5

502 53 6
                                        

"Aku tahu aku akui aku munafik gue naif, asal lo tahu."

"Stopp!! Udah. Itu pilihan kamu, bukan aku. Kamu milih dia dari pada aku."

"Tapi-"

"Mau sampai kapan?"

"Aku tanya mau sampai kapan? JENOOO!!! Hikss aku udah bilang, kasih aku waktu. Kamu tahu kan bahasa manusia. Hikksss sesayang itu kita kalau nggak berjodoh jangan dipaksa Jen." Karina menghapus air matanya dengan kasar.

"Aku nggak mau jadi orang ketiga, jangan kasih aku tempat dimana orang jahat itu berada hiksss." Tangan Jeno mengepal dengan matanya menatap ke samping.

"Tapi-"

"Stopp!! Semua ini dari diri kamu Jen, bukan salah mama kamu, saudara kamu ataupun kakek kamu. Kalau kamu mau berfikir tenang dan kritis mungkin kita masih bersama."

"Rinn dibalik itu ada alasannya." Jeno meraih tangan Karina, namun ditepis seketika oleh sang empu.

"Aku nggak mau tahu Jen, itu urusan kamu. Kamu mutusin aku, berarti kita selesai. Lihat aku seperti teman bukan orang terkasih. Hikss Jen, jangan lukai hati perempuan. Kamu lahir dari perempuan, jangan brengsek hanya karena ambisius mu." Karina pergi meninggalkan Jeno yang berdiri kaku tanpa menatap kepergian sang pujaan.

"Akhrgg sial sial sial." Jeno menendang udara kemudian mengusak rambutnya kasar.

"Asal lo tahu Rin, gue lakuin ini juga demi lo."

"Cewek mana bisa berfikir keras seperti kita."

"Diem lo."

"Sensi amat, belum moveon ya."
Jeno menatap tajam lawan bicaranya. Tanpa babibu ia langsung mencengkram kerah lawan bicaranya.

"Waow waow santai napa. Sensi amat kaya Haera." Jeno melepas dengan keras

"Lo tahu ini tuh kaya lagu tauk 'sadarkah kita terlalu hancur' ya kan, hancur semuanya."

"Diem lo Mork." Mark tertawa melihat temannya kesusahan.

"Gimana cewek kemarin?"

"Biasa aja"

"Hemmm."

"Dah lah lo buat runyam semuanya."
Jeno pergi meninggalkan Mark.

"Sensi amat jangan-jangan cewek dia."

🐰🐰🐰🐰

"Harus kah lo sediam ini?"

"Maksudnya?"

"Mahen kan yang buat semua ini?"

"Lo kenapa sih? Lo aneh, lo tinggal bilang semuanya. Lo senang disini."

"Gak ada orang yang mau hidupnya rusak."

"Makanya kita disini buat lo."

"Lo terlalu percaya Mahen."

"Gue gak percaya Mahen!"

" Lo nutup mata asal lo tahu."

"Pria brengsek itu bersenang-senang diatas penderita lo."

"Mahen nggak mungkin ninggalin aku."

"Nyatanya adakah 2 tahun ini dia nemuin lo."

"Kenapa diam? Nggak ada ya."

"Lo tuh terlalu nutup mata lo."

lotsbestemming | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang