Prolog

540 26 4
                                    

happy reading

🦋🦋

***

Dikejauhan seorang Perempuan sedang berjalan dibawah Rintikan Air hujan, Perempuan berjaket kulit berwarna hitam itu sedang menangis dibawah Rintikan Air hujan. Menurutnya, Hujan adalah Obat dari semua kesedihan yang ia Rasakan.

Motor Ninja berhenti dipinggir jalan, Seorang laki-laki itu berjalan menghampiri Perempuan berjaket kulit berwarna hitam.

"Lo ngapain disini Na?"

"R-rey." Sandrinna menatap kearah Rey, Rey dengan sigap melepas jaket kulit yang ia kenakan. Dan kemudian jaket itu digunakan untuk menutupi Sandrinna, yang terkena rintikan Air Hujan.

"Ck, kalau lo sakit bunda bisa marah sama gue," ucap Rey dengan ekpresi wajah khawatir, Sandrinna terdiam. Rey yang dari awal mengenalkan Sandrinna ke Sang Bunda, dirinya sudah berjanji harus menjaga Sandrinna dan tidak boleh membuat Sandrinna sakit.

"Ayo bangun-"

"Pulang kerumah gue." Sandrinna mengangguk. Rey tahu bahwa pasti Sandrinna masih syok karena masalah di rumah, bahkan dirinya tahu Sandrinna pasti ingin bertemu Bundanya itu. Sering sekali Perempuan itu curhat kepada Bunda Serna, pernah sampai menangis.

Rey dengan sigap membantu Sandrinna untuk bangun, wajah Perempuan itu begitu pucat bahkan sangat pucat. Rey khawatir Sandrinna akan demam, jika Bunda Serna tau pasti Bunda akan marah kepada Rey. Rey yang terlebih dahulu menaiki motornya, kemudian mulai menyalakan motor ninja nya itu. Sandrinna yang lesu lemas tidak bisa menaiki motor.

"Naik pelan-pelan, gue pegangin," ucap Rey. Sandrinna mengangguk, perlahan mulai memegang tangan Ketua geng nya itu dan kemudian menaiki motor milik Cowok itu.

"Pegangan yang erat, gue mau ngebut." Sandrinna mengangguk sambil mengeratkan pelukan di pinggang Cowok itu.

***

"Bunda jangan sakit ya nanti aku sedih," ungkap Sandrinna berada disisi Ranjang milik Sang Bunda.

"Bunda gak sakit Na, cuman lagi gak enak badan aja." Bunda tersenyum kepada Sandrinna, Perempuan itu sangat perhatian dengan Bunda Serna.

"Aku sayang banget sama Bunda, Bunda gak boleh sakit ya..." Sandrinna menggenggam tangan Bunda pelan, Bunda yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Bunda juga sayang sama kamu Na."

***

"Jangan ikut balapan ngerti gak?" tanya Rey terlihat marah. Pasalnya Cewek yang berada di hadapan nya itu berniat ingin mengikuti balap liar, Rey yang di beritahu oleh Kiesha bahwa Sandrinna ingin ikut balap liar. Dengan cepat ia langsung mengambil motornya, dan menyusul di mana tempat balap liar itu.

"Nggak," jawab Sandrinna tersenyum smirk. Rey menjitak kening Perempuan itu pelan, walaupun Sandrinna sering mengikuti balap liar. Namun dirinya tetap mengkhawatirkan Perempuan itu.

"Bandel banget, gue bilangin Bunda tau rasa," ancam Rey kepada Sandrinna.

"Ck, ngaduan dasar."

"Pulang gue yang bawa motor lo," ujar Rey kepada perempuan itu.

"Motor lo?"

"Nanti gue suruh Kiesha ngambil motor gue," jawab Rey dengan enteng. Kemudian Rey menarik tangan Sandrinna dengan cepat, menuju ke arah motor milik Perempuan itu.

"Gue gak pernah izinin lo buat balapan, ngerti??" Rey takut jika Sandrinna ikut balap liar, terlebih jika ada sesuatu terhadap Sandrinna bisa-bisa dirinya di usir oleh Sang Bunda.

"Gue gak suka di atur-atur," kata Sandrinna.

"Gue tau lo gak suka di atur, tapi gue sayang sama lo Na kalau lo kenapa-kenapa gue sedih. Bahkan bukan cuman gue, Bunda juga sedih," ungkap Rey kepada Sandrinna, Cewek itu seketika menitikkan Air mata. Ucapan Rey memang benar, jika dirinya kenapa-kenapa Bunda pasti Sedih dan cemas.

"Jangan nangis kucing garong."

"Hiks, Bundaa..."


gimana prolognya?

EzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang