I.2

233 54 16
                                    

Renjun dan Jeno syok saat Jisung menunjukkan cincin Bungan dandelion kepada mereka. Wajah mereka berubah-ubah dari marah menjadi pucat menjadi terkejut juga saat melihat Jisung yang pamer. Bahkan keduanya melepaskan balon jerapah Jisung.

Haechan yang berada di belakang mereka tertawa puas, "Nanti malam aku akan membawakan hantaran lamaran untuk kalian, hahaha!"

Jisung tidak paham tapi Haechan tertawa dengan sangat semangat jadi dia ikut tertawa apalagi tawa Haechan itu sangat lucu saat dia memukul mukul Mark karena tawanya.

"Hehehe," tawa Jisung dengan mata yang menyipit dan nyaris menghilang. Jisung nampak sangat manis.

Haechan menatap Jisung yang tertawa, dia mendekati Jisung dan mengusap-usap rambut Jisung penuh rasa bangga.

"Halo, menantu kecilku!" Ucap Haechan dengan semangat.

"Menantu kecil?" Tanya Jisung bingung.

"Iya, Jisung sekarang adalah menantu mommy," ucap Haechan.

Jisung tidak mengerti kata menantu dia berpikir bahwa Haechan ingin menjadi mamanya jadi dia menggeleng.

"Tidak! Mamanya Jwi hanya mama Njun!" Ucap Jisung, dia menggeleng cepat dengan bibir cemberut.

Haechan menghela napas, calon menantunya ini sangat amat cantik secara visual hanya saja otaknya sedikit lemot akibat kedua orang tuanya terlalu lembut dan tidak mengajarkan realita dunia yang kejam, menurut Haechan setidaknya seorang anak harus diajarkan cara bertengkar atau kejar-kejaran seperti apa yang dia lakukan dengan Jaemin.

"Bukan seperti itu, menantu kecil! Yang aku maksudkan....emmm—" Haechan menggantung kalimatnya dia bingung untuk beberapa saat sampai dia mengingat bahwa dia membawa permen sebagai ganti kembalian uangnya. "ーmenantu kecilnya mommy ingin permen?"

Jisung mengangguk, dia membuka tangannya seakan-akan menunggu Haechan untuk memberikannya permen.

Tapi bukan Haechan namanya jika tidak punya kelicikan, seperti pribahasa seperti ibu, seperti anak laki-lakinya maka itulah Haechan dan Jaemin.

"Aku akan memberikan mu permen asalkan Jisung mau jadi menantu kecilku!"

Jisung dengan lugu lagi-lagi mengangguk, "Iya, Jwi mauuuu~"

Haechan langsung memberikan permen pada Jisung, "Kalau begitu mulai sekarang panggil aku mommy!"

"Mommy? ≧◠‿◠≦" panggil Jisung dengan riang walaupun kebingungan, Jisung benar-benar anak yang tidak bisa marah dan hanya tau tersenyum di setiap keadaan.

Haechan langsung saja salto secara tiba-tiba, kemudian dia dengan gaya heroik layaknya seorang pahlawan dalam buku cerita mendatangi Renjun yang membeku, Haechan melepaskan kacamata hitamnya yang secara ajaib terpasang di wajahnya, dengan gaya sok keren luar biasanya Haechan menyunggingkan senyum miring mengejek Renjun, "HAHAY, Anakmu memanggil ku dengan sebutan mommy, iya sebutan mommy, mau ku perjelas? M-O-M-M-Y!"

Renjun sudah kehabisan kesabaran, dia langsung saja menjambak rambut Haechan yang ada di depannya, dia sudah kesal dengan tingkah Jaemin ditambah lagi dengan tingkah ibunya Jaemin.

"Arghhh! Sakit China KW!" Teriak Haechan saat Renjun dengan anarkis menjambak rambut Haechan.

"Biarin! Biar kamu jadi Mommy Botak!" Pekik Renjun, wajahnya sudah memerah karena kesal.

Jeno menatap Renjun dengan takjub, istrinya yang mungil dan lembut berubah menjadi seorang yang tetap mungil tapi marah-marah layaknya tabung gas 3kg mini mini tapi gas.

"Lepasin!" Teriak Haechan.

"Ini balasan karena kamu dengan berani menggoda anakku!"

Jaemin menyaksikan kegaduhan dengan antusias, "Lebih keras lagi mama mertua! Tolong jangan selesaikan masalah ini secara kekeluargaan, aku haus keributan!"

Jisung menatap bingung Jaemin, "Kenapa kakak begitu semangat?"

"Hehehe, tidak apa-apa." Kemudian Jaemin fokus ke Renjun dan Haechan, "Sebagai menantu yang baik aku akan mendukung mama mertua, ayo mama mertua! Kalahkan mommy ku!"

Haechan yang mendengar ucapan anaknya yang durhaka langsung panas.

"HEH ANAK DURHAKA! LIHAT SAJA SETELAH INI MOMMY TIDAK AKAN MEMBANTU MU UNTUK MENDAPATKAN JISUNG!"

Jaemin langsung panik, "Tidak, mommy. Jaemin hanya bercanda!"

Jisung papanya, "Papa, Jwi sudah lelah. Bisakah kita pulang? Tapi papa harus gendong Jwi, ya 。^‿^。"

"Tentu, sayangnya papa."

Jeno menggendong Jisung kemudian mendatangi Renjun yang masih asik menjambak Haechan, "Sayang, ayo pulang. Adek sudah lelah katanya, dia ingin beristirahat!"

🍒🍓🍒🍓🍒🍓🍒🍓🍒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetangga : JaemSung ft NoRen & MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang