--------
"Saya disini korban bu." Ucap Samuel sambil menunduk.
Senja dan Jovan langsung menatap Samuel tak percaya. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia adalah korban disini. Rasanya Senja ingin membanting Samuel sekarang juga.
"Enak aja Lo kalau ngomong. Yang korban itu adek saya bu. Masa satu orang ngebully tiga orang sekaligus, ya ga masuk akal lah bu, kalau sebaliknya baru masuk akal." Kata Senja.
"Kamu ini motong pembicaraan anak saya terus ya." Kata Ibu dari Samuel.
"Ya gimana ga motong, orang yang dibilang anak ibu bohong semua."
"Yang sopan kamu kalau ngomong sama saya. Dasar perempuan ga benar kamu." Ucap Ibunya Samuel sambil menunjuk kearah Senja.
"Jaga ya mulut ibu. Adik saya ini bisa ngehargain orang yang lebih tua dari dia, bahkan lebih muda dari dia. Kalau dia ga ngehargai ibu, berarti ibu yang bermasalah." Kata Juna tak mau kalah. Dan seketika ibu dari Samuel pun terdiam.
"Emang ya, bang Juna kalau masalah kek gini paling bisa di andelin." Kata Senja dalam hati.
"Sudah-sudah... Tenang ya semuanya, karena kita sudah mendengarkan keterangan dari Samuel. Sekarang saya mau dengar keterangan dari Jovan." Ucap Bu Naya.
Jovan pun menceritakan kejadian yang sebenarnya tanpa ia kurangi bahkan tambahkan.
"Dia bohong Bu. Senja yang tiba-tiba datang nendang saya pas saya mau kabur." Kata Samuel.
"Enak aja Lo. Gini ya Bu, saya nendang dia karena dia mau mukul adek saya pake kursi. Ya masa saya biarin adek saya di pukul kursi, yang ada adek saya mungkin udah ga ada sekarang." Ucap Senja.
"Heh kamu." Bentak Ibu Samuel.
"Heh ibu... Luka di jidat saya ini gara-gara anak ibu juga ya. Masa dia nendang saya sampai saya jatuh terus kepala saya kena batu." Lagi-lagi Senja tak mau kalah.
"Luka lebam di muka saya itu juga ulah anak ibu sama teman-temannya." Kata Jovan.
"Kalian benar-benar ya, suka nuduh anak saya. Bu, tolong kasih keadalin untuk anak saya."
"Anak ibu tidak layak untuk diberikan keadilan." Akhirnya Juan membuka suara. Dan inilah yang di tunggu-tunggu adik-adiknya.
"Sembarangan banget ya kamu kalau bicara."
"Saya tidak sembarangan berbicara, memang benar kan si pembully tidak layak untuk di berikan keadilan."
"Heh.... Yang tukang bully itu adik-adik kamu, bukan anak saya."
"Saya yakin adik-adik saya ini tidak akan melakukan hal seperti itu kepada orang lain. Justru anak ibu yang melakukannya." Kata Juan yang menatap tajam kearah ibu Samuel.
"Sudah saya bilang bukan anak saya. Kamu ini nyolot banget ya."
"Hati-hati Bu, anak ibu ini bisa kena Pasal-pasal yang menjerat pelaku bullying yaitu Pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan, Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan, dan Pasal 310 tent-." Perkataan Juan lagi-lagi di potong oleh ibu dari Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Pak Daniel (END)
RandomHarta yang paling berharga adalah keluarga...... Kehidupan pasutri yang memiliki 7 orang anak dengan sifatnya yang berbeda-beda.