Hari ke-50 di tahun kedua Avery tak sadarkan diri, atau sebaiknya aku katakan tertidur saja ya? Habisnya dia benar-benar seperti orang yang sedang tertidur saja.
Hari ini bisa dikatakan tidak seramai kemarin, Ayah dan Bunda sibuk mengurus sesuatu yang entah apa itu, Kak Olio yang sedang mengurus pekerjaannya, Abie masih seorang pelajar jadi wajar jika dia tidak bisa ikut berjaga di pagi hari karena harus masuk sekolah, anak itu baru datang ketika pulang sekolah.
Jadi yang tersisa hanya Naeva. Anak itu duduk di bangku perkuliahan otomatis jadwalnya tidak sepagi Abie, apalagi anak keempat itu sangat jarang mengambil kelas pagi. Alasannya kalau ditanya kenapa nggak ambil jadwal pagi jawabannya pasti selalu sama, "aku bukan orang yang sangat rajin yang harus bangun sepagi itu untuk hadir di dalam kelas"
Kalimat itu yang selalu ia pakai untuk menjawab pertanyaan orang-orang, padahal jawaban aslinya dia ingin menjaga Avery di pagi hari karena tau tidak ada orang lain yang bisa berjaga di waktu itu.
Selama berjaga, Neava kebanyakan terdiam sembari melakukan aktivitas. Entah itu sambil menonton, makan, atau membaca buku. Terkadang jika ia bosan melakukan itu semua, ia juga sering berjaga sambil rebahan dan memainkan ponselnya.
Tapi sekarang yang dia lakukan diam sambil membaca sebuah buku novel bergenre fantasi.
"Hah..." Helaan napas yang keluar dari mulutnya terdengar jelas seisi ruangan yang sunyi itu.
Sepertinya ia sudah bosan membaca dalam diam.
"Kak Avery, kakak tidak bosan apa tiduran terus? Dua tahun dan yang kakak lakukan hanya tidur cantik bagai orang mati seperti itu" katanya dengan raut wajah yang agak sedikit berkerut.
"Apa kakak tidak mau bangun hanya untuk buang air? Atau setidaknya kakak terbangun hanya untuk bernapas setelah itu baru tidur kembali"
"Eh, tapikan kakak sekarang pun juga sedang bernapaskan?"
"Ah..!!! Pokoknya kakak terbangun untuk ngapain gitu. Heran. Segitu nyenyak nya kah tidur kakak sampai buang air kecil, buang air besar, makan, dan mandi saja kakak enggan melakukannya?"
"Tapi tunggu dulu, memangnya orang yang seperti kakak sekarang itu bisa buang air ya? Padahalkan tidak ada asupan yang masuk ke tubuh kakak selain cairan infus itu"
"Kalau kakak terbangun pasti sangat terkejut melihat ada jarum infus yang menempel di tangan kakak"
"Tapi bagaimana kalau kakak justru tidak bangun-bangun karena tau di tangan kakak ada jarum infus? Apa harus ku cabutkan supaya kakak bisa bangun?"
"Jangan, jangan. Kalau ku cabut yang ada malah aku yang kena omelan"
Aku tidak tahu, tapi Naeva saat ini terlihat lucu di mataku. Bicara sendiri seolah ia memiliki teman bicara, padahal di hadapannya hanya seseorang yang sedang terbaring yang jiwanya masih berkeliaran di luar sana dan belum mau untuk kembali ke tubuh aslinya.
Anak itu sering sekali melakukannya, tapi tetap saja lucu di mataku. Ah... Seandainya saja mataku masih bisa berfungsi dengan baik, tentu saja aku akan berkata demikian.
Tgl: 27 Feb 2023
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? Or Just You?
Teen FictionAku yang akan bercerita, tapi ini bukan tentang diri ku. Ya, katakan saja bukan aku sang tokoh utama di dalam kisah ku ini