3. Nightmare

118 12 0
                                    

Malam ini Alicia masih begitu sibuk menghitung sembari menutup adonan kue yang akan didiamkan hingga mengembang selama enam jam lamanya. Beberapa adonan itu ia tutup dengan kain bersih dan segera ia letakkan di rak lemari terbuka yang ada di pojok ruangan.

"Istirahatlah, biar Ayah saja yang melanjutkan menyusun adonan ini kedalam di lemari," suruh Tuan Wingston sembari mengangkat satu persatu adonan ke rak lemari.

"Apa kalian telah selesai membuat selainya?" tanya Alicia penasaran sembari membereskan beberapa peralatan membuat roti.

Tuan Wingston mengangguk. "Paman Dulcie tinggal memasukannya kedalam toples kaca."

Setelah semu peralatan telah bersih dan berada di tempatnya, Alicia langsung membuka celemek dan menggantungnya di belakang pintu.

"Ayah segeralah tidur karena esok kita akan jauh lebih sibuk," ujar Alicia yang mendapatkan anggukan dari Wingston.

Di Netherlands, suhu udara akan semakin dingin saat musim panas bahkan Alicia harus memakai dua lapis selimut saat tidur.

Ia memasuki kamarnya untuk mengambil pakaian ganti. Alicia tak ingat kapan terakhir kali ia tidur di kasur kamarnya sendiri karena biasanya ia akan tidur di kamar Tiana dan berbagai kasur dengannya.

Semenjak bangun dari koma-nya lima tahun lalu. Mimpi buruk selalu menghantui Alicia tapi anehnya Max sudah tidak pernah ada di dalam mimpi Alicia lagi, namun pria itu tergantikan oleh seorang pria yang Alicia selalu tak ingin wajahnya.

Pria itu sangat baik di awal mimpi, ia selalu mengajak Alicia mengobrol, bahkan mereka sering bermain petak umpet di padang rumput bersama.

Tak berselang lama, mimpi itu berganti menjadi gelap. Alicia di hutan dan tiba-tiba seekor makhluk bersayap mencekiknya hingga mati dan akhirnya ia terbangun dengan pelipis yang sudah penuh dengan keringat.

Kedua orangtuanya bahkan telah membawa Alicia ke dukun terdekat karena siapa tau itu ulah makhluk tak kasat mata tapi semua jimat dan ritual telah Alicia lakukan tidak berguna sama sekali.

******

"Apa kita akan pindahan? Mengapa begitu banyak barang yang akan dibawa?" tanya Nolan pada Ken yang terlihat sibuk mengangkat beberapa peti masuk kedalam kereta kuda nomor 3.

"Raja dan Ratu mengatakan kalian akan berada disana selama sepekan." Setelah selesai memasukan peti kedalam kereta kuda. Ken lalu menghampiri Nolan.

"Bersenang-senanglah selama disana karena aku tidak jadi ikut," ujar Ken lalu meninggalkan Nolan.

Nolan tentu terkejut dengan itu. "Apa maksudmu!? Bukankah kau juga akan ikut pergi bersama kami ke summer camp?"

Ken menggelengkan kepalanya. "Tuan Walter meminta tolong padaku dan Jane untuk mengisi kegiatan di yayasan sekolah yang Ratu Laura bangun beberapa tahun lalu."

Nolan berdecak. "Kenapa kau tidak bilang padaku, hah!?"

Ken terkekeh. "Tuan Walter baru mengatakannya padaku. setidaknya kesempatan ku untuk dekat dengan Jane akan semakin besar." Ken menepuk pundak Nolan. "Bersenang-senanglah dan jangan lupa bawakan aku oleh-oleh yang banyak."

Nolan terdengar mengumpat. Ini sungguh sangat tidak adil. Bagaimana mungkin hanya ia seorang yang datang ke summer camp sebagai perwakilan Tarrent.

Ia lalu berjalan memasuki istana untu unjuk protes pada kedua orang tuanya. Bagaimana bisa hanya ia saja yang menjadi perwakilan untuk acara Summer camp tahun ini?

*******

Mimpi indah ini kembali membuat Alicia tersenyum. Apalagi Pria itu tak hentinya berceloteh bercerita tentang perjalanan berperangnya dan bagaimana dengan mudahnya ia mengalahkan banyak pemberontakan dengan pedangnya.

WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang