10

279 25 5
                                    

"menurut lo nih, menurut aja ya ini."

"Iya,,, apa sihh?"

"Emm..." Raesya menoleh kekanan kekiri.
"Lo tahu nggak sih Nayeon Nayeon itu?"

"Ck mana aku tahu. Penting di kehidupan gue aja nggak tuh."
Raesya memutar bola matanya. Teman kebanyakan micin yang sayangnya adalah sahabat dekatnya ini menyebalkan.

Ada kalanya Haera memberikan gosipan murahan tentang anak kampus, tapi pas Raesya mau mancing Haera buat gosip malah begitu jawabannya. Awas aja nanti.

Raesya menyedot minumannya sampai tandas membuat heran Haera.

"Kenapa lo, kesurupan hantu haus ya?"

"Bodo."
Raesya segera berdiri dari tempatnya.

"Mau kemana?"

"Pergi!!"

"Haaahh anak gadis papa satu ini, sangat menghargai temannya." Haera berlari mengikuti Raesya yang ternyata pergi ke perpustakaan kampus.

"Sebagai calon dokter seharusnya lo punya stok kesabaran yang tinggi. Pasien lo nanti banyak meregang nyawa karena– emmmm." Haera berhenti mencari kata-kata yang pas. Pasalnya ia bisa menjadi korban pertama keganasan Raesya.

"Diem!!!"

"Yahh soal Na-nayeon tadi ya emm kembarannya emm shi- shioyon?"

"Siyeon dan satu lagi mereka nggak kembar."
Keduanya berjalan ke sudut ruangan agar berbicara lebih leluasa.

"Iya iya, yang kembar kan kita." Haera tersenyum lebar, sedangkan Raesya menatap jijik teman tersayangnya. Cuman tsundere nano nano gitu ke Haera.

"Emang gosip mereka apa?"

"Bukan mereka, cuman Nayeon aja."
Haera mengangguk.

"Katanya sih dia bully junior gitu."

"Wahh sok yes sekali dia."

"Makanya, apalagi nih dia tuh katanya suka semena-mena sama orang lain. Aku nggak tahu sih, apa yang dibuat mereka sampai dia kepancing emosinya."
Haera mengedikkan bahunya. Jangankan gosipnya, ia saja tidak tahu Nayeon yang mana. Jangan salahkan Haera, dia kan tahunya cuman teman segrub bobroknya.

Kemana-mana ber 6, mana sempat ia tahu Nayeon yang mana. Tapi kalau Siyeon ia tahu. Pasalnya ia pernah berkenalan waktu awal-awal masuk kuliah dulu.

"Nggak tahu aku Sya, mungkin nanti aku tanya teman kelas dulu ya, biar lebih akurat."

"Idih ini tuh gosip beredar aja ja–"

"Tapi aku penasaran, lo sih bawa-bawa dia. Jadinya kan kepo."

"Kepo?"
Haera dan Raesya melompat dari duduknya karena terkejut dengan suara bass dibelakangnya.

"Ehh Ma–mark?"

"Hehehe haii, cantik deh hari ini."
Pliss pujian Mark tidak bisa membuat pipi Caca untuk tidak bersemu. Klop sudah dua-duanya –raesya dan haera– gadis tsundere.

"Apaan sih,, nggak usah pegang-pegang ya, dasar cowok mesum."
Haera berdiri, ia menghentakkan kakinya dan berjalan keluar dari perpustakaan.

"Yaahh  tunggu cantik, bear ku tercomel." Mark berlari mengejar Haera. Meninggalkan Rasya yang bengong melihat Guanlin yang sangat tampan dengan headband yang menutupi jidatnya.

"Kepo kenapa si Haera?"

"Ke–kepo emm anuu emm."

"Kamu kenapa? Sakit?" Guanlin menyentuh dahi Raesya. Sedangkan Raesya langsung memerah wajahnya dengan badan yang panas dingin.

lotsbestemming | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang