Chapter 9

144 28 9
                                    

Sudah hampir satu minggu Jungkook menjadi kekasih Yuna, namun Yuna masih saja bersikap datar bahkan jarang tersenyum padanya. Meski demikian, Jungkook tidak menyerah untuk membuat gadis yang dicintainya itu tersenyum lebar kembali.

Kini Jungkook bersiap untuk menjemput Yuna, ia senang Yuna mau dijemput setiap harinya, meski Yuna menolak untuk pulang kuliah bersama karena ia harus bekerja. Jungkook tidak bertanya lebih mengapa Yuna bekerja padahal ia kaya raya. Saat bertanya hal itu, Yuna terlihat tidak nyaman, sehingga Jungkook tidak membahasnya lagi.

Jungkook kini sudah berada di depan rumah Yuna. Mereka akan latihan tarian tradisinal, ini adalah jadwal latihan terakhir mereka sebelum praktik dilaksanakan. Jungkook menunggu Yuna di ruang tamu, tak lupa Jiwook menyuguhinya minuman untuk Jungkook.

"Kemana ahjumma?", tanya Jungkook.

"Ah dia sedang berbelanja, besok nona ulang tahun, dia ingin memasakan sesuatu yang special untuk nona", jelas Jiwook.

"Oh begitu".

"Saya permisi tuan", Jiwook membungkuk pada Jungkook.

"Maaf membuatmu menunggu", ucap Yuna yang kini sudah siap untuk pergi. Ia mengenakan kaos tangan pendek dan celana jeans dengan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai.

Jungkook tersenyum melihat penampilan kekasihnya yang selalu nampak cantik di matanya.

"Kau selalu cantik Yuna, jja kita berangkat".

Yuna tersipu malu setiap kali Jungkook menyebutnya cantik, meski hampir setiap hari Jungkook mengatakan hal itu, Yuna tetap belum terbiasa.

"Kau sudah sarapan?", tanya Jungkook.

Yuna menggeleng, ia belum sarapan. Hari ini Soo Young ada di rumah, ia tidak memperkenankan Yuna untuk makan di rumah kecuali jika Siwon datang.

"Kenapa, apa karena ahjumma tidak ada?", tanya Jungkook yang dibalas oleh anggukan Yuna.

"Kau mau makan apa, kita bisa berhenti dulu untuk membeli sarapan untukmu", tawar Jungkook.

"Tidak terima kasih, aku belum lapar", Yuna berbohong sebetulnya ia belum mendapatkan gaji dari tempatnya bekerja, hal ini membuatnya harus berhemat.

Jungkook mengangguk seolah mengerti, namun ia berhenti di sebuah toko roti.

"Kenapa berhenti disini", tanya Yuna.

"Aku lapar, aku akan masuk ke dalam, kau mau ikut?".

"Tidak, terima kasih".

"Oh ya Yuna, aku ingin bertanya diantara semua buah-buahan, buah apa yang paling kau suka", tanya Jungkook.

Yuna berfikir sejenak, "Stoberi".

"Okey".

Jungkook masuk ke toko roti, ia membeli beberapa roti dengan varian isi stoberi. Jungkook tahu Yuna akan menolak untuk dibelikan oleh karena itu ia mencari cara agar Yuna memakan roti yang di belinya. Jungkook masuk kembali ke mobil, membawa satu kantong besar roti dengan varian stoberi.

Yuna membulatkan matanya saat menlihat Jungkook masuk ke mobil dengan membawa kantong besar penuh roti.

"Apa kau makan sebanyak itu. Apa perutmu muat menampung semuanya?", tanya Yuna polos.

"Tentu saja tidak sayang, aku akan memakannya bersamamu".

"Tapi aku tidak lapar", ucap Yuna, meski sebetulnya perutnya ini sedikit meronta-ronta.

"Ambilah dan temani aku makan. Karena aku akan menyetir, kau suapi aku ya", ucap Jungkook dengan mengedipkan matanya.

Yuna tersenyum, senyumannya kini terlihat sedikit lebar.

Girl With A Bright SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang