12. Teror

109 16 8
                                    

Hai hai

Gimana kabar kalian?

Sebelum baca jangan lupa vote terlebih dahulu!!!!

Happy reading

💐💐











****


Keesokan harinya, tepat sore hari anggota Reganar baru saja pulang sekolah. Mereka mengendarai motor untuk mengunjungi rumah Gara, karena mereka khawatir dengan cowok itu yang tak ada kabar semenjak seminggu lalu. Rey yang mengusulkan untuk pergi ke rumah Gara, Sandrinna, perempuan itu ikut untuk ke rumah Gara.

Tepat di depan rumah mewah, mereka memarkirkan motornya di depan rumah tersebut. Rey membuka helm yang berada di kepalanya, dan menatap lekat rumah anggotanya itu. Rumah yang sepi, seperti tak ada penghuni nya. Daun-daun kering berserakan di depan rumah mewah itu, Rey menatap anggotanya itu.

"Kalian serius ini rumah Gara?" tanya Rey tak pasti.

"Gue serius Za, ini rumah Gara. Ya kan Jef?" Kiesha dan Jefan pernah berkunjung ke rumah Gara, memang depan rumah mewah itu tampak tak terurus. Tapi dalam nya, benar-benar sangat besar dan mewah.

"Iya Za, ini rumah Gara," jawab Jefan.

"Yaudah, sekarang kita ketuk aja pintu nya," kata Clay. Mereka mengangguk.

Rey berjalan memasuki teras rumah Gara, dan di susul oleh anggota nya itu. Kemudian tanpa berfikir lama, cowok itu mengetuk pintu rumah Gara.

Tok tok tok

Hening. Tak ada yang membuka pintu tersebut, apakah di rumah Gara tidak ada orang? Pembantu? Apa tidak ada juga.

"Gak ada orang," ucap Rey.

"Coba ketuk lagi," saran Clay.

Tok tok tok

"Gara."

Tak ada respon apapun dari dalam. "Mau tanya orang sekitar?" tanya Kiesha kepada teman-temannya itu.

"Gausah besok aja kita kesini, lagian bentar lagi mau Maghrib," kata Rey.

"Yaudah pulang aja, gue mau pulang pasti adek gue udah nungguin di rumah," ucap Bintang.

Mereka semua mengangguk. Kemudian memutuskan untuk mengambil kendaraan mereka, Rey menatap kearah belakang menatap rumah Gara.

"Rey, ayo," ujar Sandrinna. Rey mengangguk, kemudian menyalakan kendaraannya itu.

Motor mereka semua berjalan keluar pekarangan rumah Gara.

*****

Tepat di depan rumah. Motor Rey dan Sandrinna berhenti, Rey mengantarkan perempuan itu terlebih dahulu. Karena waktu sebentar lagi Malam, tak mungkin Sandrinna pulang sendiri. Rey membuka helm yang berada di kepalanya.

"Makasih," kata Sandrinna. Rey tersenyum  tipis kemudian, mengacak rambut Sandrinna gemas.

"Iya, setelah ini langsung mandi jangan lupa sholat Maghrib," ujar Rey.

"Hm."

"Gara nggak ada kabarin lo Na?" tanya Rey masih penasaran keberadaan Gara.

Sandrinna menggeleng. "Nggak ada, nomor nya nggak aktif. Masih ada di luar Negeri mungkin, lagian kan kita tadi ke rumahnya enggak ada orang."

EzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang