🐇 Happy reading 🐇
.
.
[ Ar-Soul ]
.
____________________
_____Tepat dua hari, Arkeno tidak juga keluar dari kamarnya semenjak Ora kembali. Ia bahkan tak di biarkan berada di sekitar manusia itu, Arkeno hanya termenung menatap jendela lalu meremas bagian perut.
Sudah berkali kali Ora bilang jika si manusia keras kepala itu butuh asupan nutrisi, tapi tetap saja tak di gubris.
Sekarang, Arkeno duduk melipat kaki di atas kasur dengan lingkaran hitam yang begitu tebal. Sangat kontras dnegan kulit putihnya.
Wajahnya pucat pasi, jari jari kaki juga tangannya mendingin.
Ora yang sebelumnya berdiri diam di dekat pintu memberanikan diri untuk mendekat, melewati berbagai kotak berisi robekan kertas juga poster.
"Ora .. gue bilang jangan ke sini."
Suaranya lemah dan lirih, matanya merah. Arkeno terlihat begitu menyedihkan.
'Udah dua hari, kamu harus makan. Buka pintu, biarin bibi yang bawa makanan. Jangan keras kepala, kalo mau cerita aku ada di sini, jangan diem aja."
"Gue ga punya cerita .."
' .. kamu kenapa?'
Mayoritas, setiap insan yang di tanya oleh kata 'kenapa' maka akan menghasilkan linangan air mata di pelupuknya.
Sama halnya dengan Arkeno, laki laki bukan berarti ia tak boleh menangis.
Tangisannya begitu lirih, hampir tak mengeliarkan suara. Batuk seringkali datang dan mengganggu.
'Hari ini makan, ya? Buka pintunya, bibi udah naro nampan di depan pintu.'
"Ora .."
'Apa? Kamu mau aku ngapain? Mau cerita? Atau mau aku ngehibur kamu?'
" .. ganti orang lain aja."
Mulutnya yang terbuka langsung terkatup rapat, kedua tangan yang sebelumnya terangkat perlahan menurun.
'Kenapa? Kamu di jahatin? Di bully lagi? Keno kan kuat, aku tau itu. Kenapa kamu mau berhenti di sini? Ini kesempatan Keno, kamu tinggal ubah nasib Shaka aja.'
"Gue nyerah, kayaknya .. lebih baik gue di kubur aja bareng roh Shaka."
'Kenapa? Kenapa?? Kamu gak bisa seenaknya! Aku yang nyelamatin kamu karena aku tau kamu masih mau hidup! Aku! Syarat dari aku cuma rubah kehidupan tubuh ini!'
"Buat apa? Gue rubah apa, bangsat? Kenapa lu ga nanya dulu sebelum ngambil roh gue? Lu siapa? Tangan kanan tuhan? Hah?! Lu aja sini yang ngisi tubuh ini, gue nyerah!!"
Ora terdiam, bentakan Arkeno pasti terdengar hingga luar kamar. Wajah pucat itu terlihat frustasi, dan Ora merasa sangat bersalah atas keegoisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-soul [ drop ]
Teen Fiction[ Brothership, Bromance, Fantasy ] Arkeno hanya ingin dirinya di butuhkan oleh orang lain, di terima, di perhatikan. Namun, mengapa nasib naas menghampirinya? Jika ia di hidupkan untuk menjadi orang lain, apa yang harus ia lakukan? Apakah hidupnya...