7. Enchanted

103 12 0
                                    

Alicia masih saja diam menatap pohon Pinus yang menjulang tinggi selama perjalanan menuju tempat summer camp yang letaknya lumayan jauh dari desa Lambert.

Sedangkan Tiana terlihat tersenyum penuh kemenangan sekaligus senang. Ia tak tau kepala Alicia habis terbentur apa semalam hingga membuatnya berubah pikiran.

"Apa kau ingin berkenalan dengan Lucian?"

"Tidak."

"Lalu, mengapa kau berubah pikiran secepat itu? Apa kepalamu terbentur dinding?" tanya Tiana bercanda.

Alicia masih diam dan enggan memberitahu alasannya pada Tiana. Menurut Alicia, alasan itu sama sekali tidaklah penting.

"Ayolah, beritahu aku alasan mengapa kau berubah pikir secepat itu? Apa ada yang ingin kau temui disana?" tanya Tiana penasaran.

"Aku hanya bosan dirumah."

Tiana tau jika Alicia berbohong. "Kau bukan tipe orang yang mudah bosan saat di rumah. Kau bisa mengerjakan segala hal di rumah dan berbeda dengan ku yang memang tidak pernah betah di rumah."

Tiana lalu mendekati Alicia kembali. "Katakan padaku alasanmu sejujurnya. Apa kau ingin mencari kekasih?"

Kereta kuda mereka telah sampai dan dengan segera Alicia turun dan mengabaikan pertanyaan sepupunya, Tiana.

"Ayolah!! Aku hanya penasaran dengan alasanmu. Jika memang ingin mencari jodoh akan aku carikan ksatria..."

"Cepat angkat barang-barang mu sebelum aku melemparnya." Alicia lalu berjalan duluan menuju tempat penukaran undangan yang didepan lapangan.

Alicia benar-benar terkejut saat melihat jejeran tenda berwarna-warni di lapang terbuka itu. Sangat indah. Belum lagi bendera-bendera dari berbagai kerajaan juga terlihat berkibar dengan gagahnya.

"Aku tidak menyangka jika tendanya akan sebagus itu," gumam Alicia.

Tapi dengan cepat Tiana menghancurkan ekspektasi Alicia. "Itu bukan tenda untuk kita. Tenda kita ada di paling ujung berwarna putih. Persis seperti tenda pengungsian."

Tiana berjalan lebih dahulu sembari menenteng tasnya yang lumayan berat.

"Aku pikir kita akan berbaur dengan semua orang."

"Berbaur dengan siapa? Para bangsawan?" Tiana terkekeh. "Bermimpilah jika kau ingin berbincang dengan putri bangsawan yang angkuh itu." Tiana memang kurang menyukai sikap para putri bangsawan yang ia nilai sangat angkut dan manja.

Ia lebih suka mengobrol dengan beberapa ksatria atau perwakilan kerajaan yang bukan seorang bangsawan.

Tiana lalu memberikan undangannya pada seorang pria yang berjaga di luar pagar lapangan.

"Aku pikir kau tidak akan datang," ujar seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Arthur. Pria itu terlihat bersama seorang gadis yang sewaktu itu bersama dengannya juga di pasar.

Alicia memilih tak acuh dan masuk mengabaikan keberadaan Arthur.
Tiana juga mulai menjulurkan lidahnya meledek Arthur.

"Kalau aku sampai melihat mu mengganggu kakakku, Akan aku habisi kau!!!" seru Tiana lalu melengos pergi begitu saja meninggalkan Arthur.

"Padahal ia bukan seorang bangsawan. Tapi mengapa lagaknya seperti orang penting," komentar gadis yang sedari tadi merangkul lengan Arthur.

Arthur berdecak kesal dan melepaskan rangkulan tangan itu dari lengannya. Ia pikir akan mudah membuat Alicia cemburu tapi siapa sangka tidak semudah itu. Sialan!!

"Tenda kita ada disana. Tenda berwarna putih panjang seperti tenda para pengungsi bencana alam," ujar Tiana yang sepertinya sudah tidak terkejut karena ia memang sering mengikuti acara kemah seperti ini.

WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang