chapter 8

30 33 8
                                    

Dua Minggu berlalu hari ini aku libur menyibukkan diri si dapur membantu ibu dirumah memasak kue aku pun heran tumben ibu hari ini memasak kue entah memang sedang rindu bikin kue atau kenapa aku pun tidak tau

"Bu kenapa tumben bikin kue kayak gini nggak biasa nya ibu bikin kue sebanyak ini apa ada yang akan datang ?"ujarku

Ibu hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang aku lontarkan padanya padahal menurut ku tidak ada yang aneh dari pertanyaan ku

"Bu ayo jawab dulu ?"ujarku memaksa ibu menjawab nya sambil menggoyang kan tangan ibu yang sedang mengaduk adonan tepung

"Apa kamu nggak ingat ibu bilang apa waktu itu ?"ujar ibu malah bertanya balik pada ku

"Ingat apa bu ?"ujar ku heran dengan pertanyaan ibu pada ku

Aku mencoba untuk mengingat ingat sampai aku bisa selupa ini tidak ingat.

"Heleh beneran lupa atau pura pura lupa sih kak"ujar Anna ikut nimbrung di dapur seperti sudah tau

"Tau nih kayak nya sih kak selvi pura pura lupa biar nanti nggak cemas"ujar Dania datang menambahi

"Ayo duduk dulu biar ibu cerita kan biar kamu ingat lagi "ujar ibu membawa ku yang masih berusaha mengingat

Ibu menceritakan kalau seminggu yang lalu dia menceritakan nya pada ku lewat telpon bahkan ibu bilang kalau aku menjawab iya dan iya jadi ibu pikir aku setuju dengan omongan ibu.

"Oh iya aku baru ingat Bu saat itu aku sangat sibuk "ucap ku teringat saat ibu menelpon waktu itu

"Pantesan waktu ibu telpon kamu cuma bilang iya iya aja eh tau tau nya nggak nyambung saat ibu ngomong"ujar ibu berceloteh pada ku

"Jadi siapa yang orang yang datang ingin melamarku Bu"ujar ku pada ibu penasaran

"Seseorang yang kamu kenal dan yang paling penting keputusan ada dikamu nak"ujar ibu sambil mengeluarkan punggung tangan ku

Akhirnya ibu kembali kedapur menyiapkan segala sesuatu nya dan aku masih termenung memikirkan penasaran siapa orang yang berani ingin meminang ku dan ibu bilang aku kenal sama orang nya.

"Sudah lah kak nanti kakak juga akan tau dan menurut kakak pasti menerima lamaran pria itu dan mendingan kakak ikut bantuin biar cepat selesai"ujar Dania membuyarkan lamunanku

"Kamu sekongkol yang sama ibu, ayah,dan Anna ya sampe nggak mau kasih tau orang nya "ujarku pada mereka curiga

Ayah yang baru pulang dari mesjid habis mengikuti pengajian pagi subuh.

"Kok ayah dibawa bawa sih "ujar ayah duduk di kursi dapur tertawa seolah olah tidak tau menahu

"Ih kok pada nyebelin sih nggak mau kasih tau"ujar ku kesal

"Rahasia"ujar mereka kompak menertawakan ku

"Maka nya kak kalau ibu ngomong itu didengarin baik baik bukan malah iya iya aja"ujar Dania makin memojokkan aku

"Sudah sudah jangan bertengkar lagi" ujar ayah menengahi

Waktu berlalu setelah Zuhur tamu yang misterius itu akan datang membuat sedikit was was penasaran siapa orang nya.aku duduk didepan jendela kamar ku menatap keluar menanti melihat siapa orang nya.

"Andai saja yang datang itu dia tapi aku tidak begitu yakin"batinku

Lama aku menunggu orang yang ditunggu tak kunjung datang aku pun beranjak dari depan jendela kamar saat aku berbalik badan terdengar sebuah mobil yang masuk ke pekarangan rumah ku.

Aku perhatikan baik baik siapa orangnya diturun dengan gagah nya dan wanita itu lagi.apakah dia ingin melamarkan aku untuk menjadi istri kedua nya ? Tidak mungkin ? Batinku

Aku belum berani untuk keluar dari kamar karena aku tidak siap dengan kenyataan yang nanti dia katakan.aku berpindah duduk didepan meja rias menatap diriku dari pantulan cermin terus bertanya pada diri ku.apa aku tidak pantas menjadi yang satu satunya? pertanyaan itu terus terlintas di benakku

"Kak ayo tamu udah datang "ujar Dania memanggil ku untuk keluar

"Iya kamu tunggu diluar sebentar ya "ujarku

Sebelum keluar aku menenangkan hatiku dulu semoga apa yang pikir tentang dia salah.

"Assalamualaikum"ujar nya mengucapkan salam memasuki rumah ku

"Waalaikumsalam"ujar kami yang berada didalam rumah

"Silahkan duduk pak, buk,nak "ujar ayah mempersila kan mereka duduk

"Terima pak",ujarnya mewakili

Aku dan Dania sibuk menyiapkan kue didapur sebagai cemilan untuk tamu apalagi dia jauh pasti nya akan lapar.

"Dan kenapa kamu nggak bilang kalau yang datang itu mas Ammar "ujarku bertanya pada Dania yang menyembunyikan sejak tadi pagi

"Ya sorry kan kakak sih terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga lupa mau nyari jodoh eh kebetulan ada pangeran ganteng datang menemui ayah dan ibu ingin melamar kakak tanpa sepengetahuan kakak"ujar nya malah meledek aku

"Kamu ya bisa bisa nya ngomong gitu kakak sibuk kan karena pengen ngebahagian in kalian"ujar ku kesal

"Iya deh kakak cantik dan paling baik makasih ya,tapi udah dulu ya ngobrol nya nanti kelamaan nunggu tuh calon imam nya"ujar Dania meninggalkan ku yang suka sekali menggoda ku dengan mulut manis nya tapi aku suka

"Awas ya dan kakak akan tagih cerita kamu lagi"ujar ku mengikuti Dania

Diruang tamu semua kumpul

"Silahkan diminum dulu pak,Bu,mas,kak"ujar ku menawarkan disambut dengan senyuman oleh mereka

"Kamu cantik sekali "ujar ibu memujiku sedangkan aku hanya menjawab dengan senyuman tanpa terimakasih

Dia dan orang tua nya langsung mengutarakan niatnya datang kerumah ku

"Maaf sebelumnya pak,buk,selvi kalau kedatangan saya mendadak dan mungkim buat Selvi ini terlalu cepat tapi kedatangan saya bersama orang tua dan Raina ingin melamar Selvi menjadi pendamping saya hingga kesurga nanti "ujar nya didepan orang tua ku

"Kalau bapak dan ibu pasti setuju tergantung Selvi saja karena yang akan menjalankan nya nanti itu Selvi"ujar ayah menoleh kearah ku

"Aku...aku..."ujarku masih ragu dalam menjawab nya

To be continued.........

Dibalik Tawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang