"Sampai kapan kau akan berbaring disana, hah!? Cepatlah berganti pakaian dan segeralah pergi ke aula," suruh Ratu Laura yang terlihat meletakkan pakaian putranya di atas meja.
Nolan menguap. "Aku lelah, Ibu. Lagipula esok aku akan mulai berbincang dengan mereka saat di summer camp."
Ratu Laura berdecak kesal. "Ayolah!! tunjukkan pesona ketampananmu itu pada para tamu undangan kali ini. Jangan membuat Ibu dan Ayah kerepotan menjawab keberadaanmu saat ini kepada mereka."
"Katakan saja aku lelah dan butuh istirahat."
Ratu Laura lalu mencubit pelan perut putranya hingga ia terbangun dan meringis. "Segeralah berganti pakaian sebelum Ibu mengamuk."
Nolan berdecak kesal melihat kepergian Ibunya. Ia sangat malas jika harus bertemu dengan beberapa bangsawan yang sangat membosankan. Apalagi, ia sudah pasti harus meladeni para Tuan Putri yang sama sekali tidak membuat Nolan tertarik.
"Baiklah, hanya sepuluh menit dan sisanya aku kembali ke kamar ini untuk melanjutkan tidurku," gumam Nolan kesal dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk bersiap.
******
Nolan terlihat masih berdiri tak jauh dari kedua orangtuanya yang sedari tadi sibuk mengobrol dengan salah satu orang penting dari kerajaan Netherlands.
Pria itu seperti sama sekali tidak tertarik untuk maju mendekat ketengah aula untuk berdansa dengan beberapa gadis yang sedari tadi menatapnya sembari berbisik. Entah berbisik mengenai apa, Nolan sama sekali tak tau dan tak ingin tau.Ratu Laura lalu memberikan kode pada Nolan untuk mendekat. Sepertinya kedua orangtuanya berniat memperkenalkan Nolan dengan seseorang yang sedari tadi mereka ajak mengobrol.
"Aku tidak menyangka kalian memiliki putra setampan ini," puji salah satu wanita yang berada di samping Ratu Laura.
"Dia Nolan, putraku satu-satunya. Ia yang berhasil membuat kerajaan kami hidup kembali dan menyelamatkan semua orang dari kutukan," ujar Raja Raymond selaku ayah Nolan.
Sebenarnya pernyataan itu terdengar terlalu berlebihan bagi Nolan karena bagaimanapun juga bukan hanya ia yang bekerja keras untuk menyelamatkan Tarrent. Tapi semua orang termasuk, Anne.
"Itu terlalu berlebihan, Ayah."
Tapi beberapa orang hanya tertawa mendengar kerendahan hati Nolan. "Aku rasa tidak berlebihan, pangeran. Apa kau tau, kabar mengenai keberhasilanmu mengalahkan sekelompok pemberontak di wilayah selatan telah terdengar hingga ke penjuru negeri," ujar Raja Rowan, Raja Netherlands.
"Jika aku memiliki anak perempuan, sudah pasti aku akan menjodohkannya denganmu." Kini giliran sang Ratu Netherlands yang memuji Nolan.
Nolan hanya bisa tersenyum kecil dan bingung harus menanggapi seperti apa pembicaraan ini.
"Aku memiliki seorang putri. Apa kau ingin berkenalan dengannya?" tanya seorang wanita yang berada disamping Ratu Netherlands.
Wanita itu terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan putrinya.
"Raquelin!!! Kemarilah, Ibu ingin memperkenalkan seseorang padamu."
Seorang gadis dengan gaun yang sangat cantik mulai mendekati wanita yang tadi memanggilnya.
"Perkenalkan ini putriku, Raquelin Jude Albagart. Berikan salam pada pangeran Nolan," suruh Raja Rowan dari kerajaan Albagart.
Gadis itu tersenyum manis kearah Nolan. "Raquelin Jude Albagart, senang berkenalan dengan anda, Your Highness."
"Putri anda sangat sopan sekali." Puji Ratu Laura. Ia lalu melirik putranya yang hanya diam bingung harus melakukan apa. "Ajak ia berbicara. Jangan permalukan Ibu, sayang," bisik Ratu Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]
Historical FictionSelepas kepergian Alicia dari Calestia. Entah mengapa mimpi aneh terus saja menghantui hidup Alicia. Mimpi buruk yang terjadi secara berulang terus-menerus menghantui pikiran dan hidupnya. Ia bahkan sama sekali tak mengenal sosok pria yang kerap kal...