Sepuluh

7.7K 569 35
                                    

Tandai jika Typo!

Happy Reading (✿^‿^).

"Haechan, menemukannya dikamar Bunda dan Ayah Haechan?"

Haechan mengangguk dengan polosnya. Mark melihat tulisan pada bungkus itu dengan nama 'Durex'. Apa itu?

"Apa ini sudah tidak dipakai lagi?"

"Echan ndak tau Kak Milk. Soalnya itu dali bawah meja kelja Ayah di kamal."

"Bagaimana jika ini masih dipakai?" Tanya Mark, Namun Haechan menggeleng. "Sepeltinya tidak kak Milk."

"Oh yasudah. Kakak juga tidak tau apa itu. Ayo kita buka saja."

Haechan mengangguk dengan antusias. "Ayo!" 

Mark mulai membuka bungkus itu dengan satu sobekan. Dan... didalamnya terdapat seperti sebuah balon?

"Ah!! Apakah itu balon Kak Milk?!" Tanya Haechan dengan berbinar karena benda itu terlihat terbuat dari karet yang sama bahannya dengan balon namun lebih elastis dan juga berwarna sedikit transparan lalu berbentuk lonjong dan di ujungnya terdapat seperti benjolan kecil.

"Sepertinya iya." Mark melihat dengan detail benda itu.

"Apa Haechan hanya menemukan satu?" Tanya Mark.

Haechan menatap Mark dengan mata bulatnya. "Emm.. kalo tidak salah Echan menemukan dua, sebentar Echan akan cali disana." Haechan menunjuk laci yang sebelumnya terdapat benda itu.

Mark mengangguk lalu Haechan beranjak. Mark berpikir apakah ia akan membantu Haechan hanya untuk membuat sebuah balon saja?

"Kak Milk! Echan menemukannya lagi!" Haechan sedikit berlari menghampiri Mark. Mark melihat sebuah benda yang sama seperti sebelumnya dengan warna biru.

"Apa Haechan tidak ingin membuat sesuatu yang lain lagi?" Tanya Mark.

"Echan tidak tau kak Milk. Apa Ayah akan suka dengan hadiah Echan atau tidak."

"Ayah Haechan pasti akan menyukainya."

"Walau hanya sebuah balon?"

"Iya,"

Haechan tersenyum lebar membuat matanya menyipit. "Ayo! Kita buat balon kak Milk!"

Mark membuka bungkus yang satunya lagi lalu melihat sebuah balon yang sama, pikirnya. Ia memberikan satu untuk Haechan dan satu untuk dirinya tiup.

Haechan mulai meniup balon itu dengan sekuat tenaga Namun hanya baru membesar sedikit. Sedangkan Mark juga sama. Hanya terlihat seperti balon panjang kecil. Mark berpikir kenapa sangat susah sekali? biasanya balon pada umumnya sangat mudah untuk ditiup dan cepat membesar. Kenapa ini tidak? balon merk apa ini?

Begitu banyak pertanyaan yang hinggap di otaknya.

"Kak Milk, kenapa susah sekali sih!" Haechan menggerutu kesal. Pasalnya ia sudah meniup dengan sekuat tenaga dan hanya balon panjang kecil yang dihasilkan.

"Iya, kenapa susah sekali. Ini balon merk apa? atau mungkin hanya bisa dengan seukuran begini, Haechanie?"

Haechan mengangkat bahunya sekilas. "Mungkin saja Kak Milk."

"Ohya, Kak Milk ini bentuknya sepelti susu sapi ya?!" Haechan bertanya dengan nada antusias.

Jika dilihat-lihat iya juga ya pikir Mark.

"Kalo begitu sudah begini saja. Apa Haechan ingin menghiasnya juga?" Tanya Mark. Karena balon itu terlihat seperti polos saja. Jika diberi hiasan atau gambaran sedikit mungkin akan bagus.

"Echan punya spidol walna-walni. Echan akan ambil." Haechan berlari lagi menuju lemari rak yang agak tinggi.

Haechan mengulurkan tangan kecilnya keatas mencoba mengambil sebuah loket yang didalamnya terdapat spidol. Ia berjingkit untuk mengambilnya namun tetap tidak bisa.

"Kak Milk! tolong bantu Echan!"

Mark menoleh ke arah Haechan ia terkekeh melihat tubuh kecil itu yang sedang berusaha meraih loket spidol. Ia segera berdiri dari duduknya di atas karpet beludru. Menghampiri Haechan lalu mengambil barang tersebut.

"Ugh! tinggi sekali!" Haechan mengerucutkan bibirnya.

Mark terkekeh. "Kau masih kecil Haechan." Mark mengusak rambut Haechan membuat sang empu memandangnya kesal.

"Kak Milk! nanti belantakan!" Haechan melepaskan tangan Mark dari kepalanya.

"Haha, Maaf. Lucu sekali Haechan ku."

Haechan tidak memperdulikan itu. Ia lalu duduk kembali di susuli oleh Mark. Kini mereka sedang menghias balon itu sampai lupa waktu saking senangnya.

TBC

Gak tau ngetik apaan🙂
Ayo di vote ya sahabat

Mommy [Jung Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang