"Luka yang ditorehkan akan sulit untuk dihapus"
Selvi Faizah
Aku masuk kekamar,duduk diatas kasur beberapa saat kemudian aku teringat akan handphone yang kumatikan dari kemaren lusa,karena aku tidak mau ada yang menggangguku untuk beberapa saat.
Aku mengambil handphone yang kuletakkan di atas meja disamping tempat tidurku. Berjalan kearah balkon kamar sambil menyalakannya,tak butuh berapa lama handphone yang baru beberapa saat nyala ternyata begitu banyak panggilan tak terjawab dari mas Ammar dan Raina.
Aku sedikit ragu untuk menelponnya kembali,tapi aku juga tidak ingin mas Ammar dan Raina jadi khawatir denganku.Dan akhirnya aku memutuskan untuk hanya mengirimkan pesan pada Raina kalau aku baik baik saja,setelah itu aku menelpon mas Ammar.
Tak butuh waktu lama menunggu teleponku diangkat.
"Assalamu'alaikum Vi,apa keadaanmu baik baik saja? "ujar mas Ammar lebih dulu mengucapkan salam padaku dan langsung memberiku pertanyaan tanpa memberiku kesempatan untuk menjawab salam nya
Aku terdiam sejenak setelah mendengar suaranya.
"Apa aku membuatnya begitu khawatir padaku,sampai sampai dia sangat cepat mengangkat telepon dari ku"
"Vi..Vi..apa kamu disana?kenapa kamu diam?"ujar Mas Ammar memanggil manggil ku dari seberang sana
"Wa'alaikumsalam,Ada apa mas? "ujarku terbuyar dari lamunanku
"Vi,apa kamu baik baik saja?" Ujar mas Ammar dengan penuh penekanan dibalik telfon
"Alhamdulillah mas,aku baik-baik saja, bagaimana dengan kabarmu dan bagaimana dengan pekerjaanmu?"ujarku bertanya balik
"Alhamdulillah kalau baik,aku juga baik,Hmmm ngomong ngomong besok kamu ada waktu nggak?"ujar mas Ammar
"Besok aku lagi nggak sibuk,emang ada apa mas?" ujarku bertanya penasaran
"Apa bisa kita ketemu besok, ditempat biasa"ujarnya
Aku berfikir sejenak,apa aku harus menerima tawarannya atau tidak karena masih belum siap jika nantinya mas Ammar bertanya mengenai kejadian disaat aku bersama Raina.
"Hallo...vi..Apa kamu masih disana?"ujar mas Ammar membuyarkan lamunanku lagi
"Ya ya mas,aku masih disini" ujarku dengan cepat
"Kamu kenapa Vi,kalau kamu kurang sehat lebih kamu istirahat, nanti kita atur waktu lain waktu"ujar mas Ammar seperti tidak ingin mengangguku
"Nggak kok mas,aku baik baik saja tinggal atur waktunya saja"ujarku tidak ingin mengecewakan mas Ammar
"Ya sudah mas tutup dulu ya telfonnya, Assalamualaikum" ujar mas Ammar menyudahi pembicaraan
"Ya, wa'alaikumsalam"ujarku pelan
Setelah telfonnya mati aku masih menatap layar kaca handphoneku,masih terbayang tentang kejadian itu.
---•••---
Keesokan harinya sesuai janjiku pada Mas Ammar,aku siap siap karena mas Ammar memberitahuku akan menjemput kerumah.
Tak lama kemudian,kulihat dari kaca jendela kamar ternyata mas Ammar datang menjemputku.
Aku buru buru turun kebawah tidak ingin mas Ammar menungguku terlalu lama.
Aku menghampiri mas Ammar sedang mengobrol dengan ayah dan ibu sedangkan aku duduk disamping ibu.
Tak lama kemudian aku dan mas Ammar pamit.
"Pak,buk saya sama Selvi izin keluar sebentar"ujar mas Ammar minta izin sambil menyalami ayah dan ibu
Aku mengikuti mas Ammar bersalaman dengan ayah dan ibu.
"Hati hati dijalan nak"ujar ayah dan ibu bergantian
Aku dan mas Ammar tersenyum mengiyakan.
---•••---
Kami pergi menaiki mobil yang dibawa mas Ammar.didalam mobil kami hanya berbicara seadanya.
Mungkin mas Ammar tau,jadi dia tak banyak bicara padaku.
Tak butuh waktu lama untuk sampai dikafe tempat aku dan mas Ammar pertama kali bertemu.
Sesampainya didepan kafe.
Turun dari mobil,aku dan mas Ammar masuk kedalam kafe.
seperti biasanya kafe ini
selalu ramai dengan anak muda,sekedar untuk nongkrong bersama teman temannya,
bahkan ada juga yang mengerjakan tugas mereka disini.Seperti biasa setiap kali datang kesini aku dan mas Ammar,selalu mencari tempat di balkon kafe karena lebih sejuk.apalagi disore hari hingga malam hari,suasana dan pemandangan nya lebih bagus membuat orang yang duduk disana makin betah.
Masih kalut dengan pikiran sendiri,
Aku berusaha supaya mas Ammar tak curiga padaku.sudah sepuluh menit berlalu kami duduk tapi belum ada yang memulai berbicara."mas"ujarku
"vi"ujar mas Ammar memanggilku secara bersamaan saat aku memanggilnya"Ya Vi,ada yang ingin kamu sampaikan padaku ?"ujar mas Ammar padaku dengan lembut
"Tidak mas,mas saja yang duluan" ujarku melemparkannya kembali kepada mas Ammar
"Baiklah,apa kamu tidak mau menceritakan sesuatu kepada ku Vi"
Ujarku Ammar"Soal apa mas,aku merasa aku baik-baik saja,kenapa mas bertanya seperti itu padaku"ujarku pada mas Ammar
"Apa mas Ammar tau sesuatu tentang kejadian kemarin,apa mungkin Raina memberitahukannya pada mas Ammar"ujarku dalam hati
"Apa tidak ada yang kamu sembunyikan dariku Vi,aku lihat kamu kurang bersemangat seperti biasanya"ujar mas Ammar berusaha mendapatkan jawaban dariku
"Tidak mas,apa yang harus ku sembunyikan dari kamu mas?aku baik baik saja "ujarku berusaha terlihat baik didepan mas Ammar
"Kenapa kamu harus berbohong padaku Vi,apa kamu tidak mempercayai ku sebagai calon suamimu kelak"ujar Ammar sambil melihat kearah ku menunggu jawaban dari ku
Aku merasa tidak tau apa yang harus ku lakukan, menceritakan atau menyembunyikannya dari mas Ammar,aku masih shock dengan kejadian kemaren.
"Kalau begitu aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya padaku,aku akan menunggu kamu menceritakannya sendiri padaku Vi" ujar mas Ammar berusaha bersikap tenang tanpa emosi padaku
Aku hanya diam mendengar ucapan mas Ammar padaku.
Aku dan mas Ammar melanjutkan makan,karena tadi makanan nya sudah dipesan oleh mas Ammar.
~Bersambung~
Assalamualaikum teman-teman setelah sekian lama aku vakum menulis rasanya sudah satu tahun aku tidak menulis diaplikasi orange ini karena kesibukan ku ....
Semoga bisa kembali aktif menulis disini ...Selamat membaca teman-teman, semoga bisa menemani waktu luang teman-teman semua ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Tawa
RandomBismillah semoga cerita ku bisa menghibur kalian ya teman-teman. Dan sebelum baca follow dulu ya biar nggak ketinggalan update terbaru dari aku Pertemuan ku ditaman itu membuat teringat akan apa yang pernah ia perbuat pada ku dan ibu ku menjadi kan...