-----------
"aa... Istighfar...." Teriak Senja.
Juna masih saja memberontak. Ia masih belum puas memukul Janu.
"Nja... Lepasin ga!!!!." Kesal Juna.
"Ga mau."
........
"Astagfirullah...." Juan terkejut melihat pemandangan di depannya. Janu yang terduduk di lantai sambil memegangi pipinya, dan terlihat ujung bibirnya berdarah. Dan Senja yang terlihat berusaha menenangkan Juna.
Juan pun segerah berlari dan mendekati Juna. "Lo kenapa mukul Janu?." Tanya Juan.
"Kembaran sialan Lo ini, berani banget mau nikung gue." Ucap Juna sambil menunjuk kearah Janu.
Juan kemudian berbalik menatap Janu penuh keheranan.
"Juna salah paham Ju." Ucap Janu.
"Halah... Bacot Lo." Juna kembali memberontak dan kembali ingin memukul Janu.
"aa... Jangan....." Senja lagi-lagi berteriak dan sudah terlihat ingin menangis.
"Nja... Biar Abang yang tahan Juna." Pinta Juan.
Senja pun melepaskan pelukannya pada Juna. Dan segera menghampiri Janu. Sedangkan Juan memegangi Juna.
"Kak... Muka Lo jadi luka." Kata Senja pada Janu
"Kakak gapapa kok." Jawab Janu sambil tersenyum.
"Sini gue bantu berdiri." Senja pun membantu Janu untuk berdiri.
"Dasar Lo muka dua..." Juna kembali mengamuk.
"JUNA... UDAH, TENANGIN DIRI LO." Seru Juan.
"Dengerin penjelasan Janu dulu." Sambung Juan. Kemudian mengkode Janu untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Gue cuma ga sengaja liat Luna nangis sendiri, karena gue khawatir yaudah gue samperin. Pas gue tanya dia nangis karena apa, dia bilang dia ngeliat Juna berduaan sama Neira di kelas. Makanya Luna nangis. Abis itu gue jelesin ke Luna, kalau Neira emang suka ngejar Juna dari SMA, tapi gue ngeyakinin si Luna kalau Juna cuma sukanya ke Luna doang." Jelas Janu.
"Dan kalau Lo emang ngerasa ga nyaman, waktu gue megang pundak Luna. Gue minta maaf Jun. Gue cuma pengen ngeyakinin Luna doang. Dan paling penting gue ga suka sama Luna. Kalau Lo masih belum percaya sama gue, Lo bisa nelfon Luna sekarang." Sambung Janu.
Juna mulai terlihat tenang saat mendengarkan penjelasan dari Janu.
"Lo udah kenal Janu dari kecil kan Jun? Dia ga pernah bohong sama kita. Dan kalau Lo masih belum percaya sama omongan dia. Gue udah ga ngerti lagi." Kata Juan sambil memegangi kedua pundak Juna.
Juna menatap Juan sekilas. Kemudian pergi menghampiri Janu dan langsung memeluk kembarannya.
"Sorry Jan. Gue terlalu kebawa emosi sampai mukul Lo. Harusnya gue dengerin penjelasan Lo dulu." Kata Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Pak Daniel (END)
RandomHarta yang paling berharga adalah keluarga...... Kehidupan pasutri yang memiliki 7 orang anak dengan sifatnya yang berbeda-beda.