanya Jeno lembut.
Renjun yang melihat adegan ayah dan anak langsung mendekati mereka dan menjawil hidung Jisung, "Adek menginginkan stoberi yang ada di kue. Padahal kue itu untuk tamu," terang Renjun.
Jisung yang semangat kini cemberut karena Mamanya menggagalkan rencananya untuk merengek kepada sang Papa.
"Huh! Mama~~" rengek Jisung yang kini memegang tangan kemeja Renjun, menggoyangkan goyangkan tangan kemeja itu ke kiri dan ke kanan.
"Jadi Adek mau stoberi?" Tanya Jeno.
Jisung mengangguk dengan semangat, "Emmm, Jwi mau!"
"Kalau begitu Adek harus menunggu tamunya datang, oke!" Ucap Jeno lembut.
"Oke (◍•ᴗ•◍), tapi papa Jwi mau cerita."
"Cerita apa?" Tanya Jeno.
"Ada tetangga baru di rumah kita, papa tidak ingin memberikan ucapan untuk mereka?" Tanya Jisung.
"Tidak perl...."
Tok! Tok! Tok!
Ucapan Renjun ketika suara pintu diketuk. Jeno buru-buru berjalan menuju ke pintu depan, bersama dengan Renjun dan Jisung yang mengikuti Jeno dengan penasaran.
"Mereka sudah datang." Gumam Jeno.
"Memangnya mereka siapa? Kenapa papa sangat bersemangat?" Tanya Jisung.
"Mereka adalah teman papa," jawab Jeno kepada Jisung saat mereka sedang berjalan menuju pintu depan.
Clek!
Jeno akhirnya membuka pintu,
"Hai selamat dat...."
"KAMU?" pekik Haechan dan Renjun.
"Wah, adik manis! Kita bertemu lagi! Aku yakin kita bertemu lagi karena kita adalah jodoh," ucap Jaemin dengan mengedipkan matanya kepada Jisung yang menatap mereka dengan tatapan heran tidak mengerti apapun sama sekali.
"Wuah kalian semua saling mengenal dengan baik?" Tanya Jisung lugu.
°°°°
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga : JaemSung ft NoRen & MarkHyuck
ContoBerisikan keharmonisan keluarga NoRen dengan anaknya Jisung. Namun semuanya berubah hanya karena tetangga baru yang menurut NoRen agak menyebalkan