Namjoon menarik napas panjang, sambil berdoa dalam hati. Tolong jangan sekarang ... tolong jangan sekarang, ku mohon jangan sekarang, katanya berulang-ulang, memohon kepada Tuhan.
Perlahan, ia membuka mata, berharap bisa melihat lagi. Namun, pandangannya memburam, membuatnya mengerjapkan mata berulang-ulang. Detik-detik berlalu, dan sedikit demi sedikit akhirnya pandangannya jelas kembali. Namjoon bernapas lega, merasa syukur kepada Tuhan karena ia kembali bisa melihat.
“Namjoon-ah, ini ponsel-mu,” Seokjin bicara lagi setelah Namjoon membuka mata.
Namjoon langsung bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa pada dirinya. “Terimakasih, Hyung,” katanya sembari mengambil ponsel dari tangan Seokjin. Terimakasih, Tuhan. Terimakasih karena masih memberikanku kesempatan melihat lagi, sambungnya dengan bibir mengulum senyum kecil.
“Gwaenchana?” Seokjin kembali bertanya untuk memastikan.
"Iya, jangan khawatir, Jin Hyung,” jawab Namjoon, begitu meyakinkan.
“Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu, kan?” Namjoon terkejut dengan pertanyaan Seokjin yang tiba-tiba. Ia menelan ludahnya, berusaha untuk tidak menunjukkan kecemasannya.
“Hyung, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?” Namjoon mencoba untuk mengalihkan perhatian Seokjin.
“Kau bertanya seolah aku sedang—”
“Sakit,” Seokjin memotong kalimat Namjoon, menatapnya dengan curiga dan mata yang tajam.
Namjoon mengangguk. “Ya, aku memang sakit dan sedih menghadapi sikapmu yang dingin kepadaku. Aku … seperti sedang dikucilkan,” katanya, tidak sepenuhnya bohong untuk jawaban kali ini.
Seokjin diam, merasa tidak tega dan merasa bersalah dengan jawaban leader.
“Ya sudah, aku ke toilet dulu,” Namjoon pergi lebih dulu, meninggalkan Seokjin yang termenung sedih, memikirkan ucapannya.
“Aku kesal, tapi tetap saja tidak bisa marah. Anak itu, apa dia menyembunyikan sesuatu?” ucapnya, lalu pergi ke toilet setelah itu.
Namjoon membasuh wajahnya dan mengeringkan bagian mata dengan hati-hati sambil melihat pantulan wajahnya dari cermin.
“Untung saja aku bisa kembali melihat. Tadi itu … benar-benar menakutkan walaupun hanya sebentar. Aku tidak bisa melihat apa pun, dan kalau sampai hal itu terjadi, apa aku sanggup menjalani hidupku yang gelap?" ia menghela napas dalam-dalam dan berusaha untuk menenangkan diri. Namun, air mata jatuh begitu saja bersamaan dengan pintu yang dibuka dari luar dan Seokjin masuk ke dalam.
“Jin Hyung,” gumamnya, lalu buru-buru menghapus air matanya.
Seokjin berdiri di samping Namjoon karena ia juga mau mencuci wajahnya. Sementara itu, Namjoon yang sudah selesai mengeringkan wajahnya memilih pergi lebih dulu dan menunggu di luar. Ia sengaja menunggu di luar untuk mengajak Seokjin kembali ke ruang latihan bersama.
Saat Seokjin keluar dari toilet, Namjoon langsung menghampiri sambil berkata, “Jin Hyung, bisa bicara sebentar?” Ia berdiri di depan member tertua itu dengan bibit tersenyum kecil.
“Apa yang mau kau bicarakan? Kalau masalah konsep atau koreografi bisa dibahas nanti bersama yang lain juga,” tanya Seokjin.
Namjoon menggeleng. “Bukan masalah itu, Hyung. Aku hanya ingin minta maaf karena sudah membuatmu celaka. Aku belum tenang kalau belum memaafkanku,” jelas Namjoon.
“Sudahlah, tidak perlu dibahas! Aku malas,” Seokjin melangkah pergi, tetapi Namjoon langsung bicara.
“Aku minta maaf, Hyung. Aku benar-benar tidak sengaja dan sama sekali tidak bermaksud membuatmu celaka. Maafkan tanganku yang sudah membuatmu sampai jatuh, aku benar-benar tidak sengaja,” ia berusaha menjelaskan agar Seokjin bisa memaafkannya.
Seokjin hanya diam saja saat Namjoon kembali mendekatinya.
“Kau bisa membalas kalau mau. Kau bisa pukul tanganku, Hyung.” Namjoon mengulurkan kedua tangan di depan Seokjin. “Kalau kau mau buat kakiku cidera juga aku akan menerimanya, tapi tolong maafkan aku, Hyung. Aku … minta maaf sebagai adik, bukan leader Bangtan.” Ia menatap Seokjin, berharap mendapatkan maaf.
Seokjin mendengus disertai senyum getir. “Semua berawal dari tidak sengaja dan berakhir mencelakai. Aku hanya mengkhawatirkanmu saat itu, tapi kau malah membuatku jatuh! Rasanya aku menyesal mengkhawatirkanmu malam itu. Seandainya saja aku menuruti kata Jungkook untuk tidak menunggumu, pasti aku masih baik-baik saja.
“Kau minta maaf sebagai adik, maka aku menjawab sebagai kakak. Namjoon-ah, kau itu sangat menyebalkan, tidak tahu diuntung karena diperhatikan, dan kau itu sudah berubah. Tidak lagi seperti Namjoon yang ku kenal. Kau yang sekarang penuh ambisi dan tidak memikirkan orang lain, entah apa tujuanmu bertindak semaumu, tapi yang pasti tidak ada yang suka dengan sikapmu itu, termasuk aku!” Seokjin bicara tegas dan dingin.
“Aku tidak akan memukul tangan atau membuat kaki mu cedera karena aku seorang kakak yang menyayangi adiknya, tapi maaf karena aku masih belum bisa memaafkanmu. Entah apa yang kau sembunyikan, tapi apa yang kau lakukan itu membuatku dan yang lain muak.” tambahnya, lalu pergi lebih dulu.
Namjoon menatap Seokjin yang semakin jauh dari pandangnya dengan raut sedih dan mata berkaca-kaca.
“Karena aku akan buta, Hyung. Aku tidak akan bisa melihat kalian lagi nanti. Bahkan … mungkin aku juga akan mati karena penyakitku. Maaf sudah membuat kalian muak, tapi aku bertindak seperti ini agar bisa merasakan konser bersama kalian dalam formasi lengkap.
"Aku harap kalian bisa mengerti setelah kalian tahu alasanku bersikap seperti itu pada kalian nanti. Aku tidak mau menjadi beban dan membuat kalian khawatir. Selain itu, aku takut kalian akan membatalkan konser kalau tahu aku sakit parah,” ucapnya lirih, lalu pergi menyusul Seokjin ke ruang latihan untuk bergabung dengan yang lain.
BERSAMBUNG
Bagaimana guys? Apa kalian sudah melihat perbedaan antara i'm okay yang dulu dengan sekarang yang sudah di revisi?
Aku cuma mau bilang kalau cerita ini di revisi untuk terbit ulang dan nggak semua di up di wattpad.
Untuk cover nanti pakai jasa ilustrasi, sedangkan mini konser juga akan d buatkan ilustrasinya juga untuk di lembar halaman dalam. Jadi ada bedanya dengan yang sebelumnya.
Aku juga nggak sabar mau peluk im okay yang baru ini. Yang mau pantau ig ku terus aja, mungkin notif muncul di bulan maret pas bulan puasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay. (Kim Namjoon) ✔
Fiksi PenggemarDi balik senyumku, aku menyembunyikan rasa sakit yang tak terucapkan. (Kim Namjoon) Idol life, drama idol.
