Pagi ini matahari sedikit bersembunyi di balik awan-awan yang menggumpal di atas langit sana. Terlihat beberapa anak-anak beserta raja dan ratu datang berkunjung ke acar summer camp.
"Ayolah, sebentar saja. Aku hanya ingin memperkenalkanmu pada mereka," pinta Nolan pada Alicia. Gadis itu terlihat tak menggubris dan sibuk membuat teh di sebuah teko.
"Dengarkan aku. Kedua orang tuaku tidak seperti bangsawan yang ada di pikiranmu. Ibuku dulunya juga bukan dari kalangan bangsawan dan hanya seorang pelayan," ujar Nolan memaksa Alicia untuk mau bertemu dengan kedua orang tuanya yang sedari tadi ada di tenda Nolan.
"Kenapa aku harus bertemu dengan kedua orang tuamu? Kau bahkan bisa mengajak Raquelin atau gadis lain selain aku," ujar Alicia lalu duduk di kursi dan berusaha mengabaikan Nolan.
Nolan lalu duduk di hadapan Alicia. "Jika aku ingin memperkenalkanmu pada kedua orangtuaku itu artinya kau istimewa, Alicia."
Alicia lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. "Tidak ada yang istimewa dari hubungan kita. Hanya berteman dan tidak lebih dari itu."
"Apa kau tidak pernah berpikir serius mengenai ciuman kita kemarin? Apa kau pikir itu hanya sebatas teman?"
Alicia enggan menjawab. Pipinya terlihat memerah jika harus mengingat ciuman dirinya dengan Nolan kemarin di sungai.
Nolan meraih tangan Alicia untuk meyakinkan gadis itu kembali. "Kau harus percaya padaku. Aku sangat mencintaimu, Alicia. Aku sungguh serius pada hubungan ini."
Alicia menarik tangannya. "Aku belum siap untuk menikah, Apalagi denganmu. Kau tau jika kita berbeda. Tidak seharusnya rakyat biasa sepertiku menikah dengan calon penerus takhta kerajaan Tarrent sehebat dirimu."
Nolan menghela napasnya. "Tidak ada yang salah dengan itu. Kau tidak sendiri dan aku akan membantumu. Lupakan perihal aku siapa karena yang terpenting adalah aku mencintaimu, Alicia."
Alicia masih diam dan ia bingung harus menanggapi perasaan Nolan seperti apa. Ia tak menampik jika dirinya juga mulai jatuh cinta pada Nolan. Hanya saja, ia terlalu merasa tak pantas jika bersanding dengan pria sehebat Nolan.
Tak berselang lama Ken datang dengan napasnya yang tersengal-sengal. Pria itu berlari dari arena turnamen mencari keberadaan Nolan yang tak kunjung ketemu sejak tadi.
"Aku pikir kau kemana. Ternyata kau disini bersama Nona Anne." Nolan lalu duduk di samping Alicia dan menyesap lemon tea buatan Alicia. "Pangeran Lucian menunggumu di arena turnamen dari tadi. Acara akan dimulai lima menit lagi."
"Dia siapa?" tanya Alicia penasaran. Mengapa pria itu seperti orang yang begitu akrab dengan Alicia.
"Apa kau lupa denganku? Kau yang mengatakan padaku jika..."
"Dia tidak akan mengingatnya," sambar Nolan.
"Maaf aku lupa." Ken lalu kembali meneguk lemon tea didepannya. "Nyonya Maleficent akan datang siang ini untuk berkunjung."
"Siapa yang mengundangnya?"
"Entahlah, bukankah tanpa diundang Nyonya Maleficent memang sering datang ke semua pesta secara tiba-tiba? Dia seperti hantu," ledek Ken sembari terkekeh.
"Siapa Maleficent?" tanya Alicia.
Nolan lalu menatap wajah Alicia. "Kau ingin tau?"
Alicia mengangguk penasaran.
"Ayok temui kedua orang tuaku dan aku akan menceritakan segalanya padamu, bagaimana?"
Alicia memutar bola matanya malas. "Terserahmu saja. Aku sungguh kesal denganmu." Alicia lalu berdiri hendak keluar mencari keberadaan Tiana. "Jangan lupa tutup tirai tenda saat kalian akan pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]
Ficción históricaSelepas kepergian Alicia dari Calestia. Entah mengapa mimpi aneh terus saja menghantui hidup Alicia. Mimpi buruk yang terjadi secara berulang terus-menerus menghantui pikiran dan hidupnya. Ia bahkan sama sekali tak mengenal sosok pria yang kerap kal...