24

6.7K 604 49
                                    

Tandai jika typo.
Vote n komen yaa^3
Happy Reading (✿^‿^).





"Mommy..."







Suara rendah itu membuat Taeyong tak bisa lagi membendung air matanya. Mata yang sayu itu seakan mengisyaratkan kerinduan yang besar diantara keduanya. Taeyong berdiri menghampiri si bungsu.

Jeno melihat air mata yang terjatuh dengan perlahan dari mata indah ibunya. Dirinya berusaha menahan keras agar tidak menangis. Apakah ini yang dimaksud oleh hatinya?

Ketika Taeyong sudah sampai dihadapan Jeno, Taeyong mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi si bungsu dengan tangan yang bergetar. "Jeno, itu kau nak?" Tanya Taeyong dengan suara yang lirih.

Saling menatap satu sama lain,  Jeno menundukkan kepalanya, "Ini aku, Mommy. Jeno," Jawab Jeno dengan nada suara yang rendah, seperti menahan tangisan. Taeyong tahu, jika Jeno sedang menahan tangisnya. Hati Taeyong sakit mendengar itu. Seperti ada pisau yang menusuk relung hati nya. Mengingat masa lalu yang juga merupakan kesalahan dari keegoisan keduanya.



"Can i hug you, Mom?"

"Sure."

Jeno langsung saja memeluk tubuh yang dipanggil ibu olehnya. Melepaskan rindu yang tertahan setelah sekian lama. Lalu Taeyong membalas pelukan yang Jeno berikan. Jeno memeluk Taeyong sedikit erat takut akan melukai seseorang yang selama selalu ada dipusat pikirannya. Seakan tak ingin lagi melepaskan sosok itu. Jeno menitikkan air matanya, tidak bisa lagi menahan perasaan yang tiba-tiba saja membuncah pada dirinya.

Rengkuhan itu yang selalu Jeno rindukan. Terakhir kali ia mendapatkannya adalah saat perpisahan dengan sang ibu. Siapa sangka ia akan mendapatkan kembali rengkuhan dari tubuh itu.

Johnten dan Haechan yang melihat itu, ralat bukan hanya mereka tetapi beberapa pengunjung dan para pekerja di toko tersebut terharu sekaligus penasaran dengan kejadian tersebut.

Melepaskan pelukan dengan deraian air mata. Siapa yang tidak ikut menangis melihat kedua orang yang telah lama berpisah kini bisa bertemu tanpa diketuai oleh keduanya. Apakah ini kejutan yang dimaksud keluarga Seo?

Taeyong menatap putra bungsunya yang sekarang sudah melebihi tingginya, membuat dirinya kembali bersedih, seharusnya dia yang merawat Jeno dari awal masuk sekolah hingga tumbuh menjadi pria dewasa seperti sekarang, tapi Taeyong harus mengubur keinginan itu pada kalanya.







Naeun merawat Jeno dengan baik. Pikir Taeyong.






"Mommy.. aku sangat merindukanmu." Kembali dengan suara rendah itu.

"Ya, Mommy juga merindukanmu sayang. Maafkan Mommy.." Taeyong tak mampu melanjutkan kata-katanya, lidahnya kelu seperti tak bisa mengucapkan sepatah kata lagi.

"Apa yang Mommy katakan? Tidak ada yang salah disini." Ucap Jeno.


Ya...





Memang tidak ada yang salah..






Hanya saja..





Keadaan yang memaksa mereka untuk..








Menuruti ego...













"Sampai kapan kalian akan terus berdiam diri seperti itu? Cepatlah duduk disini," Ujar Ten dengan senyum harunya. Merasa berhasil dengan rencana keluarga kecilnya

Taeyong menghapus jejak air mata pada pipinya kemudian menarik kedua sudut bibirnya untuk membuat lengkung senyuman. "Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada kalian. Karena sudah mempertemukan ku dengan anakku. Kau benar Ten, hari ini akan menjadi hari bahagia untukku." Ucap Taeyong seraya menggenggam erat tangan anaknya, Jeno.

Mommy [Jung Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang