31

9.2K 551 35
                                    

Tandai jika typo.
Vote n komen ya^3
Happy Reading (ღ˘⌣˘).

Setelah kejadian tadi pagi, Taeyong kini melamun memikirkan ucapan wanita itu. Bagaimana bisa wanita itu akan membahayakan anak-anaknya.

Taeyong bisa saja tidak percaya akan perkataan Naeun namun dari cara dan raut wajah wanita itu membuat Taeyong seketika gentar. Taeyong tidak takut akan ancaman Naeun pada dirinya, yang ia takutkan Naeun benar-benar menepati ucapannya akan menyakiti dua buah hatinya.

Tatapan kosong tapi kepala dipenuhi oleh suara-suara yang berisik.

Tak luput dari perhatian Jungwoo, selaku pekerja disana. Jungwoo merasa jika bosnya itu kini sedang mempunyai suatu masalah. Baru saja kemarin atasannya itu terlihat sangat bahagia karena sudah bertemu dengan anak bungsunya yang telah lama berpisah. Tapi sekarang keadaannya berbeda.

Raut wajah yang terlihat murung dan tidak bersemangat, Jungwoo berinisiatif untuk mengajak bicara Taeyong.

"Hyung, biarkan aku melakukannya."

Taeyong kembali mengambil kesadarannya lalu menatap pria manis disampingnya yang memakai sebuah apron.

"Tak apa, apakah kau sudah menaruh cookies itu pada oven?" Tanya Taeyong, dirinya memang sudah stand by di toko dan kini Taeyong sedang membuat segelas kopi pada sebuah alat teknologi canggih didepannya. Hari ini, toko dibuka agak sedikit terlambat dari hari biasanya.

"Aku dan Renjun sudah menaruhnya disana, dan Renjun sibuk melayani. Maaf jika aku terkesan mencampuri urusan mu, Hyung.." Taeyong menatap Jungwoo, tidak mengerti apa yang diucapkan oleh pria manis itu. Dia membiarkan Jungwoo meneruskan ucapannya.

"..Apakah Hyung sedang mempunyai suatu masalah? Hari ini kau terlihat tidak baik."

Taeyong tersenyum, ternyata itu. "Tidak, aku tidak memiliki suatu masalah Jungwoo-ya." Bohong Taeyong. Dirinya hanya tidak ingin menambah pikiran orang lain karena dia menceritakan masalahnya. Terkadang baginya, tidak perlu untuk berbicara atau bercerita kepada siapapun. Cukup pada dirinya sendiri dan mengatasi masalah itu sendiri. Jika itu memang yang harus dia lakukan.

"Tidak masalah jika Hyung ingin menceritakannya, aku sama sekali tidak keberatan dan mungkin saja aku bisa membantu mu."

"Sebelumnya aku berterima kasih padamu Jungwoo-ya karena sudah ingin membantu ku, tapi aku baik-baik saja. Sungguh."

Jungwoo menatap senyum manis dari Taeyong, senyuman itu memiliki banyak makna, diantaranya memang benar baik-baik saja atau sebaliknya. Mulut mungkin bisa membohongi tapi tidak dengan hati.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa." Ucap Jungwoo pada akhirnya. Ya, dirinya memang tidak akan memaksakan Taeyong untuk bercerita.

Bagaimanapun juga seseorang membutuhkan waktu untuk mereka sendiri. Mencari solusi dari masalah dengan kepala dingin. Taeyong tidak menyalahkan siapapun untuk keadaan sekarang. Wajar memang jika Naeun merasa kesal dan marah karenanya.

Sedangkan status Jaehyun dan Naeun masih dalam hubungan suami dan istri. Taeyong terlihat sedikit egois hingga melupakan fakta itu. Perasaan cinta yang masih tertanam besar dalam hatinya mampu membuat dirinya tidak berpikir kesana.

Dan Minhyung, dirinya mengucapkan maaf pada anak sulungnya. Taeyong memang tidak bisa menyangkal jika Minhyung masih belum bisa menerima sang ayah kembali dalam bentuk apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mommy [Jung Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang