Sudah seminggu setelah hari ulang tahun Avery, selama itu juga Ayah, Bunda, kak Olio, Naeva, dan Abie hampir tidak pernah meninggalkan kamar inap Avery.
Oh, aku baru ingat! Selama bulan ini katanya mereka semua sengaja tidak ingin banyak melakukan aktivitas diluar dan lebih memilih untuk menghabiskan banyak waktu untuk menjaga Avery. Bahkan Naeva dan Abie sampai mengirim surat izin karena ini.
Tahun lalu juga mereka melakukan hal yang sama seperti sekarang. Yang membedakan hanya atmosfer suasananya. Kalau dulu itu masih diliputi rasa cemas dan khawatir yang berlebihan, sekarang mungkin sedikit lebih tenang.
"Yah, boleh pesan pizza nggak? Cemilan sore" saran Naeva tiba-tiba sambil menunjukkan cengirannya ke Ayah.
Ayah yang sedang asyik memainkan ponselnya tidak terlalu memperhatikan wajah anak perempuannya itu.
"Ganti yang lain, jangan pizza. Kalau makan pizza yang ada malah kau dan Abie tidak makan malam. Hari ini Bunda sudah masak" kata Ayah secara otomatis dan tersirat melarang Naeva untuk memesan pizza untuk cemilan sore.
"Ayam. Boleh ya?" Tawar Naeva.
"Bunda masak ayam untuk makan malam" kata kak Olio menggantikan Ayah untuk menjawab.
"Yang terbuat dari bahan baku tepung boleh dong? Kan tidak ada di menu makan malam sebentar?"
"Tepung termasuk karbohidrat, kalau kau makan pizza yang ada malah makan malam mu ke skip"
Naeva merengut kesal karena keinginannya tidak terpenuhi dan selalu ditolak. Setiap Naeva mengatakan hal yang mungkin bisa membantu agar keinginannya tercapai, kak Olio selalu punya hal yang bisa membuat Naeva susah untuk berargumen lagi.
Bukannya tidak akur, hanya karakter kak Olio dan Naeva sangat tidak cocok. Jadi kelihatan kayak kurang akur ya, padahal tidak seperti itu.
Dan karena Naeva tidak tahu harus berargumen apalagi jadi dia terdiam sambil merengut kesal karena kalah argumen dengan Kak Olio.
Abie dan Bunda yang jadi penonton itu dengan santainya mengupas buah lalu memotongnya menjadi potongan kecil untuk dimakan.
"Kak, daripada sok imut disitu, nih buah. Lebih sehat dan yang paling penting tidak memicu perang dunia disini" kata Abie sambil menyodorkan sepiring buah yang sudah ia potong kepada Naeva.
Masih dengan ekspresi merengut, anak keempat itu mengambilnya dan langsung melahapnya.
"Melihat Naeva yang merengut kesal begitu, Bunda jadi ingat ketika kita berkumpul semua, kalian bertiga, Avery, Naeva, dan tiit__"
Hah? Tunggu. Kenapa tiba-tiba terdengar suara mendengung?
"...bunda jadi rindu kedua kakakmu"
Tunggu, bunda tadi bilang apa? Aku tidak mendengarnya. Suara mendengung tadi menutup suara bunda.
Tadi bunda apa? Bisa bunda ulang kembali?"
"Bunda, Ayah, kak Avery!!" Seru Abie mengejutkan yang membuat semua pasang mata langsung tertuju padanya.
"Avery kenapa, Abie?" Tanya Ayah.
"Tadi ku lihat kakinya sedikit bergoyang ketika bunda menyebut nama kak tiit__"
Suara dengungan itu lagi!!
Abie, tadi kau bilang apa? Coba ulangi lagi, suaramu tidak terdengar.
"Itu!! Coba lihat itu!! Kaki kak Avery bergerak lagi!!" Seru Abie sambil menunjuk kaki Avery.
Semua kesenangan, kak Olio dan Abie langsung berlari keluar mencari dokter. Naeva sebenarnya juga ingin keluar mencari dokter tapi keduluan Kak Olio dan Abie. Bunda dan Ayah langsung mengambil tempat di sebelah kanan dan kiri brangkar Avery, sedangkan Naeva berdiri di samping Bunda.
Ini kabar yang sangat menggembirakan, tapi kenapa kedua kaki ku malah sulit untuk ku gerakan, malah perlahan aku tidak merasakan kaki ku.
Tgl: 04 Mar 2023
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? Or Just You?
Teen FictionAku yang akan bercerita, tapi ini bukan tentang diri ku. Ya, katakan saja bukan aku sang tokoh utama di dalam kisah ku ini