4

494 63 1
                                    

"Jenoo gak logis alasan kamu."

"Tapi rin aku gak bisa."

"Kamu janji, kita akan menikah dan menua bersama. Tapi kenapa?" Si gadis sudah menangis tersedu-sedu, sedangkan cowok yang bernama Jeno memeluk mantan kekasihnya.

"Aku minta maaf, mungkin ini yang terbaik untuk kita."

"Bukan untuk kita tapi untukmu. Dasar brengsek." Menampar Jeno lalu pergi meninggalkan Jeno yang termenung.

"Maaf Karina. Aku pun sakit disini." Jeno meneteskan air mata.

"Jen, udah. Mungkin ini yang terbaik."
Mark yang sembunyi akhirnya keluar mendekati Jeno.

Jeno tak menggubris perkataan Mark ia berlalu pergi.

🐰🐰🐰🐰

Druk druk druk

"Jenooo udah yukk, aku capek nih."

"Nggak ada yang yuruh lo buat nungguin Jeno ra. Pulang sana sama Raesya." Jawab Eric yang menjadi lawan main basket Jeno.

"Yaudah aku pulang. Dada semuanya." Raesya dan Haera pergi meninggalkan ruangan indoor.

"Ra ra. Guys gue cabut. Pujaan gue gone dari pandangan. Bayy." Mark lungang langgun menyusul Haera dan Raesya.

"Idih. Bulol."

"Gue cabut dulu ya."

" Lah ikut cabut Jen, kan belum selesai."

"Capek gue mau istirahat." Jeno pergi meninggalkan ke-3 temannya yang menatap heran.

"Kenapa sih sama tuh bocah."

"Tahu." Guanlin melanjutkan bermainnya.

.

"Karina." Karina yang mengenal baik suara itu mempercepat langkahnya.

"Rin rin tunggu rin." Jeno mencekal tangan Karina.

"Rinn jangan gini." Jeno menatap Karina, gadis itu enggan menatap Jeno.

"Rin aku sayang kamu."

Karina menyentak tangan Jeno, tetapi jeno langsung memegangnya lagi.

"Lepas Jeno!"

"Rinnn tatap aku."

"Jen kita udah putus, aku nggak mau ada orang ketiga dalam hubungan, stop Jen, aku nggak mau seolah-olah aku yang paling buruk disini."

"Tapi rinn."
Karina melepaskan tangan Jeno dan segera pergi meninggalkan Jeno.

"Karina tunggu." Jeno akan mengejar Karina tetapi bahunya ditahan oleh seseorang.

"Biarin, dia butuh waktu. Kalau sudah kondusif lo bisa temui dia lagi. Jangan bodoh Jen." Mark berkata lalu menepuk pundak Jeno.

"Gue duluan."

🐰🐰🐰🐰

"Jeno pulang."
Ia melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal.

"Mama sudah masak kesukaan kamu nak."

"Masih kenyang, nanti aja." Berlalu meninggalkan mamanya yang menatap sendu Jeno.

"Jenoo, dari kapan hari kamu belum ada makan makanan rumah. Makan ya."

Jeno menutup pintu kamarnya.

Ia melepas kaosnya. "Rinnn."

Jeno menjatuhkan badannya ke kasur.

"Haahhh."

"Jeno, mama mau cerita sedikit."
Jeno diam seperti memberi tanda agar mama nya melanjutkan ceritanya.

lotsbestemming | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang