Tujuh

8.8K 725 26
                                    

Votmen Juseyooooo (✿^‿^).

Taeyong dan Mark kini sedang menyantap makanan yang tadi baru saja di pesan oleh Taeyong. Karena Taeyong belum membeli bahan-bahan memasak ia memesan lewat ponselnya. Taeyong menatap Mark yang lahap sekali makannya sampai membuat pipinya menggembung. Ia tersenyum gemas jadi ingin mencubit pipi Mark!

Mark yang merasakan seseorang tengah menatapnya itu menatap balik orang tersebut. "Mommy?"

"Heum?" Tanya Taeyong dengan mengangkat kedua alisnya.

Mark menelan makanan yang ada didalam mulutnya terlebih dahulu. "Apa ada yang salah dengan wajah Mark, Mom? sedari tadi Mommy memperhatikan Mark." Tanya Mark dengan mata bulat yang berbinar membuat Taeyong semakin Gemas saja melihatnya.

Taeyong terkekeh. "Tidak Mark, Mommy hanya gemas dengan wajahmu. Kenapa lucu sekali? Mommy jadi ingin mencubitnya!!"

"Mark Tampan ya kan Mom?" Percaya diri Mark.

"Iya! Anak-anak Mommy semuanya tampan dan menggemaskan! sekarang habiskan makannya. Nanti simpan piring kotornya di wastafel oke? biar nanti Mommy mencucinya."

"Baik Mommy! setelah makan kita akan menghubungi Jeno kan Mom?!" Seru Mark.

"Iya sayang." Balas Taeyong seraya tersenyum lembut.

Mereka pun melanjutkan menyantap makanannya. Beberapa saat setelah selesai Mark menaruh piring kotor miliknya dan Taeyong menuju wastafel. Tak lupa ia juga mencuci tangannya.

"Terimakasih anak Mommy!" Mark mengangguk sembari tersenyum manis.

Mark pergi menuju Ruang tengah dan duduk di sofa seraya menunggu Taeyong yang sedang mencuci piring-piring kotor tadi. Beberapa menit kemudian Taeyong menghampiri Mark dengan ponselnya.

Taeyong kemudian duduk disamping Mark lalu mulai mengaktifkan ponsel. Setelahnya dilanjut dengan menghubungi nomor Jaehyun.

Mark sedari tadi tak melunturkan senyumannya. Ia menatap ponsel yang berada di genggaman Taeyong dengan berbinar. Tak sabar untuk menghubungi Jeno, adiknya.

Telponnya diangkat.

"Halo."

"Ya? dengan siapa?"

Taeyong bisa mendengar suara milik perempuan. Ah, pasti Naeun pikirnya.

"Aku Taeyong,"

Terdengar suara decakan dari lawan bicaranya.

"Untuk apa kau menghubungi Jaehyun?" Ketus Naeun dari sebrang telponnya.

"Aku dan Mark merindukan Jeno apa Jeno ada bersama kalian?" Tanya Taeyong dengan lembut.

"Dia baru saja tertidur, akhir-akhir ini dia sangat rewel. Dia selalu saja menyebut namamu membuat telinga ku ingin pecah rasanya. Kuharap Jeno cepat-cepat bisa melupakan mu Lee Taeyong." Naeun tertawa sarkas.

Mark mendengar itu semua menggeram marah. "Tante Naeun-ssi! aku camkan hubungan kau dan Daddy ku tidak akan pernah bahagia, enyahlah kalian!" Mark berbicara lantang.

"Ya!! Kau pikir kau itu siapa, Bocah?!" Ucap Naeun keras.

"Sudahlah aku lelah mendengar omong kosong kalian!"

"T-tunggu—"

Pip

Ucapan Taeyong terpotong kala Naeun sengaja mematikan teleponnya secara sepihak. Taeyong menatap Mark yang terlihat marah.

"Mark, kenapa berbicara seperti itu sayang?" Tanya Taeyong seraya menatap Mark dengan teduh.

Mark menatap balik Taeyong dengan mata tajamnya. "Aku tidak suka ketika ada seseorang yang mengejek orang yang kusayang Mom." Mark berucap datar.

"Iya Mommy tau sayang, Tapi apa Mommy pernah mengajari mu berbicara seperti itu hm?" Taeyong mengusap surai Mark dengan lembut.

Mark menggelengkan kepalanya. "Mommy tidak pernah mengajari Mark begitu," Tatapan Mark berubah menjadi sedih. Taeyong segera menarik Mark kedalam pelukannya. Mark segera menumpahkan air matanya Dipelukan sang ibu.

"Mark membuat Mommy juga sedih sayang." Taeyong mengusap punggung Mark.

"Hiks! Apa daddy sudah tidak sayang.. hiks.. kepada kita Mom? Hiks.."

"Ssstt.. Daddy masih sayang kepada kita. Sudah-sudah menangisnya wajah Mark terlihat jelek jika menangis." Ucap Taeyong diakhiri dengan sedikit terkekeh.

Mark melepaskan pelukannya lalu menatap Taeyong merengek. "Mommy!!"

Taeyong tertawa. "Maaf-maaf! Sudah ya menangisnya. Jagoan-jagoan Mommy kan tidak pernah cengeng! hm?" Mark mengangguk lalu memeluk Taeyong lagi.

"Tapi Mom, Mark sangat merindukan Jeno."

"Iya, Mommy juga. Nanti kita hubungi Jeno lagi ya? Mommy harap nanti bisa tersambung langsung dengan Jeno."

"Iya Mommy. Mark sayang Mommy dan Jeno."

"Mommy dan Jeno juga menyayangi Mark hyung~!"

Mereka akhirnya tertawa melupakan kesedihannya sejenak.

Sedangkan ditempat lain kini seorang wanita membawa nampan berisi makanan. Ia membuka pintu kamar anak laki-laki dengan senyuman yang mengembang. Namun senyuman itu terdapat sesuatu yang akan direncanakan nya sekarang.

"Apa aku boleh masuk, Jeno-ya?" Ucap Naeun dengan lembut. Namun dihiraukan oleh sang empu membuat ia sedikit kesal namun masih mempertahankan senyumannya.

Naeun masuk tanpa seizin dari pemilik kamar tersebut. Ia berjalan menuju Jeno yang kini sedang duduk dan termenung sedih. Naeun menaruh nampan tersebut di atas nakas dekat ranjang milik Jeno dan Mark dahulu.

"Kenapa sedih? Apa Jeno merindukan Mommy mu dan Hyung mu?" Tanya Naeun dengan mengusap surai hitam Jeno. jeno mengangguk sebagai jawabannya.

"Bagaimana jika kita menghubungi mereka?" Jeno segera menatap Naeun dengan berbinar.

"Menghubungi Mommy yongie dan Malk hyung?" Tanya Jeno dengan senang sembari tersenyum.

Naeun mengangguk. "Iya sayang, Tapi jangan beritahu Daddy jaehyun ya nanti dia akan marah." Jeno mengangguk dengan semangat.

"Tapi Jeno harus makan terlebih dahulu, daritadi Jeno belum memakan apapun."

Jeno menggeleng ribut. "Tidak!! Jeno mau menghubungi mommy yongie dan Malk hyung Tante!"

Naeun menghembuskan nafasnya. "Iya kita akan menghubungi mereka. Tapi janji ya sesudah menghubungi mereka Jeno akan memakan makanannya oke?"

"Iya Jeno janji Tante!"

Naeun segera menghubunginya. Ia tidak menelpon nomor milik Taeyong, Namun milik orang lain. Mereka menunggu sampai satu menit lamanya namun tidak terangkat oleh siapapun. Naeun pun pura-pura berusaha untuk menelpon terus.

"Yahh, Mommy Jeno tidak mengangkat telponnya." Ucap Naeun dengan berpura-pura sedih.

Jeno menurunkan senyumannya lalu kembali bersedih. "Kenapa tidak diangkat Tante?"

Naeun mengangkat bahu sekilas. "Mungkin Mommy Jeno sedang sibuk bersama Hyung mu."

Jeno menundukkan kepalanya ia terisak dengan segera Naeun memeluk Jeno dan mengusap punggung kecil jeno yang bergetar karena menangis.

"Kapan-kapan kita hubungi mereka ya?" Jeno mengangguk.

Naeun tersenyum senang. Kini bocah yang ada diperlukannya perlahan menerimanya. Ia hanya perlu pelan-pelan untuk mencuci otak polos anak Jaehyun agar membenci Taeyong. Maka setelah itu tidak akan ada penghalang baginya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

TBC
Hope you like guys!
Maaf kalo ada typo

Mommy [Jung Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang