7- Khawatir

171 21 2
                                    

helloww

apa kabar??

sebelum baca vote terlebih dahulu!!!

lebaran sebentar lagi nihh.
kalian udah beli apa aja??

happy reading

🍦🍦





****

Prang

Gelas berisi air putih jatuh kebawah lantai, detak jantung Rey berdegup lebih cepat. Kini sekarang yang sedang ia rasakan adalah kecemasan di dalam hatinya. Entah kenapa tiba-tiba Rey memikirkan Sandrinna, baru saja beberapa menit lalu perempuan itu pergi. Rey mengacak rambutnya frustasi, sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Sialan."

Rey bangkit berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju keluar kamar. Kemudian cowok itu kembali dengan tangannya membawa sapu dan pengki, perlahan Rey membersihkan pecahan gelas tadi bahaya jika pecahan beling itu terkena kaki Azka. Setelah Rey membersihkan pecahan gelas itu, tanpa berfikir lama. Cowok itu kembali ke kamar dan langsung mengambil jaket nya yang di gantung di belakang pintu, dan langsung memakai jaket tersebut.

Cowok itu mengambil kunci motor yang berada di atas meja belajar, kemudian Rey melangkahkan kakinya menuju keluar kamar. Sekarang yang ia pikirkan hanyalah Sandrinna, Rey benar-benar mencemaskan perempuan itu. Terlihat di ruang tamu terdapat Sang Ayah dan Bunda yang pastinya Azka pun ada, mereka sedang menonton tv di ruang tamu.

"Ayah, Bunda Eja izin keluar sebentar ya. Ada keperluan," ujar Rey langung meraih tangan Ayah dan Bundanya untuk salim.

"Mau kemana Astagfirullah udah malam Rey," kata Bunda.

"Sebentar doang Bun, gak lama kok," teriak Rey langsung pergi menuju keluar. Ayah menggelengkan kepalanya heran, putra satu-satunya ini memang benar-benar mirip seperti dirinya dulu. Sering keluar malam, entah apa yang ingin ia lakukan. Dulu Ayah sering sekali ikut balap liar waktu zaman masih di bangku SMA, hampir setiap kali mengikuti balapan itu Ayah selalu menang. Bahkan Ayah di julukan sebagai Scary Guy 99, sangat tak terduga bukan.

"Udah Bun gapapa, palingan Anak kita mau ada ketemu temannya-"

"Dulu waktu Ayah masih muda Ayah sering banget keluar malam, dan paling parahnya Ayah gak izin mau keluar malam. Karena pintu utama selalu di kunci, Ayah kalau mau keluar malam lewat jendela. Untungnya nggak ketahuan," ucap Ayah.

"Ish...Ayah bandel banget sih, pantesan Rey nurun banget sikapnya sama Ayah sama-sama suka motor," kata Bunda.

Ayah terkekeh pelan. Walaupun dulu ia terbilang nakal, namun dulu Ayah adalah cowok yang populer di sekolah bahkan siswi-siswi berusaha menyalonkan diri untuk menjadi kekasihnya. Tapi Ayah menolak perempuan itu dengan baik-baik, karena Ayah radit dulu di ajarkan oleh Sang Ayah bahwa laki-laki harus lembut kepada perempuan dalam berbicara.

"Dulu tuh Ayah di kejar-kejar sama perempuan, tapi Ayah enggak tertarik sama mereka. Pas Bunda datang ke SMA, Bunda tuh jadi orang pertama yang ngebuat Ayah tertarik sama perempuan," kata Ayah.

"Berarti sebelum Ayah kenal Bunda, Ayah tertariknya sama yang se gender dong," ujar Bunda.

"Ya nggak dong Bun, Ayah tuh nggak pernah mau kenalan atau pun dekat sama perempuan. Menurut Ayah itu menguras waktu, tapi setelah Ayah kenal Bunda. Bunda tuh seperti bidadari yang di turunkan sama Allah untuk Ayah."

EzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang