Tak seperti hari biasanya. Siang ini matahari terlihat menyembunyikan dirinya di balik gumpalan awan hitam yang menandakan hujan akan turun dengan sangat lebat.
Alicia terlihat sibuk mengangkat jemuran miliknya dan segera masuk kedalam rumah karena sepertinya sebentar lagi akan hujan.
Tak perlu waktu lama, hujan mulai turun membasahi jalan desa Lambert. Angin bahkan bertiup cukup kencang hingga membuat Alicia segera menutu jendela rumahnya.
"Sepertinya hujannya sangat deras. Aku harap Tuan Roger telah sampai dengan selamat di istana Netherlands," gumam Alicia lalu menghampiri ayahnya yang terlihat mulai bersih-bersih dapur bersama Paman Dulcie.
"Ayah pikir kau ikut bersama Tiana ke butik Delilah?" tanya Tuan Wingston pada putrinya.
"Aku masih ada kesibukan di gudang kejuku tadi. Lagipula, gaun-gaun di lemariku juga masih sangat banyak." Alicia terlihat membantu Paman Dulcie mengangkat beberapa loyang yang telah di cuci.
"Tapi setidaknya ikut saja bersama Tiana. Siapa tau kau tertarik dengan rancangan baru kedua orang tua Delilah," sahut Paman Dulcie. "Kau harus tampil menawan malam ini di hadapan Raja & Ratu Netherlands."
Alicia terkekeh. "Aku bahkan sudah sangat cantik dan menawan walaupun tanpa gaun baru, 'kan?"
Paman Dulcie tertawa. "Tentu saja. Semua orang tau itu, Nona Alicia." Tuan Dulcie melangkah pergi meninggalkan dapur sembari membawa beberapa loyang kotor ke tempat pencucian.
"Mengapa tidak mengatakan pada Ayah jika kau bertemu dengan Nolan di acara summer camp?" Tanya Ayah Alicia, Wingston.
Alicia lalu menghentikan aktivitas membersihkan meja dan menoleh menatap Ayahnya sejenak.
"Ayah tidak pernah mengatakan padaku jika Ayah mengenal Nolan. Jadi, untuk apa aku memberitahu Ayah?"
"Kemarin ia datang untuk berkunjung dan mengobrol dengan ayah. Ia juga membawakan sesuatu untukmu." Tuan Wingston memberikan Alicia sebuah kotak yang kemarin belum sempat ia berikan pada Alicia.
Alicia membuka tali pada kotak itu. "Mengapa ia tidak menemuiku secara langsung di rumah Sira?" tanya Alicia. Ia sungguh terkejut saat melihat sebuah gaun sederhana terlipat di dalam kotak itu.
"Ayah sudah memberitahu padanya untuk menemuimu di rumah Sira. Ayah pikir kau bertemu dengannya disana," ujar Tuan Wingston lalu lanjut menyusun cooling crak untuk di cuci di belakang.
"Kami sedikit bertengkar kemarin. Ayah tau, aku masih terlalu ragu dengan Nolan tapi aku ingin lebih dekat dengannya. Otakku tidak mau berkompromi dengan hatiku dan itu sungguh membuatku kesal." Alicia lalu duduk dan meletakkan kotak itu di atas meja.
Tuan Wingston terkekeh. "Apa perlu ayah ceritakan semuanya?"
Alicia menatap malas Ayahnya. "Aku rasa tidak perlu. Aku sudah mendengar semuanya dari Max dan Maleficent. Mereka mengatakan padaku, jika aku sangat menyukai Nolan sewaktu itu."
"Tapi apa yang membuatku menyukainya?" Tanya Alicia heran. "Aku tau jika Nolan sangat tampan tapi pasti ada satu daya tarik yang pria itu miliki hingga membuatku menyukainya."
Tuan Wingston lalu mengangkat semua cooling crak. "Jika kau ingin tau. Maka temui ia di pesta dansa malam ini. Siapa tau kau menemukan jawaban dari segala pertanyaanmu."
Alicia menghela napasnya. Sebenarnya apa yang membuat Anne begitu menyukai Nolan? Apa pria itu sungguh tanpa di mata Anne? Tapi tunggu dulu, bukankah Anne dan Alicia sama saja.
Dasar Alicia bodoh!!!!
*****
Malam ini, Istana Netherlands terlihat begitu ramai dengan beberapa orang dari kalangan bangsawan yang saling memberi salam dan mengobrol bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]
Historical FictionSelepas kepergian Alicia dari Calestia. Entah mengapa mimpi aneh terus saja menghantui hidup Alicia. Mimpi buruk yang terjadi secara berulang terus-menerus menghantui pikiran dan hidupnya. Ia bahkan sama sekali tak mengenal sosok pria yang kerap kal...