9

300 37 3
                                    

"Jeno aku suka."

"Kau suka pergi ketaman?"
Merasa Naera tidak membuka suaranya lagi Jeno menambahi.

"Aku juga suka kegiatan keluar malam seperti ini."

Bukan, bukan itu maksud Naera. Ia suka saat Jeno memberikan semua perhatiannya ke dirinya. Dan dia suka Jeno.

"Na?"

"Iya."

Mereka berdua berjalan -tidak hanya jeno yang berjalan- dalam diam.

"Kau ingin makan sesuatu?"

"Sesuatu seperti apa?"

"Kau mendengarkan apa ucapan ku sebelumnya?" Jeno menoleh dan tanpa sengaja hidung mereka berdua bersentuhan.

Naera melebarkan matanya tak lama pipinya memerah. Tangannya menjauhkan kepala Jeno.

"Emmm ma-mmmaaf." Naera menyembunyikan wajahnya di punggung Jeno. Ia malu, Jeno sangat tampan.

Sedangkan Jeno hanya memasang wajah bodoh.
"Kau ingin makan sesuatu?"

"Ya apa saja aku suka."

"Baiklah, tunggu disini. Aku akan kembali."
Jeno menurunkan Naera di salah satu bangku taman.

Lelaki itu bergegas pergi meninggalkan gadis itu sendirian di tengah ramainya taman di malam ini.

"Wahh kebetulan ketemu disini."
Naera menatap orang yang berbicara sambil menepuk-nepuk pundaknya dengan malas.

"Hemm dapat hidayah apa nih?"

Naera hanya diam mendengar perkataan seseorang didepannya yang sekarang mendudukkan diri di sebelah Naera.

Matanya menatap kedepan, ia enggan menjawab maupun menatap lawan bicaranya.

Sedangkan sang lawan bicara yang sedari tadi melontarkan pertanyaan tetapi tidak ada jawaban itu mulai kesal.
"Lo bohong ya, kalau nggak bisa jalan?"

Pertanyaan terakhir itu masuk ke gendang telinga Naera, dan menusuk tepat jantungnya yang membuat darahnya dingin seketika.

"Jadi benar?"
Dengan tanpa perasaan seseorang itu mendorong kuat Naera hingga ia jatuh dari bangku.

"Apa maksudmu?" Nada Naera meninggi.

"Akhirnya lo buka suara juga. Gue kira lo juga bisu tauk."
Naera berusaha duduk di bangku kembali dengan gemetar, ia takut nanti Jeno datang dan melihat kejadian di luar dugaan.

"Butuh bantuan?"
Seseorang itu menarik rambut Naera dan menarik paksa agar Naera kembali duduk di bangku taman.
Naera dengan badan gemetarnya mencoba melindungi kepalanya.

"Hentikan huksss kau me-mennyakitiku."

"Ohh ohhh lihat drama queen mulai."
Dia melepaskan tangannya dari rambut Naera dan mencoba merapikan rambut Naera.

Selanjutnya ia menepuk-nepuk tangannya seakan-akan ada debu ditangannya.
"Membuang tenaga dengan orang cacat kaya lo."

Sebelum dia pergi ia memukul dengan pelan kepala Naera. Hal itu membuat tubuh Naera bergetar kembali.

Dari kejauhan Jeno melihat semua yang dilakukan oleh seorang wanita ke Naera. Ia hanya bisa diam kaku dan makanan yang ia bawa sudah jatuh.

Jeno merasa ini bukan urusannya, tetapi ia melihat Naera diperlakukan seperti itu membuat hatinya berdenyut sakit. Jeno hanya bisa mengepalkan tangannya dengan keras hingga memutih.

Siapa perempuan itu?
Apa maksud perlakuan dia?
Kenapa dia sangat lancang dan tidak sopan?

Jeno menunggu keadaan Naera agar lebih tenang, dari belakang punggungnya ia masih bisa melihat badan gadis itu masih bergetar.

lotsbestemming | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang